03 - Sang Raja Jalanan

116 33 59
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang Raja jalanan? Yang benar saja! Batin Diandra menjerit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang Raja jalanan? Yang benar saja! Batin Diandra menjerit. Namun, sesekali, dia tetap mencuri pandang ke arah samping—tempat duduknya Si Raja jalanan—dengan perasaan berkecamuk. Punya dosa apa dia yang harus berurusan dengan seorang Ghandi Adyatama Siregar?

"Gimana? lo udah punya ide belum?"

Diandra menoleh, mendapati Putri yang duduk di sebelahnya dengan raut wajah penasaran. Dia hanya menggeleng lemah, tak tahu harus bagaimana untuk menghadapi Ghandi. Bicara saja sangat jarang, apalagi jika tiba-tiba dia datang lalu mewawancarai cowok itu? Tenggelamkan saja dia ke rawa-rawa.

Menurutnya, Ghandi sangat menyeramkan karena pemuda itu ketua geng Adgar—geng legend SMA Rajawali. Selain itu, banyak gosip yang beredar jika pemuda itu sangat kasar dan beringas di jalanan saat balapan liar. Bisa saja sifat dan kelakuannya juga begitu di sekolah.

"Ide gue emang menantang maut sih," celetuk Putri dengan kekehan kecil.

"Iya, menantang maut gue lebih tepatnya," sambung Diandra dengan mendengus.

"Anak-anak! Ada yang bisa bantu Ibu buat ngumpulin semua tugas sebentar?"

Suara seorang guru yang memang sedang mengajar, menarik fokus semua orang. Tidak ada yang menyahut sampai Putri menunjuk tangan.

"Biar saya sama Diandra aja, Buk," katanya yang disertai senyum ramah.

Sementara Diandra menatap Putri dengan kaget. Kapan dia setuju dengan hal itu?

"Baiklah, setelah dikumpulkan, bawa tugasnya ke meja Ibu ya?"

"Iya, Buk."

Setelah guru tersebut keluar, Diandra menatap Putri dengan pandangan seolah bertanya 'ini maksudnya apa ya? Bisa dijelaskan?'

"Ini kesempatan bagus tau," ujar Putri yang kini mengapit lengan Diandra, setengah memaksa gadis itu untuk bangkit.

"Kesempatan apa sih?" gerutu Diandra yang misuh-misuh, tidak terima.

"Lo bisa ngambil tugas di deretan meja cowok. Entar lo bisa ngomong deh sama Ghandi," ungkapnya. Ada udang dibalik batu ternyata.

"Dia mana pernah buat tugas. Kerjaannya aja tidur terus," cibir Diandra yang kini membagi tatapan antara Ghandi dan Putri.

Jungkir Balik Dunia Diandra [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang