Bagian 14

576 115 3
                                    

|| The story ||

Selamat membaca

Ost. A world that is you by  Yoon mi rae

Jian menyentuh kaca pembatas antara dirinya dan putranya, di sana Alvin diikat agar tak terlalu banyak bergerak, hanya dokter yang bisa masuk ke dalam sana.

"Ayaahh!" Panggilan itu mampu meruntuhkan pertahanan Jian, suara kecil itu keluar dari speaker kecil di depannya, anak itu memanggilnya.

"Anak ku! Alvin!" Jian terduduk dan meremat bajunya, dadanya sakit menyaksikan putranya diikat seperti orang gila.

"Apa yang harus ku lakukan? hiks. Ini sudah jam 10 malam, seharusnya putraku tertidur di pelukanku, kenapa masalah datang bertubi-tubi?" Agung selaku dokter yang mengantar Alvin ke rumah sakit jiwa itu duduk di sebelah Jian dan menepuk bahunya.

"Tuhan memberimu ujian karena kau mampu, masalah juga menghapus dosa Jian." Jian menatap Agung, apa barusan Agung memanggilnya dengan nama?

"Yaa Jian, aku akan menjadi temanmu selama Alvin di sini, aku akan merawatnya kau tenang saja ya." Agung tersenyum dan menepuk lagi pundak Jian.

"Ayo! Alvin akan di bawa ke ruangannya, mau bertemu dengannya? Ruangan itu sangat tertutup, kau tak bisa menemuinya untuk beberapa saat." Kata Agung.

"Aku akan menemuinya." Ujar Jian.

"Baiklah, ayo!" Agung membantu Jian berdiri dan berjalan masuk ke ruangan kaca.

Alvin menatap ayahnya dengan tatapan memohon.

"Ayah... Apin takut, Apin kenapa diikat? Ayah! Apin kan nggak nakal kok." Kata-kata itu mampu membuat Jian hampir menangis.

"Nak dengarkan ayah! kita akan di sini untuk beberapa saat ya, Alvin kangen Kakak Kelvin sama Bunda kan? Nanti Kakak Kelvin sama Bunda datang ke sini." Ujar Jian dengan senyum di wajahnya.

"Ayah! Mereka jahat, Kakak Yuda jahat, Kakak Yuda pegang-pegang  Apin, Apin nggak suka, Hiks ayah Apin takut."

Agung menepuk pundak Jian, ia lalu berkata "Jian! Alvin berhalusinasi lagi, apa dia punya riwayat penyakit skizofrenia? Ini akan sangat sulit membedakan mana yang halusinasi dan mana yang nyata."

"Putra ku tak ada riwayat penyakit tersebut." Kata Jian sambil bertumpu pada ranjang Alvin.

"Kita lihat nanti ya, soalnya putramu menunjukkan gejala Skizofrenia, Alvin berhalusinasi dan itu menganggu mentalnya." Jian mengangguk, ia menciun kening Alvin sebelum putranya itu di bawa ke ruangan yang Agung katakan.

"Apa sebelum ini ada tanda-tanda halusinasi?" Tanya Agung. Jian mengingat kejadian pertama saat Alvin mulai kejang-kejang.

"Dia kejang-kejang saat di rumah sakit dulu, setelah kejadian itu malamnya dia kejang-kejang dan berteriak, aku pikir dengan mengajaknya bermain akan mengurangi kejang-kejangnya, tapi malah semakin parah." Agung mengangguk.

Ia lalu berkata "Kau terlambat, kalau sudah seperti itu lebih baik langsung ke psikiater untuk psikoterapi, kejang-kejang terjadi mungkin karena anakmu masuk kedalam alam bawah sadarnya, di sana dia masuk ke dalam apa yang ia pikirkan, mengakibatkan tubuhnya melawan pemikiran itu, dalam artian putramu selalu memikirkan pelecehan itu, alam bawah sadar seakan mengantarnya dan membuat pelecehan itu semakin menjadi-jadi, yang awalnya tak sampai melakukan hal tersebut tapi alam bawah sadarnya pikir pelaku sampai tahap intim."

"A-apa? Tahap intim? Apa maksudnya?" Tanya Jian terbata-bata.

"Putramu sudah mimpi basah? Apa kau pernah bertanya apa yang dia mimpikan? Itu menyiksanya Jian, anakmu autis dia selalu ingat bahkan hal kecil sekalipun, autis memang banyak macamnya, dan anakmu berada di autis dengan daya tangkap dan daya ingat yang kuat walaupun dia sulit berbicara saat kecil tapi daya ingatnya besar."

Hujan dan Dunia √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang