Bagian 2

2.6K 295 11
                                    

Ost. Breath by Sam Kim

||Kehilangan Kepercayaan||

Setelah kejadian 10 menit yang lalu, Alvin berfikir bahwa kakaknya tak lagi menyayangi nya, dia berfikir bahwa satu-satunya orang yang ia percaya sekarang membencinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian 10 menit yang lalu, Alvin berfikir bahwa kakaknya tak lagi menyayangi nya, dia berfikir bahwa satu-satunya orang yang ia percaya sekarang membencinya.

Jam 7.30 WIB Semua murid berkumpul di lapangan sekolah. Namun, Alvin hanya diam berdiri, ia tampak seperti anak normal, ia pendiam tetapi dia sendiri adalah anak autis yang bersekolah di sekolah biasa.

Kelvin memperhatikan adiknya yang hanya diam berdiri di depan Justin. Ia melihat sang adik menunduk dan matanya tidak fokus pada satu titik. Ia juga memainkan jari-jarinya, dia gugup dan Kelvin tau itu. Ia ingin memeluk adiknya tapi tidak mungkin kan ia berlari? karena, barisan mereka bersebrangan, Kelvin bisa dimarahi guru nanti.

NYIIING.....

Bunyi mic yang beradu dengan speaker membuat semua murid menutup telinganya. Alvin membalikkan badannya dan spontan memeluk Justin, dirinya takut karena suara itu benar-benar sangat berisik, Kelvin yang sudah maju selangkah pun mengurungkan niatnya untuk menenangkan sang adik.

Semua murid tertawa melihat Alvin, tapi tidak untuk Justin, Nicholas, dan Kelvin. Ini sama sekali tidak lucu.

"Fokuslah ke depan sana! kenapa kalian hiraukan kami?" bentak Justin dengan tatapan tajam, semua murid langsung diam, Justin adalah anak direktur sekolah, jadi dirinya tidak perlu takut membentak selama ia tak melakukan kesalahan.

Justin lalu keluar dari barisan dan membawa Alvin ke taman sekolah. Kelvin yang melihat itu juga langsung meminta izin kepada guru untuk mengikuti adiknya, para guru tau bahwa Alvin adalah anak autis, tapi karena kepintarannya para guru sepakat untuk menyekolahkannya di sekolah mereka karena Alvin tidak nakal dan juga tidak ribut. Di taman, Justin mencobanya menenangkan Alvin, anak itu masih gemetar karena bunyi nyaring dari mic tadi.

"Sudah Alvin, ada aku di sini, ada aku." Ujar Justin menenangkan temannya. Bola mata Alvin bergerak liar, dia sangat takut karena kejadian barusan, bunyi mic tadi sungguh membuatnya terguncang, bagi anak-anak biasa, itu pasti karena letak mic yang berada dekat dengan speaker, tapi bagi Alvin bunyi itu bunyi yang sangat mengerikan.

Kelvin berlari ke arah adiknya dan berlutut di hadapan Alvin, ia menyentuh pipi sang adik dan mencoba menenangkannya, tapi Alvin malah tambah gelisah, dirinya tak mau bertemu dengan Kelvin. Ia akhirnya berlari dan masuk ke dalam kantin, bibi di kantin kaget saat Alvin masuk ke dalam kolong meja dan meracau.

"Benci Alvin, Kak Kelvin benci Alvin." Racaunya.
Rasa percaya anak itu kepada Kelvin sudah hilang, 12 tahun Kelvin tak lagi mengajaknya bermain dan juga selalu marah jika Alvin melakukan kesalahan.

Hujan dan Dunia √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang