2. Latihan dasar

27 9 44
                                    

Chan baru saja tiba di rumahnya. pemandangan berbeda, dapat di lihatnya di ruang keluarga.

Sosok pria tua bersama istrinya, berhasil mengalihkan perhatian Chan.

"Kau sudah pulang?, Bagaimana seleksinya?" Pertanyaan yang diajukan oleh Arche, berhasil membuat semua mata menatap ke arahnya.

Chan dapat melihat sosok gadis dengan pakaian serba ketatnya, menatap ke arahnya.

"Aku lolos ke seleksi selanjutnya. Aku akan ke kamarku, punggungku sepertinya sakit. Aku harus istirahat" jawabnya kemudian berlalu menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2.

"Maaf, dia memang begitu." Ujar Cate, selepas kepergian Chan.

"Tidak apa, June dan aku bisa memakluminya. Mungkin dia lelah, selepas seleksi." Jawab Tara, wanita tua yang menjadi tamu keluarga Chan malam ini.

"Bolehkah aku pergi ke kamar Chan? Aku ingin menyapanya" kata gadis seumuran Luna yang sedari tadi duduk diam di sana.

"Tentu saja boleh, pergilah" jawaban hangat dari Arche, membuat Lilian bangkit dari dudukannya, kemudian berjalan menuju ke lantai 2. Tempat kamar Chan berada.

Chan baru saja selesai mandi, pria itu merasakan sakit di punggungnya.

Saat hendak memakai kemeja tidurnya, pria dengan celana pendek selutut itu mendengar suara ketukan.

Ia memilih mengurungkan niatnya untuk memakai atasan, kemudian beranjak membuka pintu.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanyanya begitu mendapati gadis yang ia lihat di ruang tamu tadi, berada di hadapannya.

"Apakah aku tidak diizinkan untuk masuk?" Jawabnya dengan suara yang dibuat sesensual mungkin.

Chan dibuat kesal. Kalau saja yang di depannya ini adalah seorang pria, mungkin sudah habis dihajarnya.

Tanpa persetujuan Chan, gadis itu melenggang masuk ke dalam kamarnya, lalu duduk di tepi ranjang.

"Aku Lilian" katanya begitu Chan datang menghampirinya.

"Aku tidak bertanya" ketus Chan, hendak mengambil kemeja tidurnya, namun dicegah oleh Lilian.

"Kau lebih tampan tanpa atasan, sayang" katanya sambil menyembunyikan atasan milik Chan di balik tubuh mungilnya.

"Menjijikan! Kembalikan bajuku dan keluarlah dari sini!" Chan mulai membentak dengan nada tinggi.

Oh ayolah, punggungnya sedang sakit, dan sekarang, istirahatnya harus diganggu oleh wanita agresif ini? Ingin sekali Chan membuangnya lewat balkon.

"Kale, mengapa ribut sekali?" Tanya Cate dibalik pintu.

Bertepatan saat pintu terbuka, Lilian menarik pria itu hingga jatuh menindihnya, kemudian mendaratkan ciuman di bibir pria itu.
"Oh! Maafkan aku, kalian sepertinya sudah tidak sabar untuk menikah. Apa kita percepat saja pernikahannya?" Goda Cate yang membuat Chan melepaskan ciuman Lilian, tidak lupa mendorong wanita itu hingga terjatuh di lantai.

"Tidak akan ada pernikahan! Aku tidak sudi menikahi wanita agresif seperti dirinya. Sudah kubilang kan? Aku akan menikahi gadis pilihanku sendiri. Kalian tidak perlu mengatur hidupku! Sekarang pergilah dari sini! Aku ingin sendiri" kata Chan dengan amarah yang membuncah. Pria itu benar-benar marah kali ini.

Melihat amarah anaknya, Cate membawa Lilian untuk pergi. Namun, saat berada di dekat Chan, gadis itu memeluk erat lengan kekar milik pria itu.

"Ciumanmu membuatku candu. Bisakah kau berikan satu ciuman lagi, sebelum aku pulang?" Pintanya yang membuat Chan menatap tajam ke arahnya.

MOON ~ In The Darkness (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang