"Hai, boleh tanya dimana ruang kepala sekolah?"
Satria hanya menatap tajam gadis itu, lalu pergi meninggalkannya. Tanpa dia sadari jika gadis itu terus mengikuti langkahnya menuju halaman sekolah. Satria berhenti, karena ceroboh gadis itu menabrak punggungnya.
"Jangan ikuti, aku!"
"Hei, sakit tahu jidatku, punggung kamu keras banget lebih keras dari batu," cerocosnya tanpa henti.
Satria kembali melangkah, meninggalkan gadis itu yang terus saja berbicara. Merasa ditinggalkan, ia pun menarik lengan Satria dengan keras.
"Aku minta tolong, antarkan ke ruang kepala sekolah. Aku murid baru disini, jangan menolak lagi,"
Satria baru menyadari satu hal, gadis itu memakai seragam yang berbeda dengan miliknya. Pagi yang sial, Satria malas sekali jika harus menghadap kepala sekolah.
Semua murid menatap Satria dengan pandangan memuja, bahkan ada yang langsung memuji dengan sengaja.
"Bang Satria, ganteng banget pagi ini."
"Bang Satria, aku mau lo jadi pacar kamu."
"Satria, senyum dong. Jutek banget jadi orang."
Sepanjang jalan menuju ruang kepala sekolah, hanya ocehan memuja dari para fans Satria. Sempat terdengar juga ucapan yang tidak menyenangkan tentang gadis itu.
"Anak baru, dari sekolah mana? Udik gitu."
"Anak baru tukang tikung pastinya."
"Anak baru pasti tidak diterima."
"Woy, bacot dijaga kalo ngomong, berani sini battle sama aku," ujar gadis itu membuat Satria terkejut bukan main.
Gadis yang aneh, dari tampilannya seperti gadis polos tapi sikapnya bar-bar melebihi preman. Satria hanya diam, memperhatikan gadis itu. Siska tiba-tiba berdiri di depan gadis itu, bersiap untuk adu mulut. Namun, sepertinya Siska mundur karena melihat gadis itu memasang kuda-kuda.
"Keren," gumam Satria tanpa sadar.
"Gak usah memuji, aku memang jago beladiri dari dulu. Mana ruang kepala sekolah? Dari tadi muter-muter terus, jangan-jangan kamu ngerjain aku lagi," ujar gadis itu dengan geram.
Dion, Tyo dan Niko sudah berdiri di depan Satria dan juga gadis baru itu. Tyo yang terkenal playboy pun memulai aksinya untuk menggoda gadis itu. Siapa yang tidak mengenal seorang Haryo Bramantyo, cowok kelas 11 IPA tiga jago fisika hobinya gonta ganti cewek. Paling lama menjalin hubungan satu bulan, lebih dari itu adalah aib.
"Hai, aku Tyo kamu siswi baru ya disini?" pertanyaan yang sama sekali tak berbobot terlontar dari mulut Tyo.
"Iya, bisa antarkan ke ruang kepala sekolah?" tanya gadis itu.
"Belakang kamu kan ruang kepala sekolah, Neng cantik kok bego banget ya? Baca itu tulisan segede kapal," sindir Nico tajam.
Gadis itu hanya memasang wajah datar, tak peduli dengan ucapan Niko.
Nicolas Arditama, salah satu dari teman Satria yang pendiam namun sekali berbicara pedas dan tak punya hati. Bahkan bisa lebih pedas dari mulut Bu Tedjo yang lagi viral di film Tilik.
Nah, yang paling kalem disini adalah Dion Kusuma Wardhana. Cuma satu hal yang membuat dia aneh, hobi komentarin penampilan semua orang. Seperti halnya sekarang, ia mulai mengomentari penampilan gadis baru itu.
"Nama belum kenalan, kesan pertama cantik dengan rambut panjang sebahu. Sepertinya baik, namun sedikit telmi alias telat mikir. Fashionable, jago beladiri. Sepertinya itu saja, perkenalkan aku Dion,"
"Aku ingat kalian kok, Satria, Niko, Tyo, Dion. Semoga kita bisa berteman,"
Melihat ketiga temannya yang mulai sok akrab dengan gadis baru itu, Satria pun pergi menuju kelasnya. Apalagi tugasnya sudah selesai, mengantar gadis itu ke depan ruang kepala sekolah. Jadi dia tidak ada urusan lagi dengan gadis aneh tadi, sebaiknya ia menuju kelas karena sebentar lagi bel masuk.
"Satria, terima kasih," ujar gadis itu lantang sehingga terdengar olehnya.
Gadis itu masuk ke dalam ruang kepala sekolah, sementara ketiga teman Satria berbalik mengikuti langkahnya menuju kelas. Satria melempar tas sekolahnya asal, lalu duduk di kursi. Begitu halnya mereka bertiga, duduk di tempat masing-masing.
"Drama Queen," umpat Niko yang membuat mereka bertiga serempak menoleh ke depan pintu.
Semua warga kelas 11 IPA 3 mengenal betul seorang gadis yang datang mendekati Satria dengan sekotak nasi bekal. Kania, gadis cantik dengan rambut sebahu. Penguasa sekolah dan begitu disegani, karena orang tuanya adalah Wakasek Kesiswaan. Pintar namun sombong dan egois.
"Pagi Satria, ini aku bawakan nasi goreng seafood," ujar Kania lalu menyerahkan kotak makan itu di meja Satria.
"Hmmm," balas Satria acuh.
"Pergi sana! Bel sudah bunyi," usir Niko.
"Satria aja diem, kenapa jadi kamu yang sewot," balas Kania lalu melangkah pergi.
Karena tak memperhatikan jalan, Kania pun menabrak gadis baru yang akan masuk kelas 11 IPA 3. Keduanya saling tatap dengan amarah yang terpancar jelas dari kedua mata mereka.
"Heh, anak baru jalan pakai mata!" umpat Kania.
"Hei, kamu yang salah kok aku yang disalahkan. Jalan pake kaki bukan pake mata," balas gadis itu tanpa takut.
"Berani kamu sama aku, belum tahu ya siapa aku?" tanya Kania yang mulai memegang kerah baju gadis itu.
Semua penghuni kelas hanya memperhatikan kejadian di depan kelas dengan acuh. Percuma juga mereka melerai, karena Kania pasti marah dan mengkambing hitamkan masalah yang dibuatnya kepada orang lain. Satria diam-diam mengambil ponsel dan merekam pertengkaran mereka.
Gadis itu pun dengan berani melakukan hal yang sama kepada Kania, karena dia tidak akan pernah mau direndahkan oleh siapa pun.
"Kamu pikir aku takut! Lagian kamu siapa? Siswa kan! bukan pemilik sekolah ini," gadis itu menjawab perkataan Kania.
Kania melepaskan cengkramannya pada gadis itu, akal liciknya mulai bekerja. Namun, sungguh diluar dugaan gadis itu bisa menebak apa yang tengah dipikirkan Kania.
"Jangan berpikir akan memutar balikkan fakta, atau gadis busuk sepertimu akan habis di tanganku," ujar gadis itu lalu melepaskan cengkramannya pada Kania.
"Awas saja! Urusan kita belum beres," ancam Kania lalu pergi meninggalkan gadis itu karena malu.
Kania berjalan sambil mengumpat dalam hati,"Kamu akan membayar kejadian hari ini dengan hal yang lebih memalukan,"
Gadis itu masih berdiri di depan pintu, gagal sudah menciptakan karakter kalem dalam dirinya. Sudahlah, ia akan mulai sekolah di SMA Mahardika ini. Semoga mendapatkan banyak teman baik, dia ingin mencari teman bukan lawan karena sudah terlalu banyak lawan yang dimiliki. Gadis itu pun mencoba menyemangati dirinya sendiri, baru hari pertama semoga bukan kesan buruk yang didapatnya.
"Ayo masuk, mengapa masih di depan pintu?" ujar Kepala Sekolah pada gadis itu.
Gadis itu hanya tersenyum lalu masuk bersama Bapak Kepala Sekolah. Semua penghuni kelas terdiam, menatap gadis itu dan Kepala Sekolah mereka.
"Selamat pagi, kita kedatangan siswi baru pindahan dari Bandung. Perkenalkan dirimu, Angel,"
"Selamat pagi, perkenalkan aku Chaira Angelita Putri, panggil saja Angel. Ingat aku bukan malaikat ataupun bidadari, hanya Angel,"
23 Agustus 2020
Gaes aku bawa cerita baru bergenre Young Adult.
#KMCWriting
#KMC9
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Angel (TAMAT)
Novela JuvenilTidak ada yang tahu jika masa sekolah memiliki pengaruh besar dalam hidup. Seperti halnya yang akan terjadi pada mereka, Satria dan Angel. Dua anak manusia yang ingin mencari jati diri mereka, melakukan hal yang luar biasa berbahaya untuk anak seusi...