"Oh Hyunjin. Duduklah." Suruh Chan. Dia bahkan tersenyum dan mempersilahkan Hyunjin duduk di kursi yang kosong.
Dia memang psikopat.
"Tunggu tunggu tunggu. Mereka belum putus?" Tanya Changbin benar-benar tak mengerti. Chan berkata padanya bahwa Hyunjin dan Seungmin sudah putus.
Chan menunjuk Hyunjin yang masih berdiri di ambang pintu. "Lihat wajahnya. Dia sedang marah. Kau bisa mengartikan sendiri apa alasannya."
Changbin menggeleng-gelengkan kepalanya karena tak habis pikir. " Lalu kau yang mengundangnya?" Tanya Changbin sekali lagi.
"Ya. Lebih ramai lebih bagus." Jawab Chan santai. Saking santainya sampai membuat Changbin tak bisa emosi.
Changbin merangkul Felix dan berdiri. "Hubungi aku jika butuh sesuatu. Sialan! Brengsek kau!" Setelah itu Changbin langsung membawa Felix pergi. Dia tak ingin Felix melihat apa yang akan terjadi.
Changbin dan Felix sudah pergi. Kini yang tersisa hanya tokoh utama kita.
Hyunjin mendekati meja makan. Dia masih melongo. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Seungmin, kekasih yang dia pacari selama hampir dua tahun, orang yang akan ia lamar sebentar lagi, pemuda itu malah menyuapi orang lain. Seungmin bahkan tidak pernah menyuapinya, apalagi memasak untuknya. Lalu disini? Bersama Chan? Bersama orang yang dia anggap sahabat?
Hyunjin ditampar kenyataan.
"Kalian tidak ada hubungan apa-apa kan?" Tanya Hyunjin ingin memastikan. Dia percaya pada Chan dan Seungmin. Tidak mungkin jika mereka melakukan apa yang ada di kepalanya.
Chan tertawa keras sambil bertepuk tangan. Lalu tiba-tiba dia menatap Hyunjin dengan tatapan tajam. "Mau bagaimana lagi? Dia bahkan sudah tidur denganku."
Hyunjin langsung berlari ke arah Chan dan mengangkat kerah Chan. Dia ingin membunuh Chan. "SIALAN!!"
"Aku lebih baik darimu. Itu kesimpulannya." Kekeh Chan percaya diri.
Hyunjin langsung melayangkan tinjunya pada Chan. Chan sama sekali tidak memberontak. Dia membiarkan wajah tampannya dipukuli Hyunjin. Selama itu juga dia hanya tersenyum sambil melihat mata Hyunjin yang penuh kemarahan. Bahkan sesekali dia tertawa.
"Kenapa? Marah?" Tanya Chan.
Hyunjin mengerutkan alisnya. Apa tindakannya belum mengartikan bahwa dia sedang marah?
"Tanyakan padanya. Dia mencintaiku atau kau. Aku tidak pernah memaksa. Jatuh cinta kan tidak bisa dipaksakan."
Hyunjin melepaskan Chan dan menghampiri Seungmin. "Ada apa ini? Jujurlah padaku. Aku tidak akan marah."
Sungmin menatap Hyunjin. Dia sudah menangis sedari tadi. Tidak tahan rasanya melihat dua orang yang sama-sama kau cintai bertengkar. "Tidak tau."
"Oke. Santai. Tarik nafas, keluarkan. Aku akan menunggu. Tak perlu terburu-buru." Ucap Hyunjin. Matanya berkaca-kaca. Perasaannya benar-benar kacau.
"Tidak tau. Seungmin benar-benar tidak tau." Tangisan Seungmin pecah seketika. Hyunjin langsung memeluk Seungmin.
"Maaf. Tidak. Aku tidak akan marah."
Melihat Seungmin yang tiba-tiba pucat, Hyunjin langsung membopong Seungmin ke kamar tamu. Chan tak memperdulikan. Dia berdiri dan duduk di kursinya, lalu kembali memakan tteobokki. Dia sedikit meringis kesakitan saat sobekan di bibirnya terkena saus tteobokki.
"Kenapa dia bisa ada disini?" Tanya Hyunjin tak lama kemudian. Sepertinya Seungmin sudah tertidur. Apa yang baru saja terjadi pasti membuatnya syok.

KAMU SEDANG MEMBACA
[4/4] MR. WET ✓
FanfictionSeungmin itu manusia pas-pasan. Tapi tiba-tiba dua pangeran datang dan memperebutkannya. Masalahnya dua-duanya itu duda menggoda, kaya, dan tampan. Sulit untuk memilih diantara mereka. Lalu Seungmin harus bagaimana? ©31097CB; 2020.