"Halooo guys! Welcome back to my YouTube channel. Ketemu lagi sama aku Putri, di channel kesayangan kalian, TanyaPutri!"
"Cut!"
Putri menghela napas lega, akhirnya video untuk kontennya sudah selesai direkam. Tinggal masuk proses editing dan siap diupload
"Gimana Dian? bagus enggak?"
"Mantep deh pokoknya," sahut Diandra yang memang menjadi kameraman dadakan untuk Putri. Gadis itu pun kembali menyibukkan diri dengan kamera di tangannya. Mengotak atik benda tersebut karena penasaran.
"By the way, tadi lo sama Kyara ngomongin apa?"
Pergerakan Diandra terhenti. Dia baru ingat jika pembicaraan mereka terpotong karena kedatangan salah-satu pembaca novel Diandra. Lalu, setelah itu bel berbunyi.
"Enggak ada," jawab Diandra apa adanya.
"Bener?" tanya Putri lagi, sedikit tidak percaya.
Diandra menghela napas pendek, lalu mengalihkan perhatiannya ke arah Putri. "Bener kok," sahutnya, meyakinkan.
Putri hanya mangut-mangut saja, tidak lagi memperpanjang pembahasan itu. Lalu, gadis dengan kulit seputih susu itu merebahkan tubuhnya atas kasur empuk di kamar. Keadaan hening karena Diandra sedang sibuk dengan 'mainan barunya'. Dia memang baru pertamakali kali memegang kamera. Bukan tidak mampu beli, hanya saja baru tertarik sekarang.
Kling kling
Putri menoleh cepat, dia berpikir jika ponselnya yang berbunyi. Ternyata bukan, itu ponselnya Diandra.
"HP lo bunyi tuh, Dian," ujar Putri memberitahu. Pasalnya gadis di depannya itu masih belum sadar.
"Eh? Udah jam lima aja," gumam Diandra, pelan. Dia merasa bersalah karena sudah janji akan pulang jam empat pada sang Bunda tadi di rumah.
"Put, gue pulang ya, soalnya Bunda udah nungguin," kata Diandra yang terburu-buru membereskan tasnya.
"Mau gue anterin enggak?" tawar Putri.
"Enggak usah deh, soalnya kakak gue udah jemput di depan."
"Ya udah, gue anterin ke depan," putus Putri yang kini beranjak dari tidurnya. Untung rumah gadis itu hanya satu lantai, tidak seperti rumahnya. Jadinya tidak memakan waktu banyak untuk keluar rumah.
Putri bukan berasal dari keluarga kaya. Rumahnya sederhana dan ayahnya cuma pegawai kantoran biasa. Meski gaya hidupnya memang cukup wah. Namun, Diandra tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Menurutnya itu di luar konteks pertemanan mereka. Asal gadis itu baik, ya Diandra terima saja.
Tin tin
Hanisha Zamira-kakaknya Diandra-men-klakson dua kali tanda bahwa mereka akan pergi setelah Diandra masuk. Sedangkan Putri hanya tersenyum, melihat mobil Sedan hitam metalik kepunyaan keluarga Diandra yang bergerak meninggalkan kediamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkir Balik Dunia Diandra [TAMAT]
Teen FictionKalian bisa mendukung cerita ini dalam challenge 30 hari menulis yang diadakan oleh Millennial Author Project bersama Sky publisher dengan cara VOTE, KOMEN dan SHARE cerita ini. Terima kasih ***** Diandra Amira, seorang penulis muda yang sedang menj...