Seseorang yang sedari tadi menguping pun langsung membuka pintu dengan kasar. Ia sungguh tak menyangka dengan apa yang di dengarnya saat ini.
"Daddy!" Pekik keduanya bersamaan saat melihat siapa yang memasuki ruang inap Sean dengan paksa.
"Abang, jawab pertanyaan daddy, apa benar abang yang lakuin itu?"
"...." Seano menundukkan kepala nya merasa takut akan aura yang si keluarkan oleh sang daddy.
"Abang, jawab pertanyaan daddy." Tegasnya menuntut jawaban dari Seano.
Putra sulungnya itu gemetar ketakutan dengan kedua tangan saling meremat untuk menghilangkan rasa takut yang ia rasakan.
William yang melihat itu pun merasa tak tega, kemudian ia mendekat ke arah Seano dan memegang kedua pundaknya membuat Seano terlonjak kaget.
"Ampun D-dad. A- abang-" Bukan sebuah pukulan yang ia dapat seperti apa yang ia pikirkan sebelumnya. Tapi sebuah pelukan hangat dari William membuat Seano akhirnya menitikkan air matanya.
"Maafin abang dad. Abang-"
"Sssttt... Jangan nangis, putra daddy harus kuat."
"Dad-"
"Hm... Daddy memang senang orang yang mengusik keluarga kita hilang. Tapi satu hal yang daddy terapkan pada kalian. Biarkan tangan daddy saja yang kotor. Tidak untuk kalian. Berantem atau memukul boleh, tapi jangan membunuh."
"Maafin abang dad." Tangis dari Seano membuat Sean ikut menitikkan air matanya. Sesekali, tangannya yang bebas dari jarum infus mengusap pipinya yang basah.
"Abang tenang saja, biar daddy yang selesaikan."
William duduk di tempat tidur milik Sean. Tangan lebarnya yang hangat mengelus surai Sean membuat sang empunya tersenyum.
"Maafin kakak juga ya dad."
"Loh? Kenapa?"
"Karena kakak bikin daddy repot dan masuk rumah sakit."
"Maka dari itu, kalian harus kuat. Dan, daddy tak pernah merasa di repot kan oleh keluarga daddy. Kalian putra daddy, begitu pun Ily."
Mereka bertiga akhirnya berpelukan.
~~~~~
Keesokan harinya, suasana pagi yang terasa damai di kejutkan suara benda jatuh dari lantai atas. Hal itu di sebabkan oleh Willy yang terjatuh karena tersandung meja telepon yang ada di sebrang kamarnya.
"Auhh, sakit." Ucapnya sedikit meringis, Willy pun berjalan menuju lift. Ia memencet tombol untuk menuju lantai satu.
Namun tanpa di sangka, di dalam sana ada Seano yang tengah berkacak pinggang dengan wajah khawatir nya.
"Ily, ada apa sayang? Tadi suara apa?"
"Ehehe... abang, tadi Ily jatoh." Ucapnya seraya menunjukkan lututnya yang sedikit memerah. Ily pun memperlihatkan senyuman manisnya dengan tangan yang menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal.
"Hati-hati sayang... jangan ceroboh seperti ini. Sini abang gendong." Seano pun memunggungi Willy dan menyuruh sang adik untuk menaiki punggung nya.
"Ily gapapa kok bang." Tolak nya merasa tak enak karena telah membuat Seano khawatir.
"Udah, sini naik. Abang gak mau Ily kesakitan kayak gitu."
Willy tau kalau ia akan kalah telak jika berdebat sang abang. Akhirnya ia pun menaiki punggung abangnya dan mulai menaiki lift kembali dan menuju lantai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWIN BROTHERS POSSESSIVE (Complete Dreame)
Novela JuvenilMempunyai adik yang lucu, cantik, imut dan menggemaskan adalah sesuatu yang mereka inginkan. Bahkan, mereka telah berjanji sewaktu kecil akan menjaga dan menyayanginya setulus hati. Hingga kehadiran bayi mungil dengan pipi chubby itu tersenyum sea...