kode

3 0 0
                                    


Mata tania membelalak. Aneh, dia pasti salah dengar. Anta mungkin dia sedang melakukan aksi yang sedang tren akhir akhir ini. Memberi kejutan pada tania dan beberapa detik kemudian dia akan mengejutkan dengan teriakan 'tapi boong'.

''serius ta?''

''iya teh,, anta serius'' jawab anta meyakinkan ''sekarang udah ada gery sebagai pengganti anta'' sambungnya

Tania menggeleng ''mana ada orang pengganti ta''.

Anta tersenyum parau ''sejenis itu lah teh... udah siang takutnya ketinggalan bis, anta pamit dulu teh, salam buat gery. Maaf gak sempet pamitan''

Pagi ini anta memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dengan alasan ia ingin lebih dekat dengan orang tuanya. Dikampung, anta merencanakan untuk mengelola kebun yang dimiliki orang tuanya. Kembali ke profesi awal.

Kepergian anta tak membuat tania terlarut dalam kesedihan. Sosok gery yang humoris membuat suasana menjadi cair. Simple, kalau tania ingin bertemu, dia tinggal ngajak gery ke rumahnya. Toh dia sendiri tau alamat rumah anta. Pikir tania

Dua minggu kemudian

Tania menatap dinding kosong. Pikirannya berkeliaran mencari sesuatu yang baru.

Sesekali tangannya menutup mulut yang menguap menahan kantuk. Tubuhnya menggeliat meregangkan badan yang sejjak tadi duduk mencari inspirasi.

''nasi telor nasi telor''

Teriakan seseorang yang terdengar semakin dekat menghentikan gerakannya. ''geryy... tau aja gue laper''

Tania tersenyum sembari meraup nasi yang gery bawa.

''udah berapa taun ga makan neng'' candaannya membuat tania melotot.

''mmmm enakkk'' kata tania sambil memejamkan matanya setelah suapan pertama memasuki mulutnya yang membuat gery menggelengkan kepala.

Beolah menjadi detektif, gery menelusuri satu persatu lukisan yang ada dihadapannya

Semua lukisan memiliki tanda yang sama

''mmmm,,,, tan,,, semua lukisan lo punya cap yang istimewa ya'' membuat tania menghentikan kunyahannya. Sedetik kemudian ia melanjutkannya

''iniiii'' telunjuknya terhenti disalah satu tanda itu ''ini rumah ya tan,, didepannya ada pohon'' lanjutnya setelah berpikir keras

Tania hanya tersenyum

'' ini artinya..'' lagi lagi gery tampak berpikir

''itu rumah gue waktu kecil. Ketika bokap gue masih hidup dia membelikannya buat gue. dia membelikan itu supaya gue bisaa bebas berekspresi disana.'' Tania menarik napasnya

''itu tempat dimana gue dan nyokap gue mengenal kebahagiaan'' matanya mulai memanas

''setelah bokap gue gaada, gue gak pernah lagi ke tempat itu''

Air matanya nyaris terjatuh ''gue belum percaya bokap gue mati''

Gery menahan napasnya '' boleh gue tau tempat itu?'' tanyanya dengan sangat hati-hati

Tania mendongak ''kalau tidak juga gapapa'' potong gery

''minggu besok'' jawab tania

''beneran tan?''

Tania mengangguk.

ANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang