05 - Pantang menyerah

101 26 30
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi Ghandi!" sapa Diandra di hari berikutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pagi Ghandi!" sapa Diandra di hari berikutnya. Dia tidak pernah menyerah meski cowok itu belum berubah pikiran.

Diandra jalan bersisian dengan Ghandi di koridor menuju kelas. Sudah beberapa hari memantau cowok itu, dia jadi tahu kapan Ghandi sampai ke sekolahnya. Cukup awal untuk siswa yang terkenal Badboy. Hal itulah yang membuat Diandra semakin penasaran. Soalnya cowok bertubuh jangkung itu sedikit berbeda.

"Wah, lo lumayan awal juga ya dateng ke sekolah. Biasanya nih, ya, yang gue baca di novel, Badboy itu suka dateng telat. Ah? Gue lupa, Lo kan, beda dari Badboy lain kan, ya?" Gadis itu mendongak ke arah Ghandi. Cowok itu malah menatap lurus ke depan.

"Lo kok diem aja sih? Suara itu dikasih buat lo bisa ngomong," katanya lagi.

Namun, sesampainya mereka di depan kelas, Ghandi melengos begitu saja. Memang sejak tadi cowok itu tidak buka mulut. Sementara Diandra tetap mengoceh sampai mulutnya berbusa.

Gadis yang hari ini memakai sweater putih itu menghembuskan nafas berat. Dia pun juga ikut masuk dalam kelas setelah Ghandi. Hal itu tentu saja membuat Putri yang melihat mereka, menarik senyum lebar.

Gadis itu langsung duduk di tempatnya saat Diandra sudah di sana. "Gimana? Gimana?" tanyanya sangat penasaran.

"Apanya yang gimana?" balas gadis itu bertanya dengan setengah mendengus.

"Ya Ghandi, gimana? Apa dia udah mau cerita?" tanya Putri lebih jelas, tetapi hanya dibalas gelengan lemah oleh Diandra.

"Sikapnya masih datar," tambah Diandra yang kini memalingkan wajahnya ke samping, tempat duduk Ghandi. Sekarang Cowok itu sudah melungkupkan setengah badannya ke meja. Pasti tidur lagi, pikir Diandra.

Kriiingg

"Pelajaran pertama Bu Wahyuni ya?" tanya Diandra yang kini menyibukkan diri dengan buku-bukunya. Tak lagi memusingkan Ghandi kerena memang sudah saatnya belajar. Mari lupakan Ghandi untuk sejenak.

"Iya, nih. Palingan sebentar lagi juga udah masuk."

"Selamat pagi."

Seorang guru muda bertubuh semampai bak model, masuk dalam kelas Diandra. Itu Bu Wahyuni, guru bahasa Indonesia sekaligus wali kelas Sebelas Bahasa 3.

Jungkir Balik Dunia Diandra [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang