𝐌𝐨𝐫𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐧𝐞𝐦𝐲 𝐏𝐚𝐫𝐭. 𝟐

25 5 0
                                    

Happy reading

.

.







Cewek tinggi itu berhenti sejenak. Ia menundukkan kepalanya menampaki tali sepatu yang sudah ia ikat rapi tadi sekarang sudah terpisah menjadi dua bagian. Siyeon, cewek itu mengubah posisi, menekuk lutut dan mulai meraih tali sepatunya.

"Eh tungguin anjir," teriaknya mendapati teman-teman satu kelasnya sudah sedikit berjarak darinya.

"Cepetan dong ketua, kalah cepet ntar kita," Sanha menyahuti dari depan sana.

"Ayok dong Siy, udah laper ini," ucap Guanlin ikut menyahuti.

Siyeon mendecak mendengar segala keluh kesah teman-temannya. Dia kesal. Setiap hari Siyeon mencoba memahami mereka semua, tapi mereka tidak mau memahami Siyeon-maaf curhat-. "Ck, Iya iya bentar copot nih tali sepatunya."

"Udah ayok cepet, liat noh pasukan sebelah udah memasuki medan pertempuran." Lia menarik paksa tangan Siyeon yang masih sibuk menyatukan tali sepatunya.

"Bentaran wehh ini tali nya Liaa...," Belum sempat selesai mengikat, tubuh Siyeon sudah terhuyung ditarik oleh Lia.

***

Halaman belakang sekolah. Disitulah kedua kelas itu sedang berdiri. Di bawah sinar matahari terik yang menyinari siang ini. Di ambang gerbang belakang sekolah itu mereka sudah berbasis rapi saling berhadapan membentuk dua kubu.

Haechan. Cowok berkulit sawo matang itu sudah mulai menaikkan dua lengan bajunya.

Sementara dari sebrang Felix mulai memutar-mutar tangannya.

Boomin menekuk lehernya ke kanan dan ke kiri dengan gaya sengak nya.

Jeno, dia sudah mulai bersiap-siap memasang posisi start.

"GUYS SERBUUUU!," aba aba dari Jeno memimpin teman-teman satu kelasnya.

"HIYAAA," teriak Chaeyoung Histeris.

"MAJUU," suara Ryujin dari kubu sebelah kanan.

"SERANGG." Seorang Soobin mulai berlari.

Bug-bug

Brukkk

RUSUH. Kini gerbang belakang sekolah yang berkurang kurang lebih satu setengah meter itu sudah penuh dengan murid dua kelas berdesakan.

"Aww. Lo tu ya liat-liat dong cewek nih lo sikut," omel Nakyung kepada Yoshi karena tidak sengaja mendorongnya.

"Iya maaf," jawab Yoshi enteng.

"Awas gue mau lewat," teriak Yuri dari tengah kerumunan.

Posisi saat ini, terlihat Felix, Yeji , Somi, Haechan, Ryujin, Chani berada garis terdepan. Dan sisa murid lainnya di belakang ikut mendorong dan berdesakan.

"Nancy jangan jauh-jauh ntar ilang loh," kata Jaemin sembari menarik lengan temannya.

"Eeee, copot-copot. Ya Allah Heejin ngapain ngedeprok begitu." Boemgyu kaget setengah mati.

Perfect class of the year Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang