Bab 13 Dika Psikopat

6 1 0
                                    

~ Sedekat apapun kita tak akan pernah tahu sisi lain dari seorang teman.~

"Cukup! Aku tidak bisa melanjutkan, hal ini terlalu berbahaya," 

Satria kesal dengan sikap Angel yang keras kepala, tidak tahukah jika dia peduli terhadap keselamatannya. Satria mengambil kunci mobil Mamanya, ia tidak ingin orang lain tahu jika dia sedang menemui Angel. Lima belas menit dijalan, dia pun sampai di rumah yang sudah dua bulan tak dikunjungi. 

Satria masuk tanpa mengetuk pintu, Angel yang sedang melihat televisi terkejut karena tiba-tiba Satria duduk disampingnya. Angel menatap Satria yang terdiam di sampingnya, dia membuka jaket yang dipakainya lalu meletakkannya asal. Satria merebahkan tubuhnya lalu memakai paha Angel sebagai bantalnya. 

"Kamu kenapa? Kesambet jin di jalanan, kan kita gak boleh ketemu sebelum masalah ini beres? Aku sudah cerita banyak hal, sedikit lagi biar aku dapatkan bukti yang kuat," Angel mulai memarahi Satria.

Satria tidak peduli pada Angel yang terus saja berbicara, ia memilih memejamkan matanya di paha Angel. Dia rindu celoteh Angel, ia juga rindu rumah ini, masakan khas Bi Minah dan juga adu panco atau renang dengan Leon jika pria itu di rumah. Seharusnya ia tak peduli, biarkan saja narkoba beredar tak ada ruginya buat Satria. Jika dia seegois itu. Sayangnya gelar ketua dia yang pegang, semua orang percaya jika tim solid mampu memberantas peredaran narkoba di sekolah. Lalu bagaimana dengan hatinya yang terlanjur sayang pada Angel? 

"Satria, sebaiknya kamu pulang sana," usir Angel karena dia berbicara panjang lebar dari tadi tak dihiraukan oleh Satria. 

"Aku rindu kamu," Satu kalimat Satria mampu membungkam mulut Angel yang sejak tadi terus berbicara. 

Angel menunduk, melihat manik mata Satria. Dia jujur, tak ada kebohongan disana. Jantung Angel mulai menggila, ia takut jika Satria mendengarnya. Satria tahu jika Angel gelisah, diciumnya bibir merah itu sekilas lalu kedua pipi Angel. Mereka berdua saling diam, hanyut dalam angan yang sedang berkelana entah kemana? 

"Kamu tidak rindu?" Satria sengaja mempertanyakan hal itu kepada Angel. 

"Aku, buat apa juga rindu dengan kamu?" Angel sengaja berkata demikian, lalu mengalihkan pandangannya pada layar televisi. 

Satria pun bangkit, merebut remote televisi dari tangan Angel lalu mematikannya. Dia duduk di samping Angel, lalu bersandar. Tidakkah Angel mengerti, jika perasaannya bukan lagi sebatas sahabat. Cewek memang tak mau mengerti, dia hanya ingin dimengerti saja. 

"Aku serius, Angel. Kamu sama sekali tidak rindu? Lalu apa arti persahabatan kita selama ini?" Satria sudah kehabisan kesabaran, larangannya terhadap Angel sama sekali tidak di perdulikan. 

"Satria, gak usah lebay deh, tentu saja aku rindu kamu. Namun, saat ini kita meski fokus buat menjebak Sheren dan Dika," 

Angel bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan Satria? Dia sendiri yang menyetujui rencana ini, saat semakin terkuak rahasia mereka dia ingin berhenti. Angel menatap Satria yang terdiam, jika dilihat dari dekat ketampanannya bertambah berkali lipat. Most wanted sekolah, tentu saja tampan dan memesona. 

"Satria, jangan diam saja. Aku tidak suka jika kamu abaikan seperti ini," Angel mulai merajuk karena Satria hanya diam mematung hampir setengah jam. 

"Aku pulang, percuma saja orang yang kusayang tak mendengarkan ucapanku," pamit Satria kemudian berdiri dan memakai jaket hoodienya. 

Angel tahu jika Satria sangat mengkhawatirkannya, namun sudah kepalang basah dan harus selesai. Percuma saja pengorbanannya selama ini, dia rela menjauh dari Satria. Rela makan siang sendirian, pura-pura memusuhi tim solid. Tidak tahukah jika Angel juga lelah berpura-pura?

My Stupid Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang