Bagian: 11

53 16 6
                                    

Ichimatsu sedang menikmati tea time-nya dengan Karamatsu. Tentu saja ini semua adalah paksaan dari Choromatsu yang terus mengomel tentang hubungan mereka yang malu-malu kucing.

"..." Ichimatsu tidak tahu harus berbicara tentang apa. Selain dirinya yang masih takut membuat Karamatsu marah, ia juga sedari awal adalah seorang introvet akut.

"Hari ini benar-benar cuaca yang cerah, bukan begitu Ichi? Burung-burung mengeluarkan kicauannya yang merdu, bagai melodi alami yang menghiasi semesta ini! Melihatmu berada di depanku, akan sangat bersyukurlah diriku jika kau mau menerbitkan senyum indah dibibir indah itu, my queen. " Karamatsu menurunkan kacamata hitam dan memandang Ichimatsu dengan mata berbinar ala komik shoujo. Itu membuatnya merasa mual dan muak.

"Sakit! " Teriaknya tiba-tiba.

"Ada apa Ichimatsu?! Apa luka kemarin masih terasa sakit?! Akan segera kupanggilkan dokter, Choro—"

"Tuan, ia bukannya kesakitan karena hal lain. Anda sendirilah yang terlalu menyakitkan. Tolong sadar diri. " Kata Choromatsu seraya menatap Karamatsu dingin.

"Eh—begitukah?! Ma-Maafkan aku. " Katanya tertunduk lesu.

Ichimatsu jadi bingung, kemana perginya Karamatsu yang menakutkan kemarin?! Bukannya dia sangat tegas dan menyeramkan kepada Choromatsu kemarin? Apa ini semacam kepribadian ganda?

"Puh—ahaha! Kau yang terlalu menyakitkan, Ittaimatsu! " Tawa kecil Ichimatsu sontak saja membuat dua pria yang sedang berbincang itu mengalihkan perhatiannya.

"Syukurlah. Aku senang kau menikmati minum teh denganku, Ichi. " Kata Karamatsu tulus.

Ichimatsu yang sadar langsung saja mengubah mimiknya menjadi serius seraya mengelak.

"A-Aku bukannya menikmatinya! Aku hanya merasa teh ini sangat enak, itu saja! Bukan berarti aku senang minum denganmu ya! Minum dengan siapapun, kalau tehnya enak, pasti terasa menyenangkan tahu! " Elak Ichimatsu dengan cepat. Wajahnya semerah tomat, dan tangannya menutupi wajahnya.

"Ahaha, kalau aku... Kurasa akan sangat senang jika bisa minum teh dengan Ichi untuk seteruanya. " Kata Karamatsu pelan.

"Tentu saja itu tidak bisa, bodoh! Suatu hari tentu saja kau akan minum teh dengan orang yang kau cintai, calon ratu yang sesungguhnya! " Kata Ichimatsu kesal.

"Tapi... Ratuku kan Ichi? " Tatapan Karamatsu begitu membingungkan. Bukankah jelas bahwa Ichimatsu tak bisa selamanya berada di sisi Karamatsu? Suatu saat, Karamatsu akan memutuskan untuk meninggalkannya dan beralih ke wanita cantik yang akan memberikan keturunan serta reputasi yang baik bagi Karamatsu. Bukannya ratu bidak sepertinya!

"Aku tak bisa memberikan apapun untukmu! Kau sama sekali tidak mengerti sih?" Ichimatsu menggebrak meja kemudian berlari meninggalkan Karamatsu dan Choromatsu disana.

Berlari tanpa arah di antara taman bunga istana tampaknya membuat Ichimatsu sedikit kebingungan. Akan tetapi, perasaan menyesakkan di dadanya, pikirannya yang kacau atas pemikirannya sendiri membuatnya tidak mau menoleh ke belakang.

'Ada apa denganku sebenarnya?! Semenjak bersama si Kusomatsu itu, pikiranku menjadi kacau! Cemburu? Jangan bercanda, sebenarnya ini bisa menjadi sesial apalagi sih? ' Tepat saat memikirkan itu, Ichimatsu malah tersandung gaunnya sendiri terperosok ke dalam lubang dangkal.

"Aaaah! Kenapa aku bisa sesial ini hari ini sih?! Pasti karena dipeluk Kusomatsu kemarin! Sialan! Aku malas bangun, biar saja aku disini sampai membusuk! Kakiku sakit lagi! Sudahlah, aku menyerah saja... " Perlahan, Ichimatsu menyamankan dirinya di lubang dangkal yang membuatnya jatuh itu, dan hendak tidur sungguhan.

Osomatsu-san fanfic (Chess Matsu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang