07 : Told

163 14 3
                                    

˙˙˙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˙˙˙

"Eh, kalian berdua duluan aja deh kayaknya." Tesa memperlambat langkah, membuatnya sedikit tertinggal di belakang Adelard bersaudara.

Hazel yang duluan menengok. "Kenapa?" Dan bertanya cepat, turut menurunkan tempo langkahnya.

Anya melakukan hal yang sama, menatap Tesa penuh tanda tanya. Sekarang mereka sedang berada di koridor menuju Aula, ada pertemuan orang tua yang rutin di adakan sebelum PTS setiap tahunnya.

Ketiga remaja itu tadinya berangkat bersama dari kelas mereka. Entah mengapa tiba-tiba Tesa meminta Anya dan Hazel untuk duluan saja. Mungkin... dia ada sedikit masalah.

"Hp gue ketinggalan," beritahu Tesa. "Kalian duluan aja, gue mau balik dulu."

Karena sudah begitu, akhirnya Hazel dan Anya melepas keinginan Tesa. Kedua kakak beradik itu melanjutkan perjalanan mereka menyusuri koridor, kemudian berbelok masuk menuju Aula.

Tesa menghembuskan napas pelan. Setelah memastikan Anya dan Hazel benar-benar sudah masuk, Tesa sedikit menepi di belakang sebuah pilar besar. Seolah bersantai di sana, dia bersandar sembari menekuk satu lutut dan bersedekap dada.

Netra Tesa perlahan menjatuhkan fokus kepada segerombolan orang tak jauh dari depan pintu aula yang berjarak sekitar lima meter dari tempatnya berpijak sekarang. Interaksi orang-orang tersebut adalah alasannya tetap berdiam di sana.

Tidak, Tesa tidak benar-benar melupakan ponselnya di kelas. Itu hanya alibi agar bisa memantau objek yang dilihatnya sekarang ini dengan tenang dan aman. Tesa tidak ingin melibatkan Hazel dan Anya, sebab mereka sama sekali tidak tahu tentang hal ini.

Pandangan Tesa semakin fokus, turut memasang kedua telinga guna menangkap samar-samar pembicaraan orang-orang itu. Dua orang adalah murid di sini, sedangkan dua lainnya terlihat seperti sepasang suami istri yang amat bahagia. Bisa dipastikan, mereka adalah orang tua dari kedua murid tersebut.

Tesa mengenal keduanya, salah satu adalah rekan organisasinya, dan yang satu lagi Senior galak yang terkenal ketus seangkatan murid tingkat tiga. Wanita dewasa itu... Tesa juga mengenalnya, tidak banyak perubahan yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir.

Lalu sang Pria dewasa, Tesa tidak pernah melihatnya. Namun dia bisa beranggapan bahwa itu adalah Lais Haidar Taksa, orang yang membuat Hellen Adiwarna meninggalkan Valda Akleema tempo hari. Yang membuat Tesa buta mata dan hati untuk menganggap kehadiran orangtuanya di muka bumi.

Taksa Deev Nerissa dan Taksa Naaman Rai. Tesa benci mengakui kalau kedua orang itu ada hubungan kerabat dengannya. Dia enggan menganggap Deeva sebagai saudara sepersusuannya, ataupun Taksa sebagai saudara tirinya. Selama ini Taksa dan Deeva tidak mau tahu menahu tentang masa lalu Hellen, keduanya pun tidak tahu tentang Tesa dan Deehan, yang ternyata adalah saudara beda Ayah mereka.

Tapi Tesa dan Deehan mengetahui hal itu. Tesa tahu sejak pertama kali mendengar popularitas Taksa bersaudara setahun lalu. Eyang yang memberitahunya nama dari suami baru Hellen. Kemudian Tesa sempat melihat biodata Taksa di ruang OSIS dulu, dan nama yang disebutkan Eyang adalah orang yang sama.

THE TRUTH UNTOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang