Doctor's 7

351 41 3
                                    

Warning typo !!

♡Doctor's♡

Degup Jantung mereka masih tidak beraturan.

Sama-sama terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Bahkan wajah Luhan masih menunjukkan rona merah dikedua pipinya.

Wajahnya menunduk tidak berani menatap kedepan.

Hening,

Sampai sebuah tangan memegang cangkir memutus pandangannya yang menatap kebawah.

"Kau tidak apa-apa ?"
Bersama dengan suara berat namun terdengar lembut.

Membuat Luhan mengangkat kepalanya untuk menemukan wajah datar bercampur khawatir.

Menghela nafas panjang dan mengangguk, Luhan lantas mengambil cangkir didepannya untuk menyeruput isinya.

Keheningan kembali diantara mereka berdua. Sama-sama diam membayangkan ketidak sengajaan yang mereka alami baru saja.

'Ciuman pertamaku.' Batin Luhan menggerutu sedikit kesal.

'Oke, Ciuman pertama yang cukup buruk.' Kata Sehun dalam batinnya.

("Kyaaa....,"
Luhan berteriak karena Kakinya tergelincir sesuatu yang terasa licin.

Membuat Sehun terkejut dan reflek meraih tangan Luhan dan-

Brugghhh

Karena terlalu keras menarik tangan Luhan, Sehun terjerembab kelantai dengan Luhan berada diatasnya.

"Apa ini ?" Batin Sehun dan Luhan bersamaan kala merasakan benda basah dan kenyal diatas bibir mereka masing-masing.

Sehun membuka mata pertama kalinya. Cukup terkejut dengan apa yang pertama kali dilihatnya.
Mata rusa yang tertutup rapat dengan wajah merah.

Sehun merasakan detak jantung yang luar biasa cepat diatas dadanya.
Seakan jantung itu sedang melakukan lomba maraton.

Tidak lama, mata rusa itu terbuka untuk mendapati apa yang terjadi kepadanya.
Dengan cepat si pemilik bangun dan duduk menjauh dari tubuh pria yang ditindihnya.

"Bodoh, bodoh kau Lu." Gerutu Luhan memejamkan matanya erat.)

Hufftttt.....,

"Lupakan kejadian tadi. Anggap saja tidak pernah terjadi apapun."
Luhan bersuara. Membuat Sehun hanya mengerutkan alisnya.

Tanpa menunggu persetujuan dari Sehun, Luhan pergi begitu saja meninggalkan calon dokter itu dimeja makan.

Disepanjang jalan menuju kamarnya Luhan terus saja menyentuh bibirnya yang masih terasa aneh.
Bagaimana bisa keperawanan(?) bibirnya hilang begitu saja dengan seorang pria.

'Tidak, jangan sampai siapapun mengetahuinya.' Batin Luhan menggelengkan ribut kepalanya.

-

Hari ini akhir pekan, maka tidak heran jika suasana kediaman itu sedikit lebih ramai dari biasanya.

Suara piano klasik yang entah terdengar darimana Sehun dengar. Menandakan jika si tuan rumah sedang berada dirumah.

Merasa penasaran Sehun melangkah kearah sumber suara. Dimana berada dilantai 3 tempat sakral yang katanya tidak boleh dijajaki sembarang orang.

Tungkai panjangnya terus menelusuri anak tangga yang mengarah kelantai 3.

Sampai ketika telah sampai menjajaki lantai kayu di lantai 3. Sehun disuguhi suara indah alunan piano yang terdengar semakin jelas disana.

[BL] Doctors || HUNHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang