𝐑𝐨𝐚𝐝 𝐓𝐨 𝐃-𝐝𝐚𝐲

14 4 0
                                    

Happy reading

.

.







Sudah 15 menit sejak masuk sekolah. Dan seperti yang di katakan Pak Kai sekarang dua kelas itu sedang pemanasan sebelum memulai praktek olahraga cabang Atletik. 2 kali keliling lapangan basket, begitulah mereka ber-40 memulai.

Baru saru putaran dan sebagian tenaga mereka sudah terkuras. Beberapa diantara mereka susah sempoyongan dibarisan belakang. Tak terkecuali Heejin.

"Mau minum gak?" Suara Baejin dengan sedikit tersengal tak teratur, berbicara dengan Heejin yang sudah mau mati rasanya. Padahal baru sekali lari.

"Hah.... emang boleh." Heejin memelankan langkahnya nyaris seperti berjalan.

"Ntar gue izin Pak Kai pasti boleh, lo tunggu aja di sana." Baejin menunjuk kursi deretan penonton di samping lapangan basket outdoor sekolah. Dengan sedikit berlari Baejin menuju tempat Pak Kai dan langsung mendapat persetujuan.

Belum 5 menit Baejin sudah kembali dengan dua botol new greentea ditangannya, menghampiri Heejin yang tak berdaya kelewat lemas.

"Nih minum dulu." Katanya mengulurkan satu botol dan sebungkus roti. "Lo sarapan kan tadi pagi?."

"Makasih ya." Heejin menyambut uluran dari Baejin dengan senyum dan meneguk new greentea dingin dari Baejin. "Sarapan lah, ya kali bisa lolos gak sarapan dari Mama."

Baejin terkekeh, ia mengacak rambut Heejin dengan gemas. "Lo jangan sakit ya, gue gak suka liat lo sakit."

"Udah deh, stop perlakuin gue seolah-olah gue mau mati besok."

"Heh kalo ngomong!" Baejin menatap lekat wajah Heejin yang sedang tersenyum cantik menerima lambaian tangan dari teman-temannya yang sedang berlari.

Sementara kondisi di lapangan semaikan tak bergairah di putaran kedua.

"Baejin sama Heejin pacaran ya?" Celetukan dari Chaeyoung berhasil menyita perhatian cowok di sampingnya.

"Emang iya??" Rachel yang berlari dengan Chaeyoung langsung merespon cepat.

"Liat aja noh."

Somi mengikuti arah pandang Chaeyoung yang menuju ke tempat Baejin dan Heejin sedang duduk.

"Eh ini kan lagi pemanasan bisa-bisanya mereka malah mojok?" Haechan Suryakanta sang lambe turah ikut terjun membicarakan Baejin dan Heejin.

"Gak heran emang kalo anak MIPA 1 kelakuannya kayak gitu." Satu cibiran dari Soobin, langsung mendapat tatapan elang dari Felix yang berada di sampingnya.

"Ape lo kate?!" Felix langsung berhenti dari larinya dan mendekat pada Soobin. "Kenapa kelakuan kelas gue hah? Coba sini ngomong yang jelas." Tanya dengan nada tinggi dan mata melotot, ngajak ribut.

"Woy sante, sante." Haechan ikut merinding dengan situasi sekarang.

"Apa lo, mau jelek-jelekin Heejin juga? sini ngomong depan gue. Kalo gak tau apa-apa tuh diem. Duduk berdua pas lagi pemanasan belum tentu mojok anjir!"

Perfect class of the year Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang