𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬𝐦𝐞𝐞𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐏𝐫𝐞𝐩𝐚𝐫𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐏𝐚𝐫𝐭.𝟐

18 6 0
                                    

Happy reading

.

.







Pagi ini cuaca tampak sangat cerah. Langit hari ini terlihat begitu biru dan indah. Udara sejuk dari pepohonan SMA GARDA ADHIRAJASA pagi ini cukup membuat hidung kita bersih setelah terkena polusi kendaraan di Jakarta.

Tapi cuaca cerah ini berbanding terbalik dengan dua anak kembar yang sedang naik tangga menuju kelas dengan bahu yang kendur dan malas. Keduanya berangkat ke sekolah dengan uneg-uneg yang mereka simpan dari tadi sore atau lebih tepatnya saat kejadian dengan anak-anak kelas 12 MIPA 3.

"Pagi....,"sapa sang kakak, Hyunjin dengan nada yang malas-malasan.

Ya, nada yang tidak biasa diucap oleh Hyujin yang biasanya-cuwawa'an-itu membuat siswa yang sudah datang menoleh. Mereka dengan enggan terpaksa berhenti dari keasikan memainkan permainan ABC lima dasar itu.

"Yoo, whats up." Eric balik menyapa Hyujin dan Yeji yang menuju tempat duduknya. "Kenapa nih tumben mukanya kecut bener pagi-pagi," ucapnya menghampiri tempat duduk dua anak kembar tadi bersama teman-temannya yang sudah datang.

"Kenapa nak cerita sama mamah," tutur Ryujin, sembari merangkul Yeji sahabatnya dari kecil itu.

"Curhat mah...," tingkah absurd Felix menghiasi pagi hari.

"Ga usah gila Lix, masih pagi nih," ujar Lia yang jengah dengan kelakuan absurd Felix

"Kenapa lagi?" Tanya Ryujin.

"Anjir banget si anak-anak rese MIPA 3" ujar Hyunjin dengan nada kesal.

"Lah kenapa lagi mereka? Nyari masalah lagi?" Tanya Han.

"Jd gini..." Yeji mulai menceritakan kejadian menyebalkan kemarin sore kepada teman-temannya.

"ANJERRRRR TU ORANG-ORANG MINTA DI GAMPAR CONGORNYA!!"

"Jangan teriak juga goblok!!" eluh Baejin merasa telinganya berdenging akibat teriakan Ryujin dari sampingnya.

"Stop main-main pliss." Satu kalimat dilontarkan oleh cowok keturunan Jepang bernama Yoshi itu sanggup membuat teman-temannya diam menjadi serius seketika. "Dewasa dikit dong, katanya mau jadi inti lomba di acara tahunan, harusnya kalian jadiin kelas MIPA 3 itu pacuan." Yoshi sedikit menarik nafas, melonggarkan dadanya yang sedikit sesak karena kesal dengan teman-temannya yang entah kapan menjadi dewasa.

"Mereka udah persiapan, tapi kita apa.... masih nol, nol besar. Kerjaan kalian cuma main-main," sambungnya sedikit melirih.

Satu kalimat, yang tegas seperti biasanya seakan mampu mengendalikan kelas 12 MIPA 1 jika diucapkan oleh sang juara kelas. Kenapa tidak? Pasalnya Yoshi adalah anak yang irit bicara dan sekalinya bicara hanya sederet kalimat nasihat yang keluar, seperti sekarang ini.

Hening seketika. Semua yang ada di kelas itu merenungi kalimat Yoshi. Sampai sebuah suara memecahkan keheningan dengan seketika.

"TAREK SESS..... SEMONGKO."

Coba tebak dari siapa suara itu berasal.

"Kini tinggal aku..... ayok dong nyanyi jangan diem aja." Yes, it's Felix.

"Astaghfirullah tobat aku ngadepi lakumu." Eric menarik paksa tangan Felix yang sudah berdiri di depan papan tulis sembari berjoget tak jelas.

Perfect class of the year Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang