26. Acara pertunangan

515 66 46
                                    

Eh, ini Jungkook lagi demen kancing bajunya dibuka-buka. Foto dadanya betebaran dimana-mana ya ampun.....

Bangtan lagi seneng pamer jidat, jidat, jidat. Oke. Makasih.

Pukul 17.00 WIB

Ini kita ngapain....oh iya. Acaranya hari ini, kemarin kan rempongnya, mana dadakan, baru kasih kabar juga. Jadi gak semua manusia bisa datang. Ada yang harus balik ke luar kota, ada gak bisa balik dari luar kota, ada yang harus balik ke luar negeri. Keluarga Korinus gak ada yang datang sama sekali, karena sebagai bentuk menenangkan diri, terlebih disini Jisoo yang ambil keputusan sepihak untuk putus dari Suga.

Mereka sungkan ke keluarga Liem. Aslinya gak masalah, toh pembicaraan dan pengambilan keputusan Suga sama Jisoo dilakukan secara baik-baik. Tapi keluarga Liem gak paksa, mereka menghargai pihak keluarga Korinus. Jennie secara baik-baik dan sopan hubungi Seokjin, udah ngobrol tapi ya sebaiknya nggak dulu untuk sekarang dilakukan pertemuan. Begitu kata Seokjin.

Jeka juga udah suruh Mingyu ke rumah. Sama kayak abang-abangnya, Mingyu juga-pilih gak hadir.

Ceweknya Jeka a.k.a Rose langsung di undang sama mami, waktu main ke rumah, malah disuruh ajak abang-kakaknya. Biar mami kenal keluarga Tobing katanya. Jennie gak tau sama sekali tentang ini. Bayangkan Jennie kayak apa pas dia liat Jimin. Nano-nano perasaannya. Kemudian keluarga Hartono juga lengkap ada Jaya, Krystal, sama Jeffrey. Terus keluarga Fernandez juga hadir, karena mami bilang ke Jeka sekalian ajak temen-temen dekat atau temen di sekolah.

Keluarga Fernandez cuman Lisa yang bisa datang. Mark gak bisa datang karena di luar kota, Johhny dah balik ke Swiss, Teo masih di luar daerah gak bisa main pulang-pulang aja. Geng Jeka. Geng acak-adul pada datang. Ada Christoper, Vernon, Jeremy. Rumah udah mirip-mirip mall, rame beut.

Dibagi aja biar gak bingung. Kita ke Jennie dulu. Ini dia bete, pengen liat Vante. Sayangnya malah yang muncul Jimin. Hasilnya mukanya aseeemmm banget, ditekuk-tekuk kayak baju. Duduk di luar rumah, manusia-manusia lainnya lagi pada di dalam, ya ngobrol, ada yang makan ya begitu dulu pemanasan sebelum acara. Biar saling kenal dulu itu sih kata mami. Lagi asik minum teh dingin instan di botolnya, eh...tersedak pas Jimin buka pintu. "Jen."

"Toilet gak ada di luar, adanya di dalam, lo lurus aja, ada perempatan ambil kanan. Disana toilet."

Jimin diem, udah tau lah Jennie masih marah. Maksudnya itu mau duduk disitu juga.

"Eh stop, gue gak mau satu tempat duduk sama lo."

"Gue sampe sekarang bingung kenapa lo marah sama gue, nomor WA gue diblokir, semua sosmed juga diblokir. Kalau lo gak bilang, mana gue tau salah gue apa. Kalau gue ada salah, gue minta maaf Jen." Aslinya Jimin tuh baik. Dia cowok gentle. Tapi menurut Jennie kebaikan Jimin tuh—salah tempat.

Dosa gak sih lempar botol ke kepala orang, dosa ya. Jennie taruh botolnya di atas meja sampe bunyi plus getar itu meja kaca. Habis itu Biasa aja liat Jimin, yang serem sih mata kucingnya.

"Gue gak marah sih, cuman kecewa aja. Lo baik ke gue sampe kasih perhatian, hadiah, peduli, sikap dan omongan lo manis banget ke gue Jim. Ternyata lo gak cuman begitu ke gue. Faktanya gue liat lo jalan rangkul-rangkulan sama cewek di mall. Saat itu gue malah kepikiran bisa jadi gue ini pelakor apa gimana. Kayaknya sih ya, Jangan bilang ke gue kalo lo gak punya hubungan apa-apa sama dia. Kalian asik banget berdua. Itu yang gue liat. So, dah tau kan. Jangan ngajak gue ngobrol lagi."

Jennie keluar dari kursi mau masuk ke dalam rumah, dihalangi sama Jimin. Mau dipegang Jimin tangannya, Jennie gak mau, dia pilih mundur.

"Sori Jen."

"Gue yang sori." Begitu doang, Jennie lanjut cuss masuk ke dalam.

Sekarang pindah ke Suga, acara buat dia, ya dia kumpulnya sama mami dan calon bininya yang sama-sama gak banyak omong dan bunyi. "Kalau sudah menikah, ini urusan kerjaan kalian gimana. Siapa yang mau ngalah? Krys di Seattle, abang disini."

Bukannya jawab, malah liat-liatan ini dua orang. "Aku gak bisa pindah ke Seattle karena kantor urusan semuanya disini." Suga yang jawab.

"Masih bingung. Gimana ya?" Jujur kan Krystal, dia emang masih bingung, dari waktu chatan juga telepon Suga udah ada bahas dikit perkara ini. Tapi belum fix.

"Pikirin aja gimana. silahkan kalau mau LDR-n asal kalian sanggup." Itu pesen mami. Suga sama Krystal ngangguk paham. "Tanggal pernikahan sudah ada bayangan kah abang?"

"Tiga bulan waktu persiapan cukup kan mam, Krystal bisa desain sendiri gaun sama jasnya." Suga nyeletuk.

Chaelin mikir bentar, "cukup gak mepet banget juga. Cari EO dari sekarang untuk makanan sama dekorasi acara. Indoor aja lah bang biar gak ribet dan panas. Terserah kalau acara kedua di Seattle. Temennya Krys banyak disana."

Mereka berdua ngangguk lagi.

"Satu minggu lagi aku lamar Krystal."

"HAH." Mami sama Krystal kaget barengan. Ini Suga gak ada rundingan sama kedua keluarga.

"Kenapa memangnya, gak perlu lama-lama ulur waktunya."

"Ya udah nanti kamu hubungi papahnya Krys. Urusan mamahnya nanti mami yang urus, jauh kan mereka beda Negara."

Btw Jaya gak ikut obrolan ini, memang sengaja. Biar Krys bisa beradaptasi sama calon mertua dan suami. Dia ngobrol sama Joy. Eaaakkkk.

Selanjutnya ke kubu anak muda. Jeka udah pasti sama Rose gak mungkin dia sama mbak Timah. Ada  temen-temennya juga. Eh ini Jeka sengaja pindah tempat deket Lisa, minggir-minggir senggol-senggol lengan Lisa. Usil banget. Kalo Lisa habis kesabaran, biasanya dijambak rambut Jeka, atau bisa juga dia tendang tulang keringnya. "Jangan sakit hati ya Lis."

"Sakit hati kenapa gue?"

"Abangnya Mingyu ternyata naksir lama sama kak Jen."

"Hubungannya apa sama gue. Bagus dong kak Jen jadian sama abangnya Mingyu."

"Ya kan lo suka bang Vante."

"Udah nggak. Kasihan deh lo."

"Seriusss. Cepet amat."

"Iyee. Tipe gue gonta-ganti." Lisa pura-pura jawab ini, dia agak kretek tadi pas denger. Tapi gak boleh sakit hati. Itu sih pikirnya. Mau diubah biar Vante suka ke dia, ngapain. Bukan Lisa banget kayak begitu. Ikhlas aja sekarang. Dari awal waktu suka sama Vante juga belajar ikhlas. Soalnya gak mungkin Vante gak naksir seseorang

"Jek, calon kaka ipar lo kakaknya Jeffrey ya. Wiihhhh." Yang tanya Vernon

"Iyaa, gue aja kageeet. Tapi pembahasan ini sensitif broww. Jadi kita B aja. Urusan orang-orang dewasa." Jawab sambil pindah posisi lagi deket Rose, terus iseng mainin rambut ceweknya. Rose diem aja. Dah biasa Jeka tangannya gak mau diem apalagi kalo mereka duduk deketan, ini Vernon berani tanya pas Jeffrey nyamperin Jaya.

Nah...udah pas tiga kubu. Sekarang ke acara pentingnya. Suga ajak semua orang kumpul di tengah-tengah. "Gaissss boleh minta perhatian kalian sebentar."

Kenyang semua pada makan, udah ngobrol, cerita-cerita, curhat. Semua pada datang dari sudut mana-mana ke tengah ruangan.

"Pertama, terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang bisa berhadir sekalipun acaranya dadakan dan seadanya." Ini Suga ulurkan tangan dia ke Krys, yang disambut hangat sama Krys. "Sebetulnya, hari ini acara pertunangan kami. Sebagai perwakilan dari keluarga kedua belah pihak yang tidak lengkap. Teman-teman semua jadi saksi acara pada hari ini."

Plok...plok...plok...(ini bunyi tepuk tangan kan)

Tamu yang berhadir ketawa, senyum berbahagia.  

Mami kasih kotak cincin ke Suga.  Setelahnya Suga sama Krys saling pasang cincin di jari manis. Baru Suga cium kening Krys.

Aku pengen nyanyi ih...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ON HOLD] LITHOPS BLACK • Keluarga GothamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang