Setelah menghilangnya Willy yang sempat menjadi pusat perhatian dan menenangkan mereka, kini atmosfer yang terasa malah semakin panas. Apalagi, di tambah dengan beberapa umpatan dari anak Angkasa yang tak rela saat bidadari yang baru saja mereka lihat kini telah hilang dari pandangannya.
"Cakep, boleh dong kita coba." Ujar salah satu dari mereka yang kemudian di balas dengan tawa para temannya.
"Bawa aja! Udah cantik, putih lagi. Lumayan buat memperbaiki keturunan lo!" Lagi, tawa mereka semakin terdengar. Dan itu memuakkan!
Mereka membicarakan Willy dengan terang-terangan tanpa tau akibat dari apa yang mereka perbuat.
Sean mengepalkan tangannya kuat, ia tak tahan dengan ocehan mereka yang semakin menjadi membicarakan adik tersayangnya. Begitu pun dengan Seano. Wajah kelamnya kini terlihat begitu mengerikan.
"Sinting! Ngapain lo usir woy?!" Teriak salah satu dari mereka namun tak di gubris sama sekali.
"Sialan lo! Buka gerbangnya! Banci!"
Okey, ia sudah tak tahan lagi dengan ocehan para bebek sawah kayak mereka. Dengan langkah tegas, Sean mendekat ke arah pos satpam dan meminta kunci gerbangnya.
"Kunci."
"Tapi—"
"Mau membantah saya?!" Tekannya pada sang satpam yang jelas sudah tau siapa siswa di hadapannya saat ini.
Sean Rude Azfary si bad boy tampan yang menjadi idola di sekolah ini. Jangan lupakan dengan nama Azfary yang bertengger di belakang namanya adalah seorang yang berkuasa disini.
Tak lupa dengan Seano Ride Azfary yang kini menyandang status Ketua OSIS dan anak dari sang pemilik sekolah. Mencari masalah dengan mereka, sama saja dengan menggali kuburannya sendiri.
Sang satpam yang bernama Taryono pun dengan gemetar memberikan kuncinya. Sean kembali menatap satpam itu, "jaga siswi tadi, ada lecet sedikitpun, bapak yang berurusan langsung dengan saya."
"Ba– baik."
Pak Taryono lari terbirit-birit mencari siswi tadi yang tak lain adalah Willy. Keringat bercucuran dengan tangan bergetar hebat. Begitu menakutkannya aura yang di pancarkan Sean.
Suara kunci terbuka membuat para pembuat onar dengan cepat masuk seraya mengacungkan senjata mereka tanda peperangan mereka di mulai. Para siswa Azfary pun tak tinggal diam. Mereka langsung mendekat dan mulai melayangkan pukulan mereka dengan tangan kosong.
Semua terjadi begitu saja. Teriakan serta suara pukulan yang membabi buta di mana-mana tak membuat mereka mengalah sedikitpun. Sedikit dendam yang di percikkan oleh seseorang dengan berbagai hasutan membuat Angkasa semakin menaikkan alat mereka.
Sean melawan tiga orang yang kini tengah membawa tongkat baseball dan juga cerulit. Jangan tanyakan bagaimana mereka lolos dari polisi saat di perjalanan menuju kemari. Mereka pun cerdas dalam mengatur strategi untuk penyerangan.
Bughh! Bughhh! Bughhhh!
Pukulan yang Sean berikan tak membuat sang lawan menyerah. Mereka semakin gila mengarahkan senjata yang mereka bawa ke arah Sean. Begitu pun Seano yang kini tengah di kepung oleh empat orang.
Mata tajamnya semakin berkilat tajam kala telinganya mendengar hal yang amat sangat menjijikkan dan membuatnya semakin marah.
"Ckckckck, body cewek tadi boleh juga, gimana kalo kita bawa tuh anak setelah beresin dia?"
"Kita jadikan sandera! Hahahaha."
"Colek-colek dikit boleh kali ya? hahaha."
Ketiga orang lainnya mengangguk seraya terkekeh pelan dengan pikiran yang kini entah pergi kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWIN BROTHERS POSSESSIVE (Complete Dreame)
Fiksi RemajaMempunyai adik yang lucu, cantik, imut dan menggemaskan adalah sesuatu yang mereka inginkan. Bahkan, mereka telah berjanji sewaktu kecil akan menjaga dan menyayanginya setulus hati. Hingga kehadiran bayi mungil dengan pipi chubby itu tersenyum sea...