03 : Akleema's

238 23 0
                                    

˙˙˙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˙˙˙

"Tesa jangan kabur, besok jadwal piket lo!"

Teriakan tersebut sontak membuat si pemilik nama berdecak malas. Sosok cewek berambut sebahu itu merotasikan kedua bola matanya, melirik ke sumber suara.

Kelas ini memiliki kebiasaan bersih-bersih level akut. Murid yang memiliki jadwal piket esok hari harus melaksanakan tugas mereka sepulang sekolah.

Hampir seisi kelas mematuhi peraturan tersebut selama dua semester terakhir, terkecuali anak yang terkenal suka bermalas-malasan seperti cewek berambut sebahu ini.

"Besok aja deh, gue buru-buru ada urusan," alibinya.

Akleema Iris Nathesia. Murid tingkat dua yang dikenal paling santai seantero kelas. Orang-orang memanggilnya Tesa. Selain sering melewatkan jadwal piket, Tesa dulu kerap kali membolos dan melanggar peraturan sebelum berteman baik dengan Kakak beradik Adelard. Meski begitu, kemampuan Tesa bukan abal-abal. Sekarang dia berada pada posisi kedua di kelas setelah Anya.

"Alesan mulu ah, gue laporin wali kelas aja," ancam cewek yang memanggil Tesa tadi.

Tesa membulatkan mata kaget. "Jangan dong!" Serunya menghampiri cewek itu.

"Gue piket, kok. Besok datang pagi-pagi banget." Tesa memasang tampang semeyakinkan mungkin. "JANJI!" Tambahnya sembari mengacungkan jari telunjuk dan tengah di depan wajah.

Terjadilah negosiasi dadakan. Tesa biasanya pandai membujuk orang, sekarang dia akan menggunakan kemampuannya itu agar bisa lepas dari jadwal piket sore ini. Lagipula besok dia tidak akan lari.

Tidak jauh dari sana, ada sepasang mata yang sedari tadi menyaksikan mereka. Pemilik iris hazel dengan mata bulat dan beberapa titik mole di wajah dan sekitar leher.

Hazel melangkah meninggalkan tempatnya sambil tersenyum samar, menatap Tesa dari belakang. Ransel putih serta gantungan bmax yang melekat di punggung cewek itu terlihat sangat menggemaskan.

"Apaan nih ribut-ribut," Tanya Hazel ketika melewati papan tulis. Sebenarnya dia hanya basa-basi, dia mendengar semuanya dari bawah tadi.

Tesa menoleh dan langsung menarik Hazel dari sana. "Nih gue mau kerumah Hazel, jenguk Anya. Besok aja ya piketnya, BHAYY!"

Tidak membuang waktu lama, Tesa mempercepat langkahnya sambil menyeret Hazel keluar dari kelas. Beruntung cowok itu muncul di waktu yang tepat.

Hazel tidak heran lagi, enggan pula bertanya alasan Tesa lari-larian seperti ini. Ya, karena dia sudah tahu, Tesa ingin bolos piket. Hal ini adalah perihal biasa.

Yang sekarang menjadi pertanyaan adalah kalimat Tesa sebelum hengkang dari kelas tadi. Hazel mengajukan sebuah pertanyaan, tepat setelah Tesa melepas cengkraman pada lengannya.

"Lo beneran mau kerumah?"

Tesa nyengir lebar. "Hehe, nggak."

"Yaelah, nggak asik lo." Hazel mencibir, tersirat sedikit kecewa di sana.

THE TRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang