Derap langkah kaki terdengar berirama di koridor kelas SMA Rajawali. Sudah saatnya waktu pulang karena jam belajar mengajar telah usai. Namun, tidak untuk Diandra. Gadis itu justru masuk lebih dalam ke area sekolah, tepatnya ke markas geng Adgar yang berada di belakang.
Dia sendirian karena Ghandi sudah tidak masuk pelajaran sejak jam terakhir tadi. Gadis itu mendorong pintu hijau di depannya agar bisa masuk dalam bangunan tua tersebut.
Baru beberapa langkah menginjakkan kaki di tempat tersebut, dia sudah disambut oleh seorang pemuda dengan rambut sedikit keriting. Yang Diandra tahu cowok itu bernama Bastian, wakil ketua geng Adgar.
"Eh? Neng Dian pelangi udah datang. Hari ini bawa apa Neng?" goda Bastian yang kini mendekatinya. Soal barang yang sering Diandra bawa itu bukan makanan, melainkan buku untuk mengingatkan mereka belajar. Ya, dia berusaha mengajak mereka untuk belajar meski itu sangat kecil kemungkinannya.
"Hari ini gue bawa berita bagus doang," kata Diandra dengan santai. Itu karena tipikal Bastian yang humble dan mudah nyambung saat diajak bicara.
"Apa tuh? Bisa bikin gue ganteng enggak?" tanya Bastian lagi.
Diandra ingin tertawa, tetapi dia tahan agar tidak menyinggung perasaan Bastian. Cowok itu memang tidak tampan seperti seorang aktor, tetapi cukup manis dan menyenangkan.
"Lo udah cukup manis," balas Diandra. Lalu gadis itu meninggalkan Bastian yang tertawa renyah.
Diandra melewati Ghandi dan teman-temannya yang duduk di lorong, gadis itu ingin segara bertemu dengan Bella, dan yang lainnya. Namun, tak lupa dia menyapa atau tersenyum pada anggota Adgar yang cowok. Sudah hampir dua Minggu bersama mereka, Diandra sudah cukup dikenal baik.
"Dian! Sini, sini. Kita udah nungguin lo dari tadi." Bella yang pertama melihatnya pun langsung tersenyum lebar. Gadis itu memberi ruang pada sofa panjang yang mereka duduki untuk dirinya.
"Gimana? lo udah pikirin mau masuk ke sini atau enggak?" tanya gadis itu pada Diandra lagi.
Ah, Diandra lupa. Kemarin Bella dan lainnya—kecuali Virza—mengajaknya untuk bergabung dalam geng Adgar. Namun, dia belum bisa memastikan. Apalagi jika Ayahnya tahu jika dirinya ikut-ikutan geng seperti ini. Bisa langsung dikeluarkan dari kartu keluarga.
"Gue enggak tau," katanya dengan bimbang.
Kayla dan Bella kompak mendesah pelan, mereka berdua memang sangat memprovokasi Diandra untuk bergabung dengan geng Adgar.
"Jangan dipaksain kalo orangnya enggak mau," ujar Virza dengan sarkas. Ekspresi gadis dengan rambut bob itu masih sama saat menatap Diandra, terkesan tidak suka.
"Enggak apa-apa, jangan tegang! mending kita gosip aja. Itu lebih baik." Celetukan Hanin langsung dihadiahi sorakan oleh mereka semua termasuk Diandra. Membuat gadis berkulit gelap itu langsung cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkir Balik Dunia Diandra [TAMAT]
Ficção AdolescenteKalian bisa mendukung cerita ini dalam challenge 30 hari menulis yang diadakan oleh Millennial Author Project bersama Sky publisher dengan cara VOTE, KOMEN dan SHARE cerita ini. Terima kasih ***** Diandra Amira, seorang penulis muda yang sedang menj...