Chapter 8

23 5 5
                                    

Hola siders ku!
Vote dulu yuk! Hehehehe...
Aku tunggu yaa, 1, 2, 3...
Udah? Huwaaa Makaaasiiiii
skuy! Lanjutt...

🐬

Sore yang sepi dipemukiman Desa Homura yang terkenal cukup maju dan lebih luas dari desa-desa biasanya. Ashiba melihat ke sekelilingnya.

Wajah Yunora sudah terpajang dimana-mana. Apakah berita tentang tanda kutukan yang ia punya sudah tersebar luas? Huft...

"Apakah benar lurus saja, ya?" Ujarnya bingung dengan nada pelan.

"Hei!! Bangun!!"

Seketika Yunora feminim teriak-teriak minta tolong agar dilepaskan oleh kakaknya, "KAKAK!! LEPASKAN!!" Kurasa ia sedang mengigau selama pingsan selepas jitakkan kedua dari Ashiba.

Karena Yunora si Poppi feminim masih terus berteriak, Ashiba melepaskan genggaman dari kerahnya dan maju selangkah, agar Yunora bisa jatuh telentang dengan leluasa. Betapa terkejut Yunora, ia bangun diriringi teriakan yang lebih keras dari sebelumnya.

"Berisik!!!" Ashiba melanjutkan kegeramannya, "Hei! Kau ini tidur atau pingsan!? Memang ada orang pingsan yang mengigau?! Ha?"

Yunora masih meringkik kesakitan.

"Awalnya aku pingsan setelah jitakkan kedua kakak, lalu aku sadar dan mengantuk, akupun tertidur... Seperti yang kakak lakukan waktu itu," jelasnya dengan santai tak bersalah.

"Dasar anak payah! Mana mungkin aku melakukan hal menjijikan itu?!"

"Heleh..." jawabnya nyeleneh.

Yunora melihat ke sekelilingnya, terlihat poster menggambarkan dirinya dan identitas pribadinya.

"Wah, wah, wah... bocah diposter itu seperti artis saja ya, kak. Pasti dia sangat senangkan? Hihihi."

Ashiba melas melihat tingkah Yunora yang artinya diantara bodoh dan pandai menyamar.

Seketika mata dan mulut Yunora terbelalak teringat sesuatu, "jubah Kirara!"

Pada saat tragedi pengejaran kemarin, Yunora berlari dengan telanjang dada. Ashima-pun hanya mengambil jubah milik Ashiba saja yang selanjutnya ia selimuti ke badan Yunora.

Ia bangun dan mengecek keadaan belakang pada mantel tipis yang panjangnya selutut dirinya. Yunora terkejut melas. Membayangkan betapa marahnya Kirara nanti pada saat ia pulang.

"Oh ti-dak! Ka-kak... " ucapnya dengan gagap, "aku akan diomeli Kirara! Kau terus menyeretku tadi. Lihat! Jubah miliknya bolong tak karuan begini!" Gentaknya seraya menunjuk-nunjuk Ashiba dengan kasar. Ashiba terus mengelak. Entah Yunora yang salah karena tidak bangun pada saat dirinya sudah siuman atau Ashiba yang terus-menerus menyeretnya tanpa memikirkan nasib pakaian sang adik.

"Tak mau tahu! Kau harus membelikan yang baru dibazar tadi!"

"Kya! Memangnya kita punya cukup uang? Ha?"

Yunora menarik nafas gusar. "Baik! Tidak usah!"

Kepalanya terdangak kearah langit sore dan berteriak, "Kakek Onoki! Kami minta uang!"

Jitakkan, Yunora dapati kembali, seolah tak ada hari tanpa jitakkan bagi dirinya. Semua makhluk yang ada disekitarnya seolah tak pernah luput dari menepuk jidat masing-masing dan bingung, selalu saja bingung dengan sikap serampangan yang dimiliknya.

"Bodoh! Kakek itu mugkin tak memperhatikan kita lagi!" Getak Ashiba lalu menyambung perkataannya, "O-lya, penyamaran ini berlaku sampai kapan, ya?" tanya Ashiba pada dirinya sendiri dengan nada bingung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YUNORA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang