17 - Titik terang?

68 22 28
                                    

Ciiit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ciiit ...

Ban Bus berdecit, berhenti tepat di depan SMA Rajawali. Dari sana keluar beberapa anak SMA itu, termasuk Diandra. Seperti biasanya setelah berita itu keluar, dia akan berjalan paling belakang diantara rombongan anak-anak. Berusaha berkamuflase dengan yang lain dengan hoodie hitam kebesaran.

Meskipun hampir seminggu nyatanya berita itu bukan semakin redam, melainkan semakin marak diperbincangkan dikalangan remaja. Mereka bahkan membuat video parodi dengan membuang atau merobek novel milik Diandra.

Tentu saja sangat menyakitkan baginya. Karya itu sudah susah-susah di buat, berusaha dia tawarkan ke penerbit dan dia bahkan menyepelekan urusan kesehatannya. Sekali lagi Diandra menghela napas lelah, jika mengingat itu matanya pasti langsung terasa perih. Dia ingin menangis sekencang-kencangnya.

Brak

Karena terus-terusan menunduk, Diandra malah menabrak sesuatu di depannya. Apa dinding sekarang tidak lagi keras? Rasanya tidak terlalu datar.

Gadis itu pun mendongak, dia malah mendapati Ghandi yang mengangkat tangan kanannya untuk menyapa Diandra.

"Pagi," katanya dengan gaya yang masih kaku, persis seperti waktu itu. Diandra pun menarik senyum tipis, tidak terlalu kentara.

Ghandi pun berpindah posisi ke sebelah Diandra, jalan bersisian dengan keadaan hening. Tidak ada yang berbicara. Keduanya sibuk sendiri—Diandra sibuk dengan pikirannya yang terngiang-ngiang akan video itu sementara Ghandi sibuk dengan sesuatu di ponselnya

Sampai ke persimpangan antara jalan menuju kelasnya dan kantin, Ghandi malah menarik gadis itu untuk ikut bersamanya. Diandra mendongak, menatap cowok itu penuh pertanyaan.

"Ada sesuatu yang pengen gue bicarain," jelas Ghandi yang paham akan ekspresi Diandra karena menurutnya, gadis itu terlalu mudah ditebak.

Dia pun diam saja saat Ghandi terus saja menariknya. Selain tidak tahu akan dibawa kemana, dia juga sedang menghindari tatapan banyak orang yang melihat kedekatannya dengan sang Raja jalanan. Jika dulu Diandra baik-baik saja menjadi pusat perhatian, tetapi tidak untuk saat ini.

Saat merasakan jalan yang dipijakinya penuh dengan rumput, Diandra mendongak. Sudah diduga jika Ghandi akan membawanya ke markas geng Adgar. Apa cowok itu mengajak bolos lagi?

"Kita ngapain?" Diandra akhirnya bertanya setelah lama bungkam.

"Virza mau ngomongin sesuatu."

"Virza?" tanyanya tak percaya.

Ghandi mengangguk, setelah itu dia melepaskan genggamannya pada tangan Diandra. Kini keduanya berjalan masing-masing dengan tangan yang tak saling bertautan lagi.

Saat masuk dalam markas, mereka semua sudah berkumpul. Bella, Hanin, Kayla, Melanie, Virza, Bastian, Chandra, Andi, dan Hans. Tampaknya mereka anggota inti geng Adgar, pasalnya mereka selalu ada di sini.

Jungkir Balik Dunia Diandra [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang