30. Planned danger

3.6K 253 12
                                    

Part ketigapuluh

Tuhan membuatmu jatuh bukan untuk mengeluh. Tetapi, agar kamu bisa belajar dari rasa sakit dan bangkit walau itu sulit.

_____________

"Ngapain lo kesini?"tanya Gavin datar.

Disana seorang perempuan dengan hoodie yang menutupi kemeja sekolahnya itu tengah berdiri membelakangi Gavin. Namun, Gavin sudah mengetahui siapa gadis itu, iya gadis yang seminggu ini selalu menganggu hari-harinya. Clara membalikkan badan dengan senyum yang terbit dibibirnya.

"Nemenin lo."balasnya to the point.

"Gak perlu!. Berapa kali gue harus bilang, gue gak suka sama lo!"kata Gavin penuh penekanan.

Clara tersenyum miring. "Gue tau Vin!, bahkan sebelum lo ngomong gitu juga gue tau. Tapi, lo sadar gak sih?, kalo lo sekarang juga lagi diposisi kaya gue. Berharap sama seseorang yang belum tentu suka sama lo, terbukti udah tiga minggu setelah lo nembak Lofa tapi dia belum ngasih jawaban apapun sama lo."gadis itu tertawa meremehkan.

"without realizing it, all of your talk is shown to yourself! " Setelah mengatakan kalimat yang cukup membuat Gavin tertampar itu, Clara pergi meninggalkan Gavin.

Nyatanya memang benar tanpa Gavin sadari Ia sedang berada diposisi itu. Menunggu kepastian dari seseorang yang Gavin pun tak tahu apa jawaban yang akan orang itu beri. Gavin melayangkan pukulannya tepat didinding dengan nafasnya kian menggebu.

"Kenapa Vin?, tadi siapa?"tanya Zeon.

"Bukan siapa-siapa kok, bang."

Zeon terkekeh, lelaki itu marangkul bahu Gavin dari belakang. "Lo lagi ada masalah ya?"katanya. Namun, Gavin hanya diam.

"Kalo lo lagi ada masalah coba cerita keorang yang menurut lo bisa dipercaya. Emang sih gak buat masalah itu selesai tapi, setidaknya lo tenang."kata Zeon sambil menepuk-nepuk bahu Gavin.

Zeon melepaskan rangkulannya. "Hidup itu kaya ban, kadang diatas kadang dibawah kadang-kadang kempes."ucapnya lalu disambung oleh suara tawa.

"Haha, bisa aja lo bang!"balas Gavin sambil memukul lengan Zeon pelan.

"Udah ah, gue mau nyari makan. Titip markas ya!"

Setelah Gavin mengangguk, Zeon menaiki motornya dan berlalu dari sana. Gavin menghela nafas panjang terlebih dahulu, lalu kembali memasuki markas.

>>><<<

Setelah 6 hari Ia terkurung di dalam ruangan, kini Lofa di toko buku bersama Lora. Para gadis iti sedari tadi tengah asik memilih buku hingga keduanya tak menyadari jika hari sudah menjelang sore.

Drtt.

Lofa yang sedang membaca sipnosis buku novel itu terhentikan ketika ponsel yang berada disaku celananya bergetar. Ia mengambil ponselnya dan segera menggeser ikon telephone berwarna hijau.

"Lof lo dimana sekarang?"

"Lagi diluar."

"Sekarang lo pergi ke gedung deffarco, Gavin lagi tanding tinju ngelawan Burga. Lo cepetan kesana, pantau terus mereka."

Bep.

Lofa segera bergegas keluar dari toko buku itu tanpa berpamitan dengan Lora. Gadis itu menaiki mobil putihnya, dan berlalu dari sana. Keadaan jalan menuju gedung deffarco saat ini sangat ramai hingga menyebabkan macet. Lofa terus berdecak dengan degup jantung yang sudah tak setenang tadi.

Setelah bergelut selama 30 menit dengan ramainya jalan, kini Lofa sudah sampai didepan gedung deffarco. Lofa turun dari mobilnya lalu melangkahkan kaki dengan cepat memasuki gedung itu. Wajah Lofa semakin cemas ketika para penonton sudah membubarkan diri, dengan itu berarti perlombaan ini sudah selesai.

"Nyari Gavin ya?"ucap seseorang sambil melangkah menghampiri Lofa.

Sedangkan Lofa hanya menatap orang itu dengan tatapan datar. "Miris banget, saat Gavin butuh semangat dari orang yang dia cinta tapi malah orang itu ngilang, saat dia butuh seseorang untuk ada disisinya eh orang itu pergi tanpa ada kabar. Lo tau bagaimana kondisi Gavin seminggu ini?. Gak tau kan?. Gue udah dari dulu ngejar dia, dapetin hati dia tapi gue gak pernah dapet. Tapi lo, saat lo udah dapetin itu secara instan lo sia-sia kan seolah-olah lo gak butuh itu. Apakah orang seperti itu pantas dicintai?!"ucap Clara.

Lofa tersenyum miring. "Apa lo tau gue kemana selama seminggu ini?"pertanyaan Lofa berhasil membungkam Clara.

"Gimana, berhasil?"tanya Lofa

"Gue emang gak berhasil, tapi seengganya lo sama Gavin gaakan bersatu. Gue udah ngasih tau semuanya, kalo ini suruhan lo. So, gue gak dapat lo juga."Clara tersenyum smirk. Lofa semakin tajam menatap Clara, ternyata gadis itu lebih licik dari yang Ia kira.

"Besok gue tunggu kabar buruknya."kata Clara sebelum pergi meninggalkan Lofa.

>>><<<

Halloo para readers kuu..

Satu kata buat chapter ini dong!

Emm, kira kira kalo author mau buat grup wa kalian pada mau gabung gaa?. Buat nanya2 kapan update atau biar punya temen baru gituu..

Bales dikomen yaaa....

Jangan lupa vote dan komen

See you!💙💙

Leora alsyra ceeshy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Leora alsyra ceeshy

Leofa {SEGERA TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang