Membujuk Willy

2.7K 251 37
                                    

Pagi telah tiba, sang surya menampakkan sedikit cahaya di celah gorden kamar membuat gadis cantik itu menggeliat mencari perlindungan.  Ia berbalik memunggungi cahaya kemudian memeluk seseorang yang berada di hadapannya saat ini. Dengan muka yang ia sembunyikan pada dada bidangnya dan kaki yang ia naikkan untuk mengeratkan pelukannya.

Sean yang merasakan pun langsung membuka mata dan melihat siapa pelakunya. Namun, dalam sekejap bibir itu langsung tersenyum kala matanya menatap sang adik lah si pelakunya.

Ia sedikit heran akan keberadaan kedua orang tuanya. Karena di kamar ini, yang tersisa hanyalah kita bertiga. Hm, mungkin orang tuanya butuh privasi.

Sean mengangkat tangannya untuk menyingkirkan anak rambut yang tengah menutupi wajah Willy. Matanya melirik ke arah jam yang sangat pas berada tepat di hadapannya menunjukkan pukul 06.30.

Tangannya berusaha menggapai Seano untuk membangunkan abangnya itu. Namun apalah daya kala Seano berbalik dan menatapnya sekilas kemudian memeluk Willy dari belakang.

Sean mendesah pasrah, ia hanya membutuhkan mommy nya sekarang. Untuk apa? Untuk meminta izin agar mereka di perbolehkan untuk bolos sekolah.

Sean mencium kening Willy kemudian memejamkan matanya kembali. Lain dengan keadaan dibawah sana yang kini kedua orang tuanya tengah mentertawakan tingkah kedua putra kembar mereka.

Asisten rumah tangganya pun hanya tersenyum kala melihat kedua majikannya begitu bahagia. Ia sungguh sangat bersyukur karena bisa bekerja di keluarga Azfary.

"Tapi bi, mereka kok pulang malem gitu?"

"Saya juga kurang tau nyonya. Dan yang bibi lihat, muka den Sean Seano banyak memarnya."

"Apa?" Teriak kedua sejoli itu dan dengan cepat berlari ke arah lift untuk melihat keadaan kedua putranya.

Di dalam lift, Kim menggenggam tangan suaminya dengan sangat erat. Ia sangat khawatir akan keadaan para putranya.

"Mas, apa mereka baik-baik aja?"

"Mas juga gak tau, sebaiknya kita bawa mereka ke rumah sakit."

Kim menganggukkan kepalanya setuju akan usulan sang suami. Angka menunjukkan nomer 3, dan pintu lift pun terbuka. Mereka bergegas melangkah menuju kamar yang semalam mereka tempati.

Kala pintu terbuka, keduanya menatap penuh haru akan apa yang tengah di lihatnya saat ini. Sean dan Seano yang tengah memeluk Willy yang kini bersembunyi di dada bidang Sean.

Kehangatan kakak beradik yang sangat sulit dijumpai.

Kim dan William melangkah mendekat. Tepukan pelan pada lengan Sean membuat sang kakak terbangun dari tidurnya. Sean menatap ke arah Kim yang kini tengah menutup mulutnya terkejut akan wajah Sean yang terdapat memar.

Seano yang merasa terusik pun melepas pelukannya dan bangun untuk melihat apa yang terjadi.

"Astaga!!! kalian ini sebenarnya kenapa?" Jerit Kim yang mampu membangunkan Willy dari tidur nyenyak nya.

Willy menggeliat seraya berusaha membuka matanya yang terasa lengket karena mengantuk. "What's wrong, mom?"

"Uhh... I'm sorry sweetie, mommy membangunkanmu."

"No prob— mom! What time is it?"

"06.45."

"Mom, Ily kan harus sekolah, abang sama kakak juga. Ayo kita mandi bersama."

"No! Ini akan telat dan pasti akan dapat hukuman. Lebih baik kamu liat wajah abang dan kakak." Titah Kim membuat si kembar terdiam kaku.

Mendengar hal itu, Willy pun menatap keduanya. Betapa terkejutnya ia kala melihat beberapa memar dengan warna keunguan bahkan menghitam karena tidak di obati.

TWIN BROTHERS POSSESSIVE (Complete Dreame) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang