Bagian 15 [END]

378 21 2
                                    

"Seungmin? Baby? Ayo bangun."

Suara serak itu membuat kedua mata Seungmin terbuka. Bibirnya diberi kecupan singkat. Lalu tanpa aba-aba kakinya ditarik oleh seseorang hingga dia terperanjat. Dia terduduk sambil meregangkan otot-ototnya. Tersangkanya malah asik bersandar di pintu sambil menatapnya.

"Selamat pagi istriku. Bisakah kau bangun dan membuatkanku sarapan?" Tanya suaminya merajuk. Dia bahkan menekuk bibirnya seperti bayi yang hendak menangis.

Seungmin berdiri dan memeluk suaminya. "Mau sarapan apa?"

"Seperti biasanya saja."

Seungmin berlari kecil ke dapur. Jarinya memutar tombol radio dan suara-suara pun menemaninya. Dia mengambil dua lembar roti, lalu mengolesinya dengan selai cokelat. Setelah itu dia langsung memanggangnya dan menambahkan beberapa potong pisang sebagai toping. Sarapan yang manis akan membuat harimu manis. Setidaknya Seungmin punya harapan baik setiap paginya.

"Bagaimana kasus kemarin?" Tanya Seungmin sambil membawa dua piring berisi roti panggang ke meja makan.

Suaminya menyesap kopi, menikmatinya sebentar, lalu kembali menatap wajah Seungmin. "Sudah selesai. Mereka memilih untuk berdamai. Huffttt benar-benar merepotkan."

"Hari ini?" Seungmin berharap suaminya cuti.

"Ada kasus lain. Mejaku dipenuhi kasus konyol."

"Kalau begitu aku akan pergi ke rumah Felix."

"Akan aku pesankan taksi. Jangan naik motor."

Seungmin memasang wajah menggemaskan. Dia tak suka taksi karena pernah mencium bau aneh disana. Itulah kenapa dia tak mau masuk ke mobil beroda empat itu lagi. Lebih baik naik motor. Angin sepoi-sepoi akan menabraknya dan dia juga akan senang karena bisa leluasa berkendara.

"Tidak, Seungmin sayang."

Seungmin langsung berdiri dan meninggalkan meja makan.

"Arghh oke oke oke. Berjanjilah untuk hati-hati."

Seungmin kembali duduk sambil menyuguhkan senyuman manis. "Janji!" Setelah mengatakan itu dia langsung menikmati sarapannya.

Setelah sarapan selesai, suaminya langsung pergi bekerja. Seungmin mengantar sampai teras, sama seperti pasangan normal lainnya. Setelah suaminya pergi, Seungmin langsung berlari masuk untuk bersiap-siap pergi ke rumah Felix.

Tak lama kemudian dia mulai menaiki motornya. Jarak antara rumahnya dan rumah Felix lumayan jauh. Jadi dia menggunakan headset agar tidak bosan saat perjalanan. Suaminya sudah melarangnya berkali-kali, tapi apa boleh buat jika Seungmin menyukainya? Memangnya apa yang lebih menyenangkan dari berkendara sambil mendengarkan musik?

"Seungmin?"

Changbin menyapanya namun dengan ekspresi aneh. Tubuh laki-laki itu semakin dempal karena kembali ke profesi lamanya yaitu atlet angkat besi. Setiap pagi dia selalu melakukan pemanasan untuk melatih ototnya agar tidak mudah keram. Dan Felix? Dia bekerja sebagai koki di sebuah restoran.

"Dimana Felix? Aku masuk ya!!" Seungmin berjalan masuk tanpa melihat wajah Changbin.

"Jangan!! Jangan!!!" Changbin berteriak histeris. Dia ingin berlari menghampiri Seungmin, tapi kedua tangannya masih berusaha mengangkat besi yang beratnya hampir setara dengan tubuhnya. Dia tak bisa melemparnya begitu saja.

Seungmin sudah masuk. Felix yang membawa nampan berisi tiga gelas teh juga terkejut, ekspresinya sama seperti Changbin tadi. Seungmin pun mengerutkan alisnya.

"Kau membuat tiga?"

"Satu untukmu, hehe." Jawab Felix asal.

Namun hal yang tak diinginkan benar-benar terjadi. Chan keluar dari kamar mandi sambil mengelap kedua tangannya dengan tisu. Saat melihat wajah Seungmin, dia juga terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[4/4] MR. WET ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang