Bab 9 Kejujuran

6 1 0
                                    

"Angel, aku langsung pulang kamu hati-hati di rumah," 

Satria sengaja langsung pamit pulang, dia tidak ingin pertanyaan Angel menyudutkan dirinya. Entahlah, bersama dengannya membuat Satria tidak bisa berbohong bahkan ia sudah terlalu membuka diri. Angel memanyunkan bibirnya, dia tahu jika Satria sedang menghindarinya. Padahal semalam ia minta dibuatkan sayur asam, Nila goreng, perkedel tahu dan juga sambal. 

"Kamu boleh pulang, tapi setelah makan siang. Enak saja, kamu yang request semalam sekarang mau kabur," Angel pun pura-pura marah, tapi memang benar siapa yang akan memakan jatah makan Satria? Leon pulang malam pasti membawa makanan untuk makan malam. 

Satria hanya terdiam, ia lupa jika semalam chattingan dengan Angel sampai larut malam. Dia pun memasukkan motornya ke garasi, kemudian menyusul Angel yang sudah masuk duluan. Angel tak akan marah, namun Satria hanya takut jika dia mulai banyak tanya? Mungkin sudah saatnya ia jujur, bukankah Angel begitu mempercayai dirinya. 

Satria duduk di meja makan, seperti biasa menunggu Angel yang berganti baju rumahan, "Angel, buruan turun aku sudah lapar,"

Angel tersenyum, keyakinannya tak pernah salah. Satria tidak akan membiarkan dirinya makan siang sendirian. "Iya, masih cuci muka tau, bawel bener jadi orang," omel Angel yang tak mungkin terdengar oleh Satria karena dia berada di dalam kamarnya. 

Angel turun, lalu memghampiri Satria yang sedang asyik main ponselnya. Sejak kapan Satria main FF, bukankah dia sering marah jika dirinya main game itu. Angel memperhatikan sekali lagi, ternyata ponselnya yang sedang dipakai oleh Satria. 

"Makan, woy makan, asyik ya main gamenya," ejek Angel tepat didekat telinga Satria. 

Tanpa Angel duga, Satria mengecup pipi kanannya. Keduanya terdiam beberapa saat, canggung itulah yang terjadi. Satria meletakkan ponsel Angel, kemudian menarik kursi di sebelahnya. Dia pun menyuruh Angel duduk, mereka berdua mulai menikmati makan siang bersama. 

"Makan yang bener kenapa?" Satria mengusap bibir Angel dengan ibu jarinya, "cewek tuh yang jaim dikit kalo makan bareng cowok," 

"Makan, ya makan pake acara jaim segala, emang lagi ikutan kontes miss Indonesia," omel Angel kemudian. 

Itulah yang Satria suka dari Angel, apa adanya. Tidak ada dandan menor, tidak ada ribet bawa sisir, kaca, make up ke sekolah. Namun begitu cantik dan memesona, satu hal lagi jika bertarung dia terlihat sangat keren seperti Xena The Warior Princess. Jujur kepada orang yang dipercaya, itulah hal yang membuat Satria takut dia kecewa. 

"Sudah kenyang kan, katanya mau pulang? Pulang sana!" jika Angel mengusir dirinya itu artinya dia sedang marah. 

Satria pun membersihkan meja makan, menaruh piring dan gelas kotor di wastafel. Angel pergi meninggalkan Satria yang masih sibuk mengelap meja. Biasanya mereka berdua bekerja sama, namun Angel sedang bad mood. Urusan cuci piring ada Bi Minah yang mengerjakan, jadi mereka berdua hanya merapikan meja.

"Angel, gak usah marah gitu. Aku temani deh, atau kita main ke rumahku? Aku kenalin sama Mama," ajak Satria yang tidak suka jika Angel mulai mendiamkan dirinya. 

"Terima kasih, ajak saja pacar kamu siapa si Nina atau Nana atau siapalah itu aku lupa," Angel lupa jika Satria pasti marah jika nama mantan kekasihnya disebut.

Satria ingin marah, namun tidak sepantasnya ia memarahi Angel karena tidak tahu alasan dibaliknya. Dia pun menghela napas panjang, memandang wajah cantik Angel yang membuatnya terus ingin disampingnya. Sudah saatnya ia jujur, bukankah Angel lebih dulu jujur kepada dirinya?

"Angel, tolong dengarkan aku. Aku akan bercerita tentang Nina kekasihku, dulu. Nina gadis manis dari SMA Nusa Bangsa, cowok yang bertarung dengan kamu tempo hari adalah kakak sepupunya. Dia menuduh aku yang membuat Nina jatuh dalam pergaulan bebas dan memakai narkoba. Nina depresi karena hamil diluar nikah, dia tidak tahu siapa yang menitipkan benih di rahimnya. Aku lah pacar Nina saat itu, namun sumpah demi apapun aku tidak pernah mengajaknya tidur bersama. Menciumnya pun hanya sebatas di pipi saja. Tuduhan terbukti salah, bayi itu lahir DNA milikku negatif. Nina pun membuka rahasia sebenarnya jika Dika adalah ayah dari bayinya. Dika menolak meski DNA bayi sama persis dengannya, naas bayi itu meninggal sehari setelah penolakan Dika. Nina mencoba bunuh diri, namun nyawanya berhasil diselamatkan. Nina masih hidup, dia berada di rumah sakit jiwa," 

Akhirnya Satria bisa bercerita keadaan yang sesungguhnya kepada Angel, hatinya merasa tenang. Bahkan sekarang Satria tak merasakan kekecewaan yang mendalam. Jika dulu ia sangat terluka kini ia merasakan damai yang tak terkira. Apakah semua karena Angel? Satria sendiri belum bisa memahami hal itu. Angel terlihat sangat antusias, berulang kali ia mengerutkan keningnya. Sungguh Satria ingin memeluk dan mencubit pipi Angel yang sedikit chubby itu. 

"Kok kamu gak sedih? Sudah move on ya? Atau kamu masih sangat mencintai dia? Bukankah cinta itu tulus tanpa syarat?" Angel mulai menyerbu Satria dengan berbagai pertanyaan. Tak ingin mendengar banyak tanya lagi, Satria pun nekat mencium bibir Angel sekilas. 

"Satria! Bibir aku gak suci lagi, kamu mencuri ciuman pertamaku. Nyebelin, kan pacar aku nanti dapat bekas ciuman kamu. Satria jahat!" omel Angel tak ada hentinya. 

Satria justru tertawa, cewek ajaib bukannya senang dicium malah ngomel gak jelas. Saat semua orang mengejar dan memuja ketampanannya Angel sama sekali tak peduli. Satria mendekat, kemudian memeluk Angel dengan erat. Angel yang terkejut pun hanya mampu diam, lalu membalas pelukan Satria. Rasanya nyaman, melebihi dipeluk Kak Leon ataupun Papanya. 

"Angel, berjanjilah satu hal. Jangan pernah menjauh, jika suatu saat perlahan ada yang membuatku benci padamu," 

Angel hanya terdiam, menikmati kehangatan tubuh Satria. Untuk apa dia berada disamping Satria, jika dia membenci. Dia pun tak menjanjikan apa-apa, lebih baik menikmati saat yang menyenangkan. Bel rumah berbunyi, Satria melepas pelukannya dan Angel pun bangkit untuk membuka pintu.

"Hai, Neng Angel lagi berduaan dengan Bang Satria ya, lama banget buka pintunya," Tyo mulai menggoda Angel. 

"Lagi ciuman pastinya." Sahut Niko.

"Angel gue mau minum, kok gak disuruh masuk," timpal Dion kemudian. 

"Kalian! Kok tahu aku disini?" Satria sudah berdiri di belakang Angel. 

"Masuk! Tutup kembali pintunya, bentar aku buatkan minuman dulu," putus Angel kemudian. 

Angel menuju dapur, menyiapkan minuman dan juga cemilan untuk teman-temannya. Satria menatap ketiga temannya dengan tajam, menuntut alasan yang tepat sehingga ikut ke rumah Angel. 

"Kita mau bahas sesuatu, tentang pengedar narkoba yang mendekati sekolah kita," ujar Tyo. 

"Kan bisa di basecamp, gak di rumah Angel juga bahasnya. Jika Kakak Angel pulang? Habis kita," geram Satria. 

"Kita balik aja, ke basecamp," usul Dion.

"Bolak-balik, panas tahu," sungut Niko. 

"Gaes, kita ke halaman belakang aja yuk, ada gazebo yang asyik buat nongkrong," ajak Angel yang tahu jika mereka sedang membicarakan hal penting. 

Disinilah mereka, di halaman belakang rumah Angel. Tempat yang nyaman sekaligus sepi, sangat pas untuk membicarakan hal rahasia. Mereka tengah curiga dengan gerak-gerik Dika dan teman-temannya, apalagi berita tentang kembali beredar narkoba bentuk pil di sekolah. Satria yang merupakan ketua dari perkumpulan Solid, singkatan dari Solidaritas Persaudaraan merasa bertangung jawab jika barang haram itu lengah dari pantauannya. 

"Aku ikut menyelidiki hal ini, jangan remehkan kemampuanku," Angel akhirnya membuka suara. 

"Tau yang jago beladiri kan, ini tuh pakai otak dan strategi bukan adu otot," sindir Niko. 

"Kamu pikir aku bodoh gitu?" kesal Angel. 

"Stop! Kita bahas hal serius, Niko jangan ganggu Angel lagi," ujar Satria yang jenuh dengan pertengkaran mereka. 

"Bagi tugas mulai besok, Aku mengawasi Dika. Kamu, Niko dan Dion awasi kantin, warung belakang dan gudang. Angel kamu awasi cewek-cewek yang sekiranya mencurigakan, Siska target utamanya. Kania tidak mungkin, anak baru sepertinya tidak perlu," ujar Tyo sudah seperti pemimpin penyelidikan. 

"Sudah ngomongnya? Aku haus tau," omel Niko dan mendapat jitakan dari Dion.

Angel tak akan melewatkan anak baru itu, dia yakin jika Sheren alias Sherenetta Abigail ada dibalik semua hal yang terjadi di sekolah ini, lebih baik ia mulai menyelidiki Sheren. Dari teman-teman di sekolah lamanya ia akan memulai bertanya. Mata Satria dan Angel saling bertemu, menghadirkan debar jantung yang tak menentu. Apakah semudah itu jatuh cinta? Kebersamaan, rasa nyaman lalu terpesona dalam diam. 

#KMCWriting
#KMC9

Hai reader, Satria dan Angel kembali menyapa. Happy reading ya😍

My Stupid Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang