Masih ada yang nungguin lapak ini? Yuk nongol dulu 🤣
Gue rela enggak jajan seminggu biar bisa beli buku hasil plagiat, rasanya seperti menjadi Iron Man!Diandra sudah kenyang mendengar hinaan, sindiran atau ejekan dari orang-orang. Mulai dari kemarin, dia mendapatkan berbagai komentar dari di semua media sosialnya. Untuk itulah dia menprivasi semua akun dan menonaktifkan komentar.
Rasanya gadis itu tidak ingin sekolah dan bertemu dengan semua orang. Namun, jika dia duduk di rumah maka Bundanya akan khawatir. Gadis itu memang masih bungkam saat ditanya perihal keadaan sekolah dan teman-temannya.
Dengan hoodie hitam yang kebesaran di tubuhnya, Diandra jalan di koridor dengan kepala yang tertunduk. Dia tidak siap untuk bertemu dengan semua orang, apalagi mendapati tatapan sinis dari mereka.
Gadis itu pun sampai ke sekolah saat bel masuk sudah berbunyi. Sengaja agar teman sekelasnya tidak terlalu melihatnya meski tampak.
Langkah Diandra semakin memelan saat dia kembali melihat Karin duduk bersama Putri di meja mereka. Apa keduanya berpikir jika dia tidak akan masuk sekolah lagi?
"Karin," panggilnya pelan. Meski begitu semua atensi tetap mengarah kepadanya.
"Eh? Kenapa?" tanya seolah tidak mengerti maksud dari Diandra yang barusan memanggilnya.
"Gue mau duduk."
"Oh? Oke. Gue juga enggak bakalan duduk kalo enggak di minta sama Putri," jelasnya tanpa diminta.
"Rin," tegah Putri yang menarik tangan Karin sehingga gadis itu kembali duduk. Lalu netranya beralih pada Diandra.
"Sorry Dian, mungkin lo bakalan marah. Tapi gue enggak sanggup deketan sama lo. Semua orang nyerang gue di sosmed, padahal gue enggak punya salah. Jadi, ngerti kan, keadaan gue?" ujar gadis itu tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Diandra merasakan matanya yang memanas detik itu juga. Dadanya bergemuruh karena mendengar ucapan itu keluar dari orang terdekatnya, sahabatnya sendiri. Padahal, dia hanya berharap Putri mau berteman dengannya dan mendukung gadis itu. Dia tidak pernah meminta siapapun untuk membantunya, cukup menemaninya saja.
Bersamaan dengan itu, seseorang datang lalu menarik tangan Diandra. Gadis itu tersentak kaget sampai si pelaku menoleh padanya.
"Kalo dia enggak mau, jangan paksa. Masih banyak orang lain di dunia ini juga," kata cowok itu pada Diandra. Dia Ghandi, yang kini menatap Diandra dengan lembut. Tidak ada sorotan tajam yang mengintimidasi, khas sang raja jalanan itu.
"Ikut gue," ajaknya dengan menarik tangan Diandra ke tempat cowok itu. Namun, Putri lebih dulu menghadang mereka.
"Ghan, lo tau gimana posisi gue sekarang," katanya dengan wajah mengiba. Seolah sudah kenal sangat dekat dengan Ghandi. Hal itulah yang membuat cowok itu mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkir Balik Dunia Diandra [TAMAT]
Teen FictionKalian bisa mendukung cerita ini dalam challenge 30 hari menulis yang diadakan oleh Millennial Author Project bersama Sky publisher dengan cara VOTE, KOMEN dan SHARE cerita ini. Terima kasih ***** Diandra Amira, seorang penulis muda yang sedang menj...