Bagian 12

623 122 11
                                    

|| Memulai Hidup Baru ||

Vote juseyo :"

Selamat membaca.

Ost. Lighting Up your World (It's Okay not to be Okay Soundtrack) by Janett Suhh

"Alvin apa kau juara dulu? Kau sepertinya anak yang pintar." Tanya Rifky yang duduk di hadapan Alvin.

Sebenarnya mereka sudah selesai makan dan Alvin sudah di rumahnya yang berjarak 3 rumah dari rumah nenek dan 3 rumah itu merupakan Rumah Kirana, Rifky, dan Abdi, sedangkan Alvin sendiri tetangga dengan Kirana.

"Apin tidak pintar." Jawab Alvin sambil menonton Video di ponselnya.

Rifky duduk di sebelah Alvin dan melihat Video apa yang di tonton oleh Alvin.

"Waah kau suka Shinchan ya?" Alvin mengangguk namun dia menggerutu dan menekan keras layar ponsel saat videonya terjeda.

"Hiks jangan mati!" Kata Alvin sambil menangis, Rifky menatap Abdi dan Kirana bergantian.

"Dia kenapa?" Tanya Abdi pada Kirana.

"Entah aku tidak tau." Jawab Kirana juga dengan mimik bingung.

"Alvin kau kenapa?" Tanya Rifky.

"Hiks ini! Mati!" Kata Alvin sambil memberikan Ponselnya pada Rifky.

"Alvin ini hanya gangguan Jaringan, di desa kadang seperti itu, tapi tidak apa-apa kok nanti juga muncul lagi." Kata Rifky.

"Kenapa dia bertingkah seperti anak kecil?" Tanya Abdi pada Kirana.

"Aku tidak tau." Jawab Kirana.

"Guys tadi aku dengar Kakek bilang dia autis, apa aman jika kita bermain dengannya? Maksudku bukannya anak autis itu gila ya?"

Jian menggeleng saat mendengar Rifky berbicara, dia mendengar ucapan mereka sedari tadi di dapur, dirinya sedang membuat susu untuk Alvin.

Jian berjalan mendekati Alvin dan mengambil ponsel anak itu, Alvin biasa saja ponselnya di ambil kalau ada susu sebagai gantinya.

"Nak Rifky!" Panggil Jian.

"Ahh Iya Om?" Rifky sedikit takut dengan Jian, di tambah tadi dia bilang kalau Alvin itu gila.

"Anak ku autis, tapi dia sangat cerdas dan mampu berbicara, memang dulu saat masih TK dia sulit berbicara serta sering mengulang kata yang ia sebut, tapi sekarang berkat Tuhan Alvin ku mampu berbicara dan bertingkah seperti anak normal lainnya, namun saat dia marah atau sedih perilaku agresifnya akan keluar dengan sendirinya." Rifky mengangguk ia merasa bersalah kepada Jian.

"Maafkan aku om, aku tidak bermaksud." Jian paham dan mengangguk ia usap rambut Rifky dan tersenyum.

"Tidak apa-apa nak, banyak yang lebih parah dari mengatakan gila, anakku dibilang idiot bahkan dilukai fisiknya." Kirana mengangguk dan menunduk.

"Maaf om kami tidak tau." Kata Kirana.

"Tidak apa-apa nak Kirana." Kirana mengangguk dan kembali menunduk.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi, Alvin heran kenapa Rifky, Abdi, dan Kirana tidak pergi ke sekolah.

"kalian tidak pergi sekolah?" Tanya Alvin.

"Hari ini libur ada rapat guru." Jawab Kirana singkat.

Rifky melihat jam di ponselnya, ia lalu mendengus kesal karena dari tadi mereka menunggu seseorang yang akan pergi bersama mereka ke pantai.

Hujan dan Dunia √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang