Bagian 7

266 32 4
                                        

"Aku akan datang ke rumahmu."

Setelah menemui kepala sekolah, Chan langsung menghubungi mantan istrinya. Mendengar hal itu, Minho memasang wajah aneh. Masalahnya Chan bisa berubah menyeramkan secara tiba-tiba.

"Kenapa memasang wajah seperti itu?"

Minho hanya menggeleng pelan. "Saya hanya heran dengan tindakan bapak."

"Santai saja. Aku dalam mode teman."

"Kau tidak membuat rencana gila kan Chan?" Tanya Minho. Dia mengubah gaya bahasanya sesuai keinginan Chan. Lagipula mereka seumuran.

Chan terbahak. "Kalau kau ingin tau, kenalkan aku dengan temanmu dulu."

"Teman yang mana?"

"Guru yang ada di sekolah tadi. Sepertinya dia guru olahraga."

"Oh Hyunjin. Ya dia memang guru olahraga. Kenapa mau berkenalan dengannya? Bukan gayamu sama sekali."

"Aku ingin teman untuk berolahraga. Dia guru olahraga bukan? Kebetulan sekali." Jawab Chan asal-asalan.

Minho hanya mengiyakan. Dia sama sekali tidak curiga. Tapi memang tidak ada yang mencurigakan bukan?

"Cari saja Hwang Hyunjin di internet. Namanya akan ada di urutan pertama." Usul Minho.

"Oke. Kembali ke mode bos."

Tingkah Chan yang satu ini memang menyebalkan. Tapi karena Minho sudah bekerja dengan Chan selama 8 tahun, dia sudah terbiasa.

Saat mobilnya masuk ke rumah mantan istrinya, Chan bersiap-siap. Wajahnya berubah dingin.

"Selamat pagi Chris." Sapa mantan istrinya sambil tersenyum. Senyuman itu yang membuat Chan memutuskan untuk menikahi perempuan. Tapi pada akhirnya hanya membuatnya muak.

"Dia di rumah?" Tanya Chan tak menghiraukan sapaan tadi.

"Sedang perjalanan pulang. Papa baru saja tiba dari liburan di Italia."

"Pantas saja kau bisa bermain-main dengan pria itu."

Permisi Chan. Kamu juga menyimpan rahasia darinya. Kenapa membuatnya terlihat seperti satu-satunya penjahat?

"Tuan besar datang." Ucap seorang pelayan disana.

Saat pria itu datang, Chan tersenyum begitu ramah. Sepertinya Chan punya banyak topeng di wajahnya. Dalam satu detik bisa mengubah ekspresi dengan sangat lihai. Bukankah itu menakjubkan?

"Oh Chris. Lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" Mereka langsung berpelukan. Reuni antara mantan mertua dan mantan menantu dimulai.

"Duduk dulu ayah. Apa kau tidak lelah? Apa aku harus datang lain kali?"

Pria tua itu tertawa lepas. Tawa khas orang tua. "Tidak. Tetaplah disini. Aku baru saja kembali dari liburan, tentu saja tidak lelah."

Chan mengikuti pria itu ke sofa. Mereka duduk bertiga disana. Sang tuan besar meminta semua pelayan pergi dari sana. Privasi.

"Kau memanggilku ayah, Chris. Itu membuatku senang. Sudah lama sekali tak mendengar itu darimu."

"Tidak ada mantan ayah di dunia ini." Jawab Chan singkat dan tegas.

"Bisa saja kau ini. Apa yang ingin kau bicarakan? Sepenting itukah sampai-sampai kau datang kesini."

Wajah Chan tiba-tiba berubah datar. Bibirnya tersenyum miring. Ini yang dia tunggu-tunggu. "Aku ingin membicarakan tentang putrimu."

"Dia sedang mengandung." Lanjut Chan.

"Dan tentunya bukan anakku." Lanjut Chan lagi.

Mantan istrinya langsung menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Tangan perempuan itu menyentuh paha Chan sebagai sinyal untuk tetap diam. Tapi Chan malah merasa jijik. Chan tidak suka situasi ini. Dia tidak ingin situasi seperti ini terulang kembali.

[4/4] MR. WET ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang