BUKAN PILIHAN PART 13

19 1 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
Saat ini wilona dan ketiga sahabatnya berada di kantin sedang menikmati makanannya.

"Eh tau gak, ada hot news tai!" ucap dara heboh.

"Gak!" ucap wilona sonya dan nadin kompak.

"Ih, masa kalian gak kepo sih?!" ucap dara lagi.

"Ya gak lah, ngapain juga kita ngomongin berita tentang tai?!" ucap wilona ketus.

"Eh maksud gue tuh tau! Typo dikit gak masalah kalee" ucap dara tak kalah ketus.

"Emangnya lo pikir ngetik di hp apa?! Pake typo segala?!" ucap sonya.

"Ye maaf" ucap dara cemberut.

"Udah deh, emang ada hot news apaan sih?" tanya wilona.

"Abang gue udah jadian!" ucap dara heboh sambil melirik kesalah satu sahabatnya sedangkan yang di lirik sudah menunjukkan wajah cemas, takut, gugup dan juga malu.

"Terus apa hubungannya dengan ama kita?!" ucap wilona.

"Lo gak tau sih jadiannya ama siapa, jadi lo biasa aja!" ucap dara.

"Emang sama siapa?" tanya wilona sedangkan sonya dan nadin hanya diam mendengarkan.

"Ada dideket kita pokoknya!" ucap dara.

"Siapa?" tanya p sambil mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang ada didekatnya "siapa si na gak ada tuh?! Masa iya si reza gay?!" ucap wilona.

"Ih sembarangan ae lo kalo ngomong! Masa iya kembaran gue gay! Amit amit dah!" ucap dara nyolot

"Ye biasa ae dong, lagian lo kalo ngomong tuh yang jelas dong gak usah bertele tele! Orang gue liatnya cowok doang yang duduk deket kursi kita!" ucap wilona, ia tak menyadari jika ada perubahan raut muka salah satu sahabatnya.

"Ye maksud gue tuh yang duduk bareng kita juga deket lo ama gue!" ucap dara sontak membuat wilona menoleh kearah kedua sahabatnya yang sejak tadi hanya diam.

Saat menoleh ke arah megan, ia melihat wajah megan biasa aja, sedangkan saat ia menoleh kearah sonya, ia dapat melihat sonya hanya diam menunduk dengan pipi yang memerah dan ia baru menyadari bahwa sonya yang biasanya heboh kalau ada berita atau gosip sekarang hanya diam.

"Maksud lo?! Pacarnya reza tuh....." ucap wilona menggantung sambil melihat dara dan sonya bergantian.

"Iya, si will....." ucap dara terhenti saat vrl dan teman temannya datang dan bergabung di kursi mereka.

"Lagi ngobrolin apa sih? Serius banget?" ucap vrl sambil mengambil minuman didepan wilona dan meminumnya.

"Ini mas, masa si sonya sama reza udah jadian gak bilang bilang tuh?" ucap wilona.

"What?! Lo berdua udah jadian?!" ucap leon sambil menunjuk sonya dan reza bergantian, yang ditunjuk hanya cengengesan.

"Wih jangan lupa PJ nya dong bor!" ucap vrl.

"Iya tuh PJ bro PJ" ucap Ieon sambil mengedipkan matanya.

"Udah tenang ae lo pada, tar pulang sekolah kite ke cafe biasa, gue yang bayarin nang ae!" ucap reza sambil merangkul pundak sonya yang membuat pipi sonya mrmerah karena malu.

"Aseeekk, makan banyakk" ucap leon heboh.

"Tau!!!!" ucap mereka serempak bertepatan dengan bunyi bel tanda waktu istirahat telah usai dan mereka berjalan meninggalkan kantin menuju ke kelas mereka.
.
.
Saat ini mereka sedang berada di cafe biasa langganan mereka, awalnya mereka ngobrol santai hingga akhirnya reza membuka obrolan yang cukup serius.

"Rel gimana? Lo udah terima tuh tawaran dari pak Bima?" ucap reza membuat yang lain mengalihkan pandangannya kearah vrl.

"Gue gak tau" ucap vrl sambil melirik kearah wilona.

"Emang tawaran apa?" ucap wilona pemasaran.

"Tawaran buat pindah sekolah ke luar negri" ucap reza santai dan langsung mendapat tatapan membunuh dari vrl.

"Kok kamu gak cerita sama aku?" ucap wilona cemberut.

"Bukannya gak tapi belum, aku takut kamu sedih" ucap vrl seraya mengambil tangan wilona yang ada di atas meja untuk digenggamnya.

"Emangnya mau di pindah kemana?" ucap wilona sedih.

"Ke Amerika" ucap vrl "tapi kalo misalkan gak dibolehin sama kamu, nanti aku bakalan tolak kok tawarannya" lanjut vrl seraya tersenyum kearah wilona.

"Jangan! Kamu terima aja tawarannya, itu kan kesempatan emas buat kamu" ucap wilona seraya melepaskan genggaman tangan vrl.

"Mau kesempatan emas kek, perak, perunggu kek apa kek, kalo ujungnya bikin kamu sedih aku gak mau terima" ucap vrl sambil menghapus air mata wilona yang sudah membasahi pipi chubby nya.

"Gak kok aku gak sedih, kamu terima aja! Jangan karena aku, kamu malah menolak tawaran itu" ucap wilonq ssmbil mengusap air matanya kasar.

"Em, maaf nih, udah sore, gue mau balik duluan yah" ucap megan seraya berdiri dari duduknya.

"Iya nih udah sore, mendingan kita balik, takutnya nanti kemaleman, besok kan masih harus sekolah" ucap dara sambil berdiri dan diikuti oleh yang lainnya.

"Ya udah yuk pulang" ucap reza sambil menggandeng tangan sonya.

"Ah ellah, percaya deh yang udah jadian mah bebas" ucap Ieon menyindir.

"Biarin wleee sirik ae lo" ucap reza menjulurkan lidahnya.

"Udah udah, yuk balik" ucap vrl seraya pergi meninggalkan area cafe diikuti yang lainnya.
.
.
Vrl memang di kenal sebagai badboy di sekolah tetapi ia juga seorang murid yang berprestasi jadi wajar jika ia mendapat tawaran untuk sekolah di Amerika untuk meningkatkan bakat bakatnya baik akademik maupun nonakademik.

Setelah kejadian di cafe tadi, wilona menjadi pendiam, tidak mau membuka suara, hal itu membuat vrl bingung. Saat ini mereka sedang berada di dalam kamar dengan kesibukan masing masing.

Wilona sibuk melamun sambil duduk bersandar di atas ranjang dan vrl yang sibuk dengan ponselnya sembari tiduran di sofa.

"Sayang" ucap vrl saat melihat wilona hanya diam diatas ranjang sambil melamun. Tidak ada sahutan dari wilona, vrl pun memutuskan untuk mendekatinya dan tiduran diatas paha wilona sehingga membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Ih apaan sih ngagetin aja!" ucap wilona ketus.

"Kamu kenapa sih dari tadi diem aja, kamu ngelamun terus. Ngelamunin apaan sih? Hm?" ucap vr lembut seraya mengusap pipi wilona.

"Siapa juga yang ngelamun? Gak kok!" ucap wilona.

"Masa sih?! Kalo kamu gak ngelamun, kenapa tadi kaget pas aku tiduran di paha kamu?" ucap vrl.

Wilona hanya diam merasakan sentuhan lembut tangan vrl di pipinya. Vrl menghela nafas seraya melepaskan tangannya dari pipi wilona dan bergantian menggenggam tangan wilona.

"Sayang, kalo misalkan aku terima tawaran itu bikin kamu sedih, aku gak akan terima, aku...." ucapan vrl terpotong saat wilona meletakkan telunjuknya didepan bibir vrl.

"Sstt, udah mas, kamu gak usah mikirin aku, kamu pikirin aja masa depan kamu, aku ikhlas kok, lagian kan cuma dua tahun doang. Gak lama kok, abis itu kita bisa ketemu lagi" ucap wilona seraya tersenyum manis kearah vrl.

"Udah deh gak usah mellow gini, emang kamu mau berangkatnya kapan?" tanya wilona.

"Minggu depan" ucap vrl seraya menghela nafas.

"Berarti harus di siapin dari sekarang dong keperluannya. Nanti aku bantu beres beres yah" ucap wilona seraya tersenyum dan dibalas oleh vrl.

Walaupun begitu, vrl tau jika istrinya itu sebenarnya sedih, tetapi mau bagaimana lagi, walaupun ia tadi bilang kalau ingin menolak tawaran itu, tetapi ia juga tau kalau ini bukan tawaran melainkan perintah yang harus dijalankan sehingga ia tidak bisa menolaknya.

Melihat istrinya tersenyum, ia jadi yakin akan menerima tawaran ini, walaupun ia juga tidak mau jika di pisahkan dengan istrinya.
.
.
Bersambung

BUKAN PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang