Bab 6 Permainan Sheren

21 1 0
                                    

"Dekatilah, raih kepercayaan dan juga hati. Jika sudah, menyakiti dia adalah kesenangan tersendiri." 

Satria menghentikan motornya begitu sampai di rumah Angel, tak merasa adanya pergerakan ia pun menoleh kebelakang. Pantas saja ia merasa berat, ternyata Angel tertidur di punggungnya. Cewek aneh, motor begitu kencangnya eh dia malah tidur. 

"Angel, bangun!" Satria sengaja mencubit paha Angel pelan, ia penasaran reaksi apa yang akan ia terima. 

"Satria, aku udah bangun, gak usah nyubit juga kali," Angel pun turun lalu mengomel panjang lebar tanpa peduli dengan Satria yang masih diam di motornya. 

Satria hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ternyata Angel cerewet dan juga bawel. Satu hal yang dia suka dari Angel, cewek itu cepat sekali melupakan amarahnya. Pintu rumah Angel terbuka, itu tandanya Satria harus masuk dan menemaninya makan siang. Gadis itu pasti kesepian, hanya tinggal berdua dengan sang kakak. 

Satria masuk, ia melihat Angel sudah berganti pakaian lalu asyik main game di ponselnya. Satria melepas seragam putih miliknya, menyisakan kaos hitam tanpa lengan yang membuatnya terlihat semakin tampan. Satria duduk di depan Angel, merebut ponsel cewek itu lalu menyembunyikan di saku celana. 

"Satria, balikin ponselnya, lagi seru banget tahu," Angel mendengkus kesal karena Satria hanya terdiam tanpa ekspresi. 

Belum ada lima menit mereka saling diam, Angel sudah mulai berbicara banyak hal. Angel bercerita bagaimana ia bisa sampai pindah ke SMA Mahardika, lalu teman pertama yang diajaknya berbicara adalah Satria. Menurut Angel, dia itu cowok yang dingin, cuek, gak mau tau urusan orang lain, gak mau bantu orang. Kesan pertama yang sangat menyebalkan. 

*****

"The best girl on SMA 69 adalah Chaira Angelita Putri, mohon untuk naik ke atas panggung dan menerima piala," 

Suara dari salah satu panitia, membuat Sheren sakit hati. Seharusnya dia yang menang, bukan Angel. Sheren kalah pada bidang akademik dan kemampuan berbahasa inggris. Orang tua Angel tinggal di luar negeri, otomatis dia pun lahir di sana. Bahasa inggria adalah bahasa keseharian, jadi tidak heran jika Angel lebih unggul. Kekalahan itulah yang membuat Sheren berubah, dari sahabat baik menjadi musuh. 

"Tidak akan aku biarkan kamu tertawa atas kemenanganmu, karena mulai detik ini kita adalah musuh besar," ancam Sheren begitu Angel turun dari panggung. 

Angel tertawa lebar, lalu merangkul bahu Sheren, "Aku suka sambutanmu, piala ini untuk persahabatan kita,"

Sheren menyeringai licik, ia mengikuti saja apa mau Angel sekarang. Lihat saja, semakin Angel dekat dengannya, akan mudah sekali membuat ia terlihat buruk di depan orang lain. Kantin, saat ini mereka berdua berada disana. Angel sedang merayakan kemenangan, ia pun berpesta dengan mentraktir teman sekelasnya. 

Sheren memulai drama upik abu, ia mengambilkan minuman untuk teman-temannya. Dia berhenti di depan Angel yang sedang berjalan, menumpakan jus alpukat ke bajunya lalu memuduh Angel yang melakukan. 

Sheren tiba-tiba menagis dan berbicara dengan keras disela tangisnya, "Maaf, Angel aku tak sengaja menginjak kakimu tapi mengapa kamu siram aku pakai jus apukat pesananmu?"

"Angel, jangan sombong kamu. Baru juga menang begitu saja, sudah belagu jadi penguasa." timpal Disa salah satu the best girl yang kalah. 

"Kelakuan gak beradab kok jadi pemenang." suara sindiran yang lainnya.

"Tunggu, kalian salah sangka. Aku tidak pesan jus apukat bahkan aku sangat benci buah itu," Angel tahu jika Sheren tengah memutar balikkan fakta. 

"Jadi, karena gak suka jus apukat kamu siram aku?" Sheren kembali memanaskan suasana. 

"Dasar kejam! Tau gitu aku gak pilih kamu," umpat seseorang. 

Angel memilih pergi, jika terus di kantin pasti dia akan menghancurkan semuanya. Bahkan bisa-bisa mematahkan leher Sheren saat itu juga. Tanpa Angel tahu, Radit telah mengklarifikasi bahkan ia menjadi saksi jika Sheren sengaja menumpahkan jus apukat itu ke bajunya. Dengan bukti, ia menunjukkan video yang sengaja untuk merekam kemenangan Angel. Sheren kalah telak kali ini. 

"Sial, aku berjanji akan membuat Angel keluar dari sekolah ini," geram Sheren tanpa sengaja seseorang mendengarnya. 

"Aku akan bantu kamu, tapi kamu harus jadi bagian dari kami," tawar orang itu langsung. 

"Caranya?" tanya Sheren kemudian. 

"Taruh ini dalam tas Angel, aku yakin siang nanti akan ada pemeriksaan karena kelas kamu ada jadwal di laboratorium IPA. Kamu boleh coba, pasti akan sangat menyenangkan," orang itu memberikan bungkusan pada Sheren kemudian pergi entah kemana. 

Benar saja, saat mereka kembali dari laboratorium IPA kepala sekolah bersama beberapa orang guru telah berdiri di depan kelas Angel. Semua siswa satu kelas heran, kamuadian masuk secara tertib. Pintu kelas ditutup rapat, kepala sekolah marah besar karena ada narkoba disalah satu tas siswa. Angel yang merasa buka  dirinya, tentu saja tenang dengan raut tak bersalah. 

"Jika tak ada yang mau mengaku maka, Bapak akan tunjuk dan harap jujur," tegas Kepala Sekolah kemudian.

"Chaira Angelita Putri, dari mana kamu mendapatkan barang haram itu?" tanya guru BK kemudian. 

"Barang haram apa? Saya tidak mengerti," Angel pun bingung mengapa ia yang ditanya akan hal itu. 

"Jangan mengelak, kamu pintar, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya memakai obat terlarang. Ini buktinya ada dalam tas kamu," tuding guru agama kemudian. 

Kelas mendadak senyap layaknya rumah hantu, Angel terjebak dirinya tidak bisa mengelak. Namun, ia harus tetap tenang. Bukti ada padanya, tes urine dan segalanya ia sangat yakin negatif terhadap obat terlarang. Angel tak ingin ada pada posisi seperti ini, lebih baik ia menawarkan diri untuk dipanggilkan pihak berwajib. 

"Lebih baik panggil pihak berwajib saja, kita buktikan saya salah atau benar," tantang Angel kemudian. 

"Berani sekali, jika terbukti kamu akan keluar dari sekolah ini." kesal guru BK. 

*****

Tawa Satria meledak, ternyata ada cewek sebodoh Angel yang menyuruh orang menangkap dirinya yang tak bersalah. Angel itu lugu, atau terlewat pede dengan dirinya sendiri. Angel menatap Satria yang tengah tertawa, menurutnya tidak ada yang lucu. Orang pendiam ternyata bisa mentertawakan hal yang sama sekali tidak lucu.

"Satria, gak ada yang lucu kan? Ayo kita makan, males aku lanjut cerita," kesal Angel kemudian mendului Satria ke meja makan. 

Nasi, ayam suir, oseng kacang panjang campur tempe, udang goreng tepung, sambal bajak tak lupa krupuk. Tak ketinggalan minuman kesukaan Angel jus jeruk, air putih serta buah pisang dan apel hijau untuk cuci mulut. Satria memandang Angel yang tengah sibuk menyiapkan piring untuknya, nasi beserta lauk pauk dan segelas air putih. Baru seminggu Angel paham betul jika Satria tidak suka jus jeruk, sebagai gantinya ia memberikan sekotak susu UHT kemasan. 

"Angel, kamu marah sama aku?" tanya Satria yang melihat Angel begitu sibuk menikmati makanannya. 

"Makan tidak boleh berbicara, kapan aku marah?" Angel justru berbalik tanya kepada Satria. 

Cewek yang ajaib, sebentar marah sebentar lupa. Begitu cepat percaya kepada orang lain, mudah sekali mengobral aib pada orang lain. Jika Satria punya niat busuk, bukankah akan sangat mudah untuk menyingkirkan Angel. Terlalu percaya dengan orang lain itu tidak baik, apalagi jika kita belum kenal sepenuhnya. 

"Angel, mengapa kamu ceritakan hal buruk itu kepadaku? Tidak takut aku sebarkan pada teman lain di sekolah," Satria mencoba memperingatkan Angel. 

"Aku percaya sama kamu, karena yakin kamu bukan tipe orang yang tidak bisa dipercaya," Angel tersenyum setelah menjawab pertanyaan Satria. 

#kmcwriting
#kmc9

Hai, aku kembali lanjutkan cerita ini😍😍 semangat membaca reader


My Stupid Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang