Delia langsung keluar klinik dan menyetop taxi. Delia pun sampai di kantor, dia langsung naik lift untuk pergi ke ruangannya. Delia langsung duduk di kursinya dan membuka laptop untuk menyelesaikan tugasnya lagi.Antoni: “Weesss gilak baru dateng lu, habis ke mana nih?”
Delia: “Lu ga usah basa-basi deh, langsung ke intinya aja. Elu kan yang nyampurin sambel ato apalah itu ke makanannya Kevin biar perutnya sakit. Ngaku deh..”
Antoni: “Ihhh apaan si main nuduh-nuduh gua aja”
Delia: “CK…iya tapi siapa lagi kalo bukan-“
Devan: “Gua, gua yang nyuruh dia buat nyampurin sambel ke makanan Kevin. Puas kan lu?”
Delia: “Pak denger ya, Kevin itu temen saya pak, bapak kenapa si selalu aja-“
Devan: “Ikut gua ke rumah dulu, mama gua mo ngomong sama lu”
Delia: “ENGGA…”
Devan: “Lu bilang apa tadi?”
Delia: “Ya gua bilang engga, gua gamau…”
Devan: “Oke, berarti sekarang lu udah gaada gunanya lagi di sini”
Delia: “Aaa…apaa?.. maksud bapak..”
Devan: “Iya, kamu saya pecat karena tidak mau menuruti keinginan saya. Jadi gimana keputusan akhirnya?”
Delia: “Gampang ya kalo jadi orang kaya bisa pecat-pecat siapa aja, emang bener kata orang, bapak itu adalah orang yang sangat sombong ataupun angkuh”.
Antoni: “DELIAA…..”
Devan: “Huuusshhh….biarkan dia bicara. Saya tidak peduli apa yang kamu katakana sekarang”
Delia: “Baiklah, bapak yang mecat saya maka saya akan terima dan saya tidak akan bekerja lagi di kantor-“
Devan: “Jika kamu tidak ingin bekerja di sini lagi, maka resiko yang akan kamu tanggung itu sangat berat. Karen ajika kamu melamar kerja di tempat lain makan kamu tidak akan diterima sebagai apapun. Apa diterima?”
Delia hanya melihat wajah Devan dengan kesalnya, mereka saling menatap. Devan menatap Delia dengan senyuman tetapi Delia melihat wajahnya dengan sangat kesal, dia masih menahan airmatanya agar tidak menangis di depan Devan dan Antoni. Delia merasa kalau ini ujian untuknya.
Delia: “Baiklah saya terima”
Delia langsung keluar dari ruangan Devan, lalu membereskan semua barangnya yang ada di ruangannya itu. Delia langsung turun dan naik angkot untuk pulang ke rumah. Sampai di rumahnya dia langsung ke kamarnya menangis dengan kencangnya.
Delia: “Kenapa ini semua sakit Tuhan, ada apa dengan diriku? Kenapa saat aku meninggalkan tempat itu hati ini terasa sesak? HIIKKKSS….HIKKSS….. Kenapa? Ada apa Tuhan? Pria itu benar-benar sangat menyebalkan. Bagaimana sekarang? Aku, apa yang harus kulakukan di rumah yang kecil ini. Kenapa ini terjadi Tuhan? Kenapa dia memecatku, apa salah ku dengan mengatakan itu?”
2 BULAN KEMUDIAN
Sejak hari itu Delia hanya keluar dan masuk kamar saja. Sekali-kali dia juga keluar rumah sendiri, dia tidak pernah bicara dengan oranglain. Di harinya itu dia selalu kesepian. Dia hanya menunggu orang yang tepat untuknya. Setiap hari berganti persediaan makanan dan tabungannya juga semakin menipis. Dia sempat berpikir untuk kembali ke kantor itu. Setiap harinya dia selalu berdoa pada Tuhan agar ditemukan pria yang tepat untuknya. Dia juga berdoa pada ibunya, dia juga bertanya kenapa ibunya pergi meninggalkannya dengan cepat?
Hari itu Delia pergi ke mall dia berharap akan bertemu Kevin, tapi dia teringat kalau Kevin masih ada di London. Tapi tiba-tiba di sana dia tidak sengaja bertemu dengan seseorang yang sangat dia benci selama ini. Mereka saling menatap, Delia langsung memalingkan wajahnya dan hendak pergi tapi tiba-tiba.
Devan: “Kenapa kau tidak kembali ke kantor?”
Delia: “Kenapa? Apa itu pantas lagi untuk orang yang sudah kau usir ini?"
Devan: “Apa kau selalu menganggap perkataanku itu serius?”
Delia: “Lalu? Saya bisa hidup sendiri pak, sebaiknya Anda pulang saja. Permisi”
Devan: ‘Tidak lagi”
Devan langsung menarik tangan Delia dan memeluknya.
DEG.... DEG.... DEG....
OKE DILANJUTIN GAK NIH? WKWK
••••••••••••

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN & DELIA
Sonstigeshari-berhari telah berlalu waktu semakin cepat cuaca juga berubah begitu saja entah perasaan apa yang aku alami ini mungkinkah aku sedang jatuh cinta? atau aku hanya berhayal? Tuhan, ku mohon jangan biarkan cintaku ini hilang begitu saja jangan b...