Gagal Menarik Perhatian

2.1K 260 69
                                    

Lima belas menit telah berlalu, Seano yang tengah duduk sendirian membuat beberapa pasang mata para wanita terus menatap ke arahnya. Wajah tampan dan dinginnya membuat mereka penasaran akan sosok Seano.

Tak tertinggal juga, satu gerombolan wanita cantik yang kini berada di pojokan terus menatap ke arahnya. Bisa di yakini bahwa mereka masih menggunakan seragam walau atasnya telah tertutup jaket atau pun sweater. Mereka berbisik kadang tertawa seraya melihat ke arah Seano.

Wajah tampan yang begitu memikat.

Karena mereka datang saat Sean dan Willy telah pergi. Jadi, mereka menyangka bahwa Seano datang sendirian.

Salah satu dari mereka pun bangkit, dengan dorongan dari para teman-teman nya, akhirnya ia pun memberanikan diri.

Langkah kecil dengan rasa gugup ia rasakan kala jaraknya dengan Seano semakin dekat. Tangannya saling bertautan agar terlihat seimut mungkin di hadapan Seano.

Kaki nya tiba-tiba tersandung dan menabrak punggung Seano yang kini tengah terduduk santai sambil menatap handphone nya.

Brugghh, "awww... sakit." Ringis nya membuat Seano akhirnya mematikan ponsel dan menatap ke arah belakang dimana seseorang menabraknya.

"Tolong—" ucapnya dengan tangan ia rentang kan ke arah Seano meminta pertolongan. Namun, bukan di tolong, lontaran kata kasar lah yang Seano berikan membuat perempuan itu langsung terdiam kaku.

"Bitch!"

Satu kata namun menyakitkan membuat perempuan yang sedari tadi terduduk di bawah pun langsung bangkit dan memperlihatkan senyum nya.

Bukan terpikat, Seano semakin muak saat melihat penampilan perempuan dihadapannya. "Astaga... badan Willy bahkan lebih bagus dari pada dia, tapi dengan PD nya dia perlihatkan kemana-mana!" Batin Seano meremehkan perempuan di hadapannya saat ini.

"Ekhm... emmm... kenalan dong, nama gue Kanya. Nama lo?"

Seano menatap datar uluran tangan itu dan dengan lancang, perempuan itu mendekat dan merangkul lengan Seano. Sungguh sangat berani! Seano pun langsung menepis nya dengan keras.

"Awww... hiiss... sakit." Ringisnya saat merasakan sakit pada lengannya.

"Gak tau malu!"

Seano yang hendak pergi dari tempatnya pun seakan teringat kala kedua adiknya akan kembali makan setelah bermain.

"Astaga! Lebih baik bertemu preman dari pada bertemu perempuan seperti ini." Gumam Seano dalam hati yang merasa kesal karena perempuan itu tak pergi dari hadapannya.

Suara lonceng pada pintu cafe membuat Seano menatap ke arah sumber suara.

Ternyata itu adalah Sean dan Willy, keduanya tertawa dengan lepas. Sean yang selalu mencuri ciuman pada pipi Willy pun membuat mereka terlihat seperti sepasang kekasih.

Seano bahkan bernafas lega kala melihat keduanya mendekat dan baik-baik aja.

"Bang, kakak ke kamar mandi dulu ya." Ucap Sean seraya berlari menjauh. Willy yang hendak duduk pun langsung menatap penuh tanya ke arah perempuan yang kini berada di samping abangnya.

"Siapa?" Tanya Willy membuat Seano dengan cepat berlari ke arah Willy dan memeluknya dengan erat dari arah belakang seolah meminta perlindungan.

"Cewek gila. Lebih baik kita cepat keluar dari sini deh, ya sayang. Please...."

"Gue yang pergi." Putus Kanya kemudian kembali ke tempatnya.

Seano mengelus dadanya bersyukur karena perempuan kegatelan itu pergi dari hadapannya.

"Kenapa sih kak?"

"Gatau sayang, dia tiba-tiba deketin abang. Oh iya, gimana mainnya? Seru?" Tanya Seano seraya mengecup pipi Willy dengan gemas. Hal yang biasa ia dan Sean lakukan. Namun berbeda dengan pandangan orang lain.

~~~~~

Sean merasa bebannya terangkat kala masalah terbesarnya sudah ia buang kedalam WC. Ia mencuci tangannya dengan siulan di bibir dan mata menatap ke arah kaca kamar mandi.

"Tampan." Puji nya pada diri sendiri membuat ia sedikit terkekeh karena malu akan tingkah percaya dirinya.

Setelah selesai, ia pun bergegas keluar. Namun, seorang perempuan menghalau jalan nya dengan kedua tangan di rentangkan membuat Sean dengan terpaksa berhenti.

"Apa?"

"Lo ikut gue." Ajak perempuan itu yang ternyata adalah Kanya. Mereka mengintip di balik tembok dan menatap ke arah di mana Seano dan Willy tengah bermesraan.

"Gila ya, pacar lo. Dua cowok di embat sama dia."

"Dasar murahan! Lo harus tau aja, bahkan laki-laki itu beberapa kali cium pipi pacar lo."

"Lo yang murahan! Dia cewek baik-baik. Beda sama lo!"

Sean langsung pergi setelah mengatakan kata-kata menyakitkan itu. Dengan segera, ia pun berjalan menuju ke arah meja dimana mereka terduduk. Sean memeluk Willy dari samping dan mengecupnya dengan gemas.

"Lagi apa sih?"

"Lagi cerita." Jawab Willy dengan cepat.

"Cerita apa?"

Willy pun akhirnya menceritakan kembali apa yang Seano ceritakan padanya.

Sean tertawa terbahak-bahak kala ia tahu siapa perempuan yang adiknya maksudkan.

"Kakak, udah dong... pulang yuk, Ily cape."

"Gak jadi makan lagi?"

"Beli aja buat camilan di rumah." Si kembar pun mengangguk setuju.

"Ayo sayang." Ketiganya bangkit dan seperti biasa dengan Sean yang menggandeng pinggang Willy, Seano yang menggenggam tangannya.

Hal itu kembali menjadi konsumsi mereka yang melihatnya.

"Tunggu!"

Ketiganya langsung berhenti dan menatap siapa gerangan yang menghentikan langkah mereka.

"Hey... liat! dia berani banget genggam tangan pacar lo!" Teriaknya seraya menunjuk ke arah genggaman Seano dan Willy.

Sean melihat itu pun ingin menjahili nya. Namun, hal itu ia urungkan kala Willy terlebih dahulu bersuara.

"Maksud kakak apa ya?"

"Lo selingkuh kan sama dia! Liat! Cowok yang mirip sama lo ini nikung lo dari belakang!" Teriaknya lagi membuat perhatian tertuju ke arah mereka.

Sean berusaha menahan tawanya agar tak kelepasan. Biarkan adik polosnya ini yang membalas.

"Loh? Kita gak pacaran kok. Kata mommy, Ily gak boleh pacaran."

"Alah... jangan sok alim lo! Lo kecentilan kan sama dua-duanya, makanya lo jadiin mereka pacar lo?!"

"Loh? Mereka kan kakak Ily, emang boleh ya pacaran sama kakak kandung sendiri?" Willy menatap ke arah Sean dan Seano yang langsung menggelengkan kepala menjawab pertanyaan adiknya.

"Tuh, gak boleh pacaran kan. Yaudah kak, Ily tinggal dulu ya."

Wajah Kanya memerah karena rasa malunya. Ia pun dengan cepat meminta para teman-temannya untuk ikut keluar dari cafe tersebut mendahului Willy dan si kembar.

~~~~~

Aku kasih double up nihhh....sebagai permintaan maaf karena terlambat UP.

Vote comment nya jangan lupa lohhhh... 😉😉😉 see you next week.

TWIN BROTHERS POSSESSIVE (Complete Dreame) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang