11. Bbq

5.4K 396 3
                                    

Vote

Komen

Vote

Komen

Ayo dong vomment, jangan jahat-jahat napa

Part kesebelas

Sebuah ruangan kumuh dan minim cahaya itu kini terdapat dua orang remaja yang tengah bersiteru.
E

ntah apa yang mereka bicarakan hingga keduanya sama-sama menajamkan tatapannya.


"Bangsat!, dia selalu berhasil ngacauwin semua rencana gue,"ucap salah satu cowok yang tengah berdiri, lalu cowok itu melayangkan pukulannya pada tembok.


"Gue rasa dia bukan cewek biasa," timpal cowok berambut keunguan yang kini tengah duduk disofa. "Dan gue tau balasan apa yang tepat buat dia," lanjutnya.

"Apa?"

Cowok berambut keunguan itu tersenyum miring, Ia bangkit dari duduknya dan membisikan sesuatu pada cowok itu.

Cowok yang tengah berdiri itu tersenyum smirk ketika Ia tahu rencana apa yang akan mereka lakukan.

>>><<<

Sekarang Lofa sedang berada ditengah-tengah padatnya kantin bersama Alna. Dan dugaannya benar, semua pasang mata kini menatap Lofa. Ada yang berbicara terang-terangan kenapa tumben Ia berada dikantin, dan ada pula yang mengatakan bahwa Ia mengemis agar bisa berteman dengan Alna. Namun, Lofa tetaplah Lofa, Ia tetap diam seburuk apapun orang membicarakannya.

Tidak perlu dibalas, mereka itu orang  gila. Kalo dibalas berarti kita sama gilanya seperti mereka.

Kalimat itulah yang menjadi pendirian Lofa hingga sekarang yang membuatnya selalu diam ketika dimaki, serta diam ketika mereka membicarakan buruk tentanganya. Karna apa?, Ia lebih mengurusi hidupnya ketimbang mengurusi kehidupan orang lain.

Dan lihat, dirinya diam saja hampir semua orang membencinya. Lalu apa kabar, jika Ia meladeni satu persatu ucapan mereka?

Entahlah apa yang akan terjadi ketika Ia melakukan hal seperti itu.

"Lof, nanti malem ikut ya?"kata Alna sambil menyuapkan sesendok bakso pada mulutnya.

"Kemana?"

"Geng Bedrick nanti malem mau ngadain acara bbq. Gue disuruh dateng sama Gavin tapi, gaada temen,"

Lofa terus memakan bakso sambil menggeser layar ponselnya keatas. "Yaudah gak usah ikut," balasnya enteng.

Alna mencebikkan bibirnya, "ish!, gue kan mau ikut sekalian ketemu sama yang lain,"

"Lo kenal?" Lofa menatap Alna penuh tanda tanya.

"He'eh. Tapi gak semua sih,"

Lofa hanya ber-oh ria mendengar jawaban Alna.

"Mau ya?"bujuk Alna sambil menatap Lofa dengan puppy eyes nya.

Lofa menatap Alna sebentar, Ia menghembuskan nafas kasar sebelum Ia mengiyakan ajakannya.

"Iya,"

"YEAYY!" pekik Alna.

>>><<<




Leofa {SEGERA TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang