Bagian 1

33 25 0
                                    


HAPPY READING……

KRINGGG….KRINGGG…..

Suara jam beker Devan berbunyi

Yang memberi peringatan untuk membangunkan seseorang

Di pagi hari yang sejuk ini, Devan langsung bangun dari tidurnya dan bersiap untuk pergi ke kantor. Dia selalu tepat waktu dalam urusan bekerja. Devan memang dari kecil diajarkan oleh kedua orangtuanya untuk mendisiplinkan diri, agar saat besar nanti dia menjadi orang yang sukses dan tepat waktu. Yap benar sekali Devan juga tidak ingin para stafnya atau karyawannya  datang terlambat.

Devan langsung turun ke bawah untuk sarapan. Ibunya selalu menyediakan sarapan agar suami dan anaknya tidak kelaparan saat bekerja. Mereka selalu diberikan makanan yang sehat dan bergizi, Devan selalu memakan makanan yang vegetarian. Dia memang hanya tidak ingin memakan daging ataupun ikan. Dia hanya memakan sayuran yang sangat bagus untuk kesehatannya. Selesai makan, Devan lanngsung berpamitan dengan ayah dan ibunya dia langsung berangkat ke kantor dengan mobil merahnya itu yang sangat mahal. Mobil itu diberikan oleh ayahnya saat Devan ulang tahun.

SKIPPP….

Devan pun sampai di kantor, dia langsung turun dari mobilnya dan menyuruh supir yang ada di kantor untuk memarkirkan mobilnya dengan benar. Lalu dia langsung masuk ke kantor dan naik lift menuju ruangannya. Sesampainya di ruangan, dia langsung duduk di kursi dan langsung mengerjakan tugasnya di depan laptop. Dia juga memanggil pelayan untuk memberikan dia segelas kopi hangat agar dia tidak mudah mengantuk.

Devan: “Pak tolong buatkan saya kopi yang hangat ya, saya pesen kapal api biasa”.

Pelayan: “Baik pak, ditunggu sebentar ya”. (langsung keluar dari ruangan Devan)

Devan masih melanjutkan ketikannya di depan laptop. Lalu beberapa menit kemudian ada tangan kanannya atau orang kepercayaan Devan yang mengetuk pintu, sehingga membuat Devan menghentikan pandangannya di laptop dan menyuruhnya untuk masuk.

Antoni: “Pak ada perempuan yang ingin melamar kerja di sini”

Devan: “Baik, suruh dia masuk saja”. (melanjutkan ketikannya di laptop itu)

Antoni: “Baik pak”.

Antoni pun langsung keluar dari ruangan bosnya itu, lalu manggil wanita itu yang sedang duduk manis di sofa sambil memegang tas dan berkas-berkasnya itu. Iya wanita itu bernama Delia Nada Shabita, gadis cantik yang sangat ramah dengan siapa saja dan juga sikapnya sangat baik. Dia juga bisa disebut sebagai wanita sukses dalam hidupnya, karena semua nilai dalam mata kuliahnya itu sangat bagus. Dia mungkin sudah cukup diterima di perkantoran mana saja. Tetapi apakah Devan akan menerima Delia untuk bekerja di perusahaannya?

OKAY KITA LANJUT AJA YAK

-----------------------------------------------------------------

TOK….TOK….TOK….

Devan: “Iya, silahkan masuk, silahkan duduk dulu. Apa bisa kamu ceritakan tentang diri kamu? Maksudnya tentang pendidikan” (masih sambil mengetik tidak memandang sekalipun wajah Delia. Hanya fokus dengan laptopnya saja)

Delia pun menceritakan tentang dirinya dan pendidikannya. Wawancaranya memang lumayan lama, tetapi Delia berhasil diterima oleh Devan. Karena dia sudah berbakat, dan Devan pun juga mendengarkan jawaban dari semua pertanyaannya dengan sangat baik. Devan sampai akhir wawancara pun dia tidak memandang Delia sedikitpun. Dia hanya mendengarkan ucapan atau perkataannya Delia. Akhirnya Delia bisa langsung bekerja di perusahaan Devan. Devan langsung memanggil Antoni untuk menjelaskan bagaimana cara-cara bekerja di perusahaannya, dia juga menjelaskan pada Antoni agar bisa menjelaskan semuanya dengan baik supaya Delia bisa memahami semua pekerja yang bekerja di perusahaannya.

Antoni: “Nah Del, meja lu ada di sini ya. Sekarang lu udah tau kan kantinnya dimana dan yang lainnya?”

Delia: “Iya, makasi ya Antoni”.

Antoni: “Yailah gausah panggil gua Antoni kali, panggil aja Ton. Antoni kepanjangan, udah sana kerja nanti bos marah lagi. Soalnya bos suka gitu. Tadi pasti lu ga diliat kan sama bos? Bos mah emang gitu orangnya jutek, tapi aslinya hatinya baik si. Walaupun biasanya dia sering marah-marah terus ya gitu deh susah ngejelasinnya. Udah pokoknya lu kerja aja yang bener, gua di ruang sebelah kok kalo ada apa-apa panggil gua aja ya”.

Delia: “Oh iya, makasi ya”.

Antoni: “Iyooo…”. (sambil berjalan ke ruangannya)

Delia pun bekerja dengan giatnya, dia hanya ingin menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Delia itu memang orangnya tidak suka menunda pekerjaan, apalagi setelah dibilang Antoni kalau bosnya itu suka marah-marah. Delia hanya takut kalau pekerjaannya itu malah menjadi kandang harimau baginya. Huu…hu… dia hanya takut dimarahin sama bos mangkanya Delia menyelesaikan tugasnya begitu cepat.

SORE PUN TIBA….

Antoni: “Del, kata bos lu udah boleh pulang karena ini hari pertama lu kerja jadi pulangnya lebih cepet aja gitu”.

Delia: “Ooh, oke deh makasi ya Ton, tapi bos lu kok daritadi ga keliatan si?”

Antoni: “Yaelah bos emang gitu jarang banget keluar, sekalinya keluar paling ngasih tugas buat yang lain”.

Delia: “Oalah, oke-oke”.

Antoni: “Yodah sana pulang hati-hati”.

Delia: “Iya, yodah gua duluan yak, byeee…”.

Antoni: “Iyaa…byee”.

Delia pun membawa tasnya dan berjalan pergi keluar kantor. Lalu dia naik angkot yang sudah dia stop. Delia selalu setiap dia pergi kemana-mana selalu naik angkot. Dia hanya tidak ingin naik kendaraan yang mahal seperti taxi. Walaupun dia pergi ke kantor pun dia tidak pernah malu, yah karena memang kondisinya seperti ini (dia orang yang tidak mampu) jadi dia selalu percaya sama dirinya sendiri dan tidak pernah malu pada siapapun. Delia hanya menghiraukan perkataan orang saja, dia sama sekali tidak peduli apa yang orang lain katakan.

Sesampainya di rumahnya dia langsung pergi ke kamar dan membersihkan dirinya terlebih dahulu, setelah itu dia langsung berganti pakaian dan langsung mencuci pakaiannya itu agar tidak bertumpukan di mana-mana, karena dia tinggal sendiri di rumah (tidak punya siapa-siapa) lagi setiap harinya Delia memang selalu membersihkan rumahnya agar tidak kotor karena dia tidak suka rumahnya itu kotor.

KEESOKAN HARINYA….

TEPAT DI KANTOR JAM 7.00

Devan: “Ton, siapa dia?” (sambil melihat ke arah Delia)

Antoni: “Yah si bos gimane? Dia itu Delia yang baru aja kemarin bos terima dia kerja di sini. Bos masih inget kan?”

Devan: “Oh ya, yaudah”. (langsung mengalihkan pandangannya dari Delia)

Devan langsung pergi ke ruangannya meninggalkan Antoni dan Delia.

Antoni: “Udah ga usah bingung gitu, tapi gua heran baru kali ini bos begini, yodah lanjut kerja sono. Guam o ke ruangan bos dulu”.

Delia: “Oh iya”.

Delia langsung melanjutkan kerjanya, sementara Antoni langsung pergi ke ruangan bosnya.

•••••••••••••••




DEVAN & DELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang