Bermain Bersama

2.3K 229 29
                                    

Ketiganya kini telah sampai di tempat tujuan. Suasana ramai yang membuat Willy semakin semangat ingin cepat masuk ke dalam sana. Berbeda dengan Sean dan Seano yang menatap sekitar dengan rasa khawatir. Mereka selalu teringat akan kejadian di masa lampau yang membuat adiknya sakit. Dan hal itu sangat menyakitkan di ingatan mereka.

Genggaman pada tangan keduanya membuat ke khawatiran mereka sirna begitu saja. Ditambah dengan senyum di wajah Willy yang membuat hati mereka luluh terbuai akannya.

"Kok kita masih berdiri disini, Kak?" Tanya Willy seakan membuat mereka tersadar bahwa mereka masih terpaku ditempat mereka berpijak.

"Ah... hahaha, gapapa sayang. Kakak, akan beli tiketnya dulu." Ucap Sean dan di angguki oleh Seano.

Willy pun merasa senang hingga melompat kecil kegirangan. Seano mengelus puncak kepala Willy dan memeluknya dari arah belakang. Kedua tangannya ia lingkaran pada pinggang Willy dengan dagu yang bertengger manis di bahu adiknya.

"Seneng banget sih...."

"Iya dong, Willy udah lama gak kesini. Kan kangen pengen main."

"Hmm... tapi abang sama kakak khawatir." Seano sungguh sangat takut akan keputusannya mengajak Willy ke taman hiburan. Ia sungguh tak ingin membuat adiknya mengingat masa lalu apalagi mengalami kejadian yang serupa. No!itu gak boleh terjadi lagi.

Willy tersadar akan ketakutan abangnya. Akhirnya ia pun menyentuh lengan Seano untuk melonggarkan pelukannya dan berbalik ke arah Seano agar bisa menatap wajah abangnya dengan jelas.

Pancaran kasih sayang yang Willy temukan membuat hatinya menghangat.

"Ily gapapa kok, Ily juga udah gak takut. Abang sama kakak kan pasti ada buat jagain Ily." Ucap nya dengan senyum manis membuat hati Seano semakin luluh.

"Iya, itu sudah pasti. Abang dan kakak pasti bakalan jagain Ily." Seano merengkuh Willy membawanya ke dalam pelukan remaja tampan itu.

Sean yang melihat keduanya berpelukan langsung berlari tak ingin ketinggalan. "Jahat, kok kakak gak di ajak sih..."

"Kakak kan tadi lagi beli tiket." Ucap Willy seraya terkekeh kecil melihat Sean merajuk kepadanya.

"Iya, sini dong Ily nya, kakak mau peluk juga." Mendengar hal itu, Seano semakin mengeratkan pelukannya tak ingin melepas Willy. Sean membuka mulutnya lebar tak percaya akan keserakahan abangnya.

"Bang, lepasin Ily." Titah Sean membuat Seano menggeleng jelas sekali untuk menolaknya.

"Abang, kakak juga mau peluk Ily." Bujuk Willy yang ternyata masih di hadiahi gelengan kepala oleh Seano.

Sean yang melihat itu pun murka, suatu ide terlintas membuat Sean dengan cepat menggelitiki badan Seano hingga membuat ketiganya tertawa bahagia.

Seano yang merasa kegelian pun akhirnya melepas Willy dan dengan cepat Sean tarik ke dalam pelukannya. Ia mengecup puncak kepala Willy berkali-kali dan di akhiri dengan juluran lidah ke arah Seano mengejek akan ke kalahannya.

Seano geram, ia menyiapkan diri untuk membalas perbuatan Sean. Saat Seano menyiapkan ancang-ancang untuk berlari, Sean langsung tersadar dan langsung membawa Willy berlari memasuki taman bermain.

Ketiganya kini tengah menjadi pusat perhatian. Wajah tampan dan cantik membuat mereka semakin memukau. Tak hanya itu, beberapa dari mereka bahkan ada yang memfoto ketiganya.

Sean melingkarkan tangannya pada pinggang Willy dan Seano menggenggam tangan Willy. Mereka tertawa bahagia tanpa ada rasa takut sedikitpun.

Semua sirna.

Karena yang paling penting sekarang adalah mempertahankan wajah ceria dari adiknya.

Mereka mencoba permainan mulai dari yang mudah dan tidak menantang. Bagaimanapun, mereka ingin menjaga adiknya agar tidak terlalu kelelahan.

Waktu pun menunjukkan pukul 13.00,dan sungguh tak terasa hingga perut mereka pun merasa keroncongan karena lapar. Ketiganya memutuskan untuk memasuki cafe yang telah tersedia.

Sean menggandeng Willy untuk masuk. Seano memesan makanan terlebih dahulu dan melihat Sean sudah duduk dengan Willy berada di sampingnya. Seano pun mengalah dan kini duduk tepat berada di hadapan mereka.

"Ayo kita pesan!" Sorak Willy dengan semangat kalau melihat makanan favorite nya.

"Sudah abang pesan kan."

"Wahhh... makasih abang."

"Sama-sama." Seano mengusap puncak kepala Willy dengan gemas.

"Kakak?"

"Kakak juga udah abang pesanin."

"Thank you brother." Seano mengangguk mengiyakan.

Hidangan tiba dan akhirnya membuat mereka makan dengan lahap.

Mata Willy menatap ke arah sekitar, ada satu permainan yang ingin sekali saja ia coba.

"Kakak, ayo kita naik yang itu!"

Tunjuk Willy pada wahana roller coaster, "tapi sayang, itu menakutkan! Abang gamau kalau nanti kamu sakit setelah naik itu." Cegah Seano membuat Willy melancarkan aksinya.

"Iya sayang, kakak takut kamu gak akan kuat."

"Enggak kak, Ily pasti baik-baik aja, ya, please.... Boleh ya kak, bang...."

Mata adiknya yang kini menampakkan wajah bak malaikat itu membuat pertahanan Sean dan Seano runtuh.

"Astaga... kakak hanya taku–" ucapannya terhenti kala Willy tiba-tiba saja menarik tangannya.

"Abang akan tunggu kalian disini." Teriak Seano saat melihat keduanya berlari keluar dan mereka mengangguk meninggalkan Seano yang tengah duduk cafe.

~~~~~

Ada yang sudah menahan rindu pada mereka????

Vote comment please... 😉

TWIN BROTHERS POSSESSIVE (Complete Dreame) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang