16. Hijab

25 2 0
                                        

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 59)

Arini mengambil selembar kain dari dalam lemarinya, kain persegi biru muda yang ia sesuaikan dengan gamis biru tua yang ia kenakan. Kain itu ia lipat menjadi segi tiga dan ia kenakan di kepalanya. Ia berjalan menuju depan meja riasnya, dan bercermin.

"Bismillahirrohmanirrohim...." Ia rapikan kain kerudung yang telah ia kenakan, sangat pas, cantik.

Gadis itu hampir menitikkan air mata saat menatap bayangannya dalam cermin, hal yang sejak dulu ia impikan, kini mulai ia realisasikan mengikuti Bunda, Aura, dan juga Gita yang sudah berhijab sejak dulu. Senyumnya mengembang sempurna di bibir, tak sabar menunjukkan penampilan barunya pada anggota keluarganya, terutama ayahnya.

Setelah siap, ia kembali menatap dirinya di cermin. "Semoga istiqomah, aamiin." Ucapnya dengan penuh semangat lalu melangkahkan kaki keluar dari kamar.

"Bundaaaa.....!!!" Teriaknya manja. Bunda pun menoleh dan menghampiri Arini.

"Alhamdulillah Rin, Bunda seneng banget!" Seru Risa sambil memeluk Arini, berkali-kali ia pandangi dari ujung atas hingga bawah. Risa tersenyum bahagia karena si bungsu kini juga berhijab.

"Doakan Arini biar istiqomah ya Bun." Arini mencium tangan Risa.

"Iya sayang, pasti. Alhamdulillah Ya Allah." Sekali lagi Risa bersyukur.

"Ada apa sih kayaknya kok seneng banget!" Ucap Ilham yang baru saja selesai lari-lari pagi. Matanya berbinar begitu melihat gadis mungilnya yang kini telah dewasa itu berhijab.
"Alhamdulillah Ya Allah." Ucap Ilham.

Arini tersenyum memeluk ayahnya, "Arini cantik nggak Yah?" Tanya Arini manja.

"Cantik banget dong, putri ayah semuanya cantik, tapi tetap bunda yang paling cantik." Ilham memeluk Risa juga. Mereka bertiga larut dalam kebahagiaan menyambut putri bungsu mereka yang kini belajar berhijab.

Kini mata dan hati Arini perlahan terbuka, ia telah menjemput hidayah dengan indah. Tekadnya untuk menutup aurat telah bulat, ia berharap bisa memperbaiki diri dan akhlaknya juga menjadi lebih baik dari dirinya yang dulu.

Arini melangkahkan kakinya keluar dari rumah dengan perasaan gembira, tak henti-hentinya senyum mengembang menghiasi wajahnya. Zahra yang menunggu dalam taksi online di seberang jalan depan rumahnya sedang tersenyum-senyum ikut merasakan kebahagiaan Arini.

"Alhamdulillah Ya Allah, semoga Arini istiqomah." Bisik Zahra lirih namun masih bisa didengar oleh sang sopir dan ia juga mengaamiinkannya.

"Aamiin Mbak..." ucap sopir itu.

"Lho, bapak juga dengar? Makasih ya pak doanya." Ucap Zahra.

Arini sudah berhenti di ambang pintu mobil, menunggu Zahra membukakan pintu untuknya. Dasar manja, pikir Zahra sambil membukakan pintu. Senyum Arini terus mengembang, seolah hari ini adalah hari terbaik dalam hidupnya.

"Jalan pak, ke kampus biasanya ya." Ucap Zahra, taksi online ini adalah taksi yang sering ia tumpangi saat berangkat ke kampus, terkadang bersama Arini, terkadang juga bersama Bagas.

"Siap Mbak!" Jawab sopir itu, ia segera melajukan mobilnya perlahan dan halus.

Zahra menatap Arini yang juga sedang menatapnya penuh senyum.
'Arini cantik banget! MasyaAllah.....' Batin Zahra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sewindu TanpamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang