Doctor's 12

280 35 3
                                    

Drrrttt drrrttt

Ponsel Sehun bergetar dari dalam saku Sneli-nya.
Mengganggu acara makan siang Sehun bersama teman-teman koasnya meminta perhatian untuk segera mengangkat ponselnya.

"Maaf, kakakku menelfon."
Ijin Sehun kepada teman-temannya untuk mengangkat telfon dari seorang dengan nama Jasper Hyung tertera dilayar panggilan.

"Halo hyung ?"

Sehun menerima panggilan kakaknya sedikit menjauh dari tempat duduk teman-temannya.

-

Sementara Sehun sedang disibukkan dengan kegiatan dirumah sakit. Disini Yitian sedang menikmati perannya sebagai seorang single dad yang sedang menunggu putranya kembali dari sekolah.

Yitian memarkirkan mobil Sedan hitam keluaran Audy miliknya dihalaman sekolah lumayan jauh dari para kumpulan penjemput lainnya. Ya, taulah permintaan siapa itu.

"Pa...,"

Itulah orangnya. Memasang wajah ceria tersenyum kepada sang ayah yang sedang berdiri didepan pintu untuk menyambutnya.

"Aigoo..., pangeran rusa terlihat ceria sekali. Apa yang membuatmu bahagia manis ?"

"Paaaa...,"
Panggil Luhan memperingatkan ayahnya yang mulai menggodanya.

"Baiklah, baiklah. Sekarang masuklah. Nanti ceritakan saja dijalan. Diluar dingin."
Ujar Yitian membuka pintu kanan kemudi meminta Luhan masuk.

Setelah Luhan masuk kedalam mobil, pria baya yang masih terlihat tampan itu berjalan memutari depan mobil untuk menuju kepintu kemudi.

"Jadi apa gerangan yang membuat rusa papa gembira ?" Tanya Yitian memulai obrolan.

"Eummm..., beri tahu apa tidak ya ?"
Seolah menggoda sang ayah, Luhan memasang ekspresi berfikir sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya dipipi kiri yang sedang dia topang.

"Heeemmmm...., sudah pandai menggoda papa hemm ?"
Gemas Yitian menarik hidung kecil remaja disampingnya sampai terlihat warna merah dari ujung hidung bangir itu.

"Haha..., tidak, aku tidak menggoda papa. Tapi apa papa akan mengijinkan jika aku bercerita ?"
Nada suara Luhan berubah ragu dan sedikit khawatir.

"Kenapa? Hal apa yang akan kau lakukan sampai membuatmu ragu dan takut untuk bercerita dengan papa ?"
tanya Yitian lembut mengusap kepala Luhan.

"Eumm..., selama sebulan kedepan Luhan akan ikut ....ikut..."

"Ikut apa manis? Ikut olimpiade lagi? Papa tidak keberatan"
Potong Yitian menyela ucapan Luhan yang tampak ragu.

"Bukan..., olimpiadenya diwakili oleh orang lain."
Kini terdengar nada sedih dan kecewa dari suara putranya membuat Yitian sedikit melirik kekanan untuk melihat wajah sendu putranya.

"Hey ada apa? Jangan sedih seperti itu. Papa tidak apa-apa kau tidak ikut olimpiade. Papa sudah bangga dengan apapun yang kau dapatkan untuk papa. Itu sudah luar biasa sayang."

"Lalu jika bukan olimpiade, apa hal lain yang kau ikuti disekolah? Bagi papa, selama hal itu tidak memberatkanmu dan membuatmu terbebani atau kelelahan, kau boleh mengikutinya."

Wajah Luhan seketika berubah secerah mentari tatkala mendengar pernyataan dari sang ayah yang akan mendukung apapun kegiatan Luhan selama hal itu tidak berakibat buruk untuknya.

"Benarkah ?" Tanyanya memastikan.

"Heummm..., papa mengijinkanmu."

"Hyaaaaa...., terima kasih pa....,"

[BL] Doctors || HUNHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang