𝐓𝐡𝐞 𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐒𝐭𝐞𝐩 𝐁𝐲 𝐀𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐉𝐚𝐠𝐨

24 5 1
                                    

Happy reading
.

.






"Halo."

"Mama beliin martabak ya pas pulang ntar."

"Iya."

Sambungan telefon pun diputuskan.

"Siapa?" Somi menghampiri Yiren yang sempat mengambil jarak saat menerima telepon tadi.

"Biasa mama minta martabak."

"mau main lagi gak?" Soobin menenteng raketnya berjalan menuju Yiren dan Somi.

"Pulang aja yok udah malem nih, besok juga masih ulangan." Satu lagi orang yang pergi dengan 3 orang tadi, yaitu Chani. Chani menghampiri ketiganya sambil mengambil handuk di tasnya dan menyeka keringat nya.

"Ya udah gue ambil raket dulu."

4 anak tadi sedang olahraga malam, main raket di lapangan samping kantor desa. Kok gak belajar kan lagi ulangan? Ah biasa Somi yang ngajarin.

"Oh iya lo kapan beli HP baru Ren." Ucap Soobin ditengah-tengah perjalanan pulang ke rumah Yiren.

"Iya gue gak enak tau kalo mau chat lo ntar masuknya ke hp mama lo." Chani tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dia mengirim pesan kepada Yiren dan ternyata yang melihat mama Yiren.

"Ya gue juga pengen nya secepatnya, cuman yah papa gue kan belum pulang."

"Eh iya kenapa gak datengin aja tempat tawuran kemaren siapa tau masih ada."

"Nah bener tuh kata Somi." Ketus Chani sambil membuka kaleng minumannya mengeluarkan bunyi schhh.

"Udah kemaren kita udah kesana ya Ren tapi gak ada." Soobin menjelaskan bagaimana malam Senin kemarin keduanya mencari hp Yiren di tempat tawuran, tapi tidak ada.

"Ih sumpah sih serem banget anak muda jaman sekarang kenapa pada suka tawuran, awas aja lo ikut-ikutan gitu Chan gue aduin teteh lo ya." Somi melemparkan pandangan mengancam kepada Chani.

Sementara Chani yang masih asik meneguk air minumnya jadi tersedak mendengar perkataan Somi.

"Eh tunggu sini ya, gue mau beli martabak noh di seberang. Ada yang mau ikut gak."

"Ogah capek."

"Ya udah tunggu sini ya, jangan tinggalin gue." Yiren pun segera melesat, menyebrangi jalanan yang tidak begitu padat pada malam itu meninggalkan tiga temannya yang sudah asik berfoto ria di trotoar.

"Mau beli apa neng." Tawar mang udin, penjual martabak langganan keluarga Yiren.

"Biasa martabak yang mama beli, sama satu lagi cokelat kacang ya mang."

"Siap neng."

Yiren pun beranjak duduk di salah satu kursi yang di sediakan di kedai mang Udin itu. Martabak mang Udin memang enak, gak heran kalo sering rame, seperti sekarang.

"Tunggu ya neng agak antri."

"Oh iya mang gak papa."

Yiren memang duduk dengan tenang di satu tempat tapi matanya sudah meleng-lang buana melihat sekeliling. Sampai satu saat kemudian matanya menangkap satu orang yang dia kenal di antara rombong cowok-cowok.

"Duluin punya kita ya bang." Suara dari seorang cowok mendominasi satu kedai.

"Sabar mas duduk dulu antri."

"Udah yang itu buat kita aja lama." Katanya lagi dengan nada yang cukup tinggi.

"Gak bisa mas itu punya mbak nya." Mang Udin menujuk Yiren.

Perfect class of the year Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang