"Kak Intan" teriak Zoya ketika memasuki rumah kakak iparnya. Keluarga Intan juga tidak mempermasalahkan itu karena mereka sangat menyayangi Zoya.
"Eh sayang" ucap Rina ketika mendengar suara Zoya dan benar saja tak lama Zoya menampakkan dirinya.
"Eh mami, kak intan ada?" tanya Zoya setelah memeluk Rina.
"Ada kok di kamarnya, naik aja"
"Siap" ucap Zoya dengan tangan yang hormat layaknya seorang prajurit, Rina hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik dari calon mantunya ini.
Zoya menaiki tangga untuk menuju kamar Intan. Ponselnya juga ia tinggalkan di mobil dia tidak ingin diganggu dan hanya ingin mencurahkan kekesalannya kepada kakak iparnya itu. Zoya memasuki kamar intan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, sang empunya kamar juga sudah merasa terbiasa dengan tingkah calon adik iparnya itu.
"Kak intan" teriak Zoya lalu memeluk kakak iparnya dengan erat.
Intan yang sedang tiduran diatas kasut merasa kaget dengan teriakan Zoya yang tiba-tiba itu apalgi tangan Zoya yang memeluknya. Intan pikir ada orang gila yang meyusup ke kamarnya.
"Eh dek ngangetin aja, kenapa teriak-teriak?" tanya intan setelah mendudukan dirinya diatas kasur.
"Aku kesel banget"
"Kesel kenapa? Aletha?" tanya Intan yang sangat paham dengan problem kedua orang itu.
"Ya itu salah satunya tapi ada yang lain lagi" jawab Zoya lalu kembali merebahkan dirinya dikasur.
"Terus apa?" tanya Intan lagi karena dia sangat paham dengan sifat dan mood adik iparnya itu.
"Aku tadi nyerempet mobil orang dan kesel banget yang salah dia parahnya didalemnya ada nenek lampir trus marahin aku. Temennya yang salah dia yang marah. Kan aku jadi kalah balapan." Sadar dengan ucapannya Zoya segera menutup mulutnya. Karena dia pernah berjanji untuk tidak balapan lagi.
"APA BALAPAN?" teriak Intan membuat Zoya langsung menutup kedua telinganya.
"Kamu balapan lagi? nggak kapok?" marah Intan membuat Zoya menampakkan wajah menggemaskannya biar tidam mendapat amukan dari calon kakak iparnya itu.
"Maaf deh tadi pengen aja tapi kan cuma setengah jalan trus aku udahan, jangan bilangin Mama sama Abang ya kak please" ucap Zoya memohon.
"Oke, tapi janji jangan lagi"
"janji, makasih" girang Zoya lalu memeluk Intan. Dia merasa beruntung memiliki calon kakak ipar seperti intan yang sangat peduli kepadanya.
Mereka berdua menghabiskan waktu layaknya kakak adik. Menonton sereal netflix dan tak lupa tidur siang. Namun tidur Intan terusik karena dering ponselnya.
"..."
"Iya disini"
"..."
"Lagi tidur"
"..."
"Iya, jam 7 kan?"
"..."
"Iyaa, semangat kerjanya"
Intan melihat jam yang berada di kamarnya ternyata sudah pukul 6. Pantas saja keluarga Zoya mencarinya apalagi akan ada acara keluarga namun orang yang ditunggu tak kunjung pulang.
"Dek bangun" ucap Intan membangunkan Zoya namun sama sekali orang itu tidak terusik.
"Dek bangun" ucap Intan lagi namun dengan menggoyangkan tubuh Zoya sehingga orang itu merasa terganggu dan membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART U HURT
أدب المراهقين[completed] _______________________________________________ Kisah dua orang yang terikat dalam perjodohan aneh namun harus diterima kedua belah pihak. Namun sayang beribu sayang keputusannya menyetujui perjodohan anaknya malah menumbuhkan rasa sakit...