7. Bad

6.1K 403 1
                                    

Part ketujuh

Aku memang salah, tetapi itulah satu-satunya cara agar kamu terhindar dari hal buruk yang direncanakan oleh orang yang mungkin tidak kau duga.

________

Setelah eskul basket selesai, Gavin tidak langsung pulang kerumahnya melainkan pergi ke warung mang wawan, tempat biasa Ia menongkrong bersama kelima sahabatnya dan anggota geng Bedrick yang sekolah di SMA ANGKASA.

Ku tak mau menjanjikannya
Pasti bahagia bila denganku
Biar dia rasakan sendiri
Betapa gilanya rasa cintaku

"AYO SEMUANYA, 123!"pekik Restu dengan tangan kiri memegang remote layaknya sebuah mic.

Aku memang pencinta wanita,
Namun kubukan buayaa
Yang seti-

Pletak!

Sebuah sendok mendarat tepat didahi Restu. Membuat keempat cowok yang tengah mengadakan koser diwarung itu terhenti.

"Anjrit!, sakit dahi gue,"ringis Restu sambil mengusap-usap dahi yang tadi terkena sendok.

Restu melihat satu-persatu sahabatnya, menatap dengan tatapan introgasi. Tidak ada yang aneh dari Gavin dan Satria sebab kedua cowok itu sedari tadi pandangan nya tidak lepas dari ponsel. Ia menatap Tora yang sedang sibuk dengan ps nya, Restu menyeringai ketika Ia melihat Irfan sedang sibuk memakan mie tapi tidak menggunakan sendok. Ia yakin cowok bermata empat itulah yang melemparinya karna tidak mungkin Jefri yang melakukannya, sebab sejak tadi cowok itu tengah terpejam.

"Bangsat, lo kan yang lemparin sendok!"tanya Restu sambil memukul bahu Irfan.

Irfan mendelik. "Iya!, habisnya suara lo itu kayak kaleng rombeng, gue lagi makan mie jadi keselek,"balasnya

"Itu si derita lo, bilang aja suara gue merdu. Tapi lo gengsi bilang nya," kata Restu

Gavin meletakan ponselnya diatas meja, lalu menatap datar pada dua cowok yang tengah adu mulut itu.

"Vin, bantingin aja sekalian. Kalo rusak kan gampang minta lagi ke Bokap," kata Irfan.

Gavin mendengkus, Irfan kira harga ponselnya seperti permen apa. Yang minta langsung diberi. Iya sih Papah nya akan memberikan semua yang Ia minta namun harus berhadapan terlebih dahulu dengan Mamanya.

Ting!

Ting!

Gavin mengambil ponselnya, halis nya menyerit ketika pesan itu dari nomor yang tidak Ia kenali. Ia segera membuka aplikasi WhatsApp nya.

+6283××××××××××

*Send a picture

Masih ingat dengan gadis manis ini?
Iya, gadis yang bunuh diri karna ulah sahabatmu!.

Bagaimana ya?, reaksi sahabatmu saat saya mengirim poto ini kepadanya?.

Rahang Gavin mengeras ketika Ia membaca pesan terakhir yang dikirimkan oleh nomor itu.

Jangan pernah ganggu dia!.

Leofa {SEGERA TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang