First Crush # 2

219 45 7
                                    

Kim Sowon, cukup cantik untuk seorang kutu buku yg juga pandai di kelasnya. Sayangnya gadis itu cenderung introvert dan tidak peduli dengan penampilannya sehingga ia tidak begitu menonjol di mata siswa laki-laki. 

Berbeda dengan Oh Sehun, si pujaan hatinya. Tidak ada yg tidak mengenal nama itu. Siswa paling tampan yg sangat pandai bergaul. 

Sejak dulu Sowon selalu ingin menyapanya tapi ia terlalu malu atau lebih tepatnya minder, karena Sehun begitu populer meski namja itu sebenarnya tidak pernah keberatan berteman dengan siapa saja. 

Dan itulah yg membuat Sowon makin menyukainya. 




Seperti dugaanya, semalam Sowon tidak bisa tidur nyenyak dan kini tepat pukul 7 ia sudah bersiap berangkat ke sekolah.

Tak lupa sebelum keluar rumah ia kembali mengecek keberadaan amplop putih di tasnya yg masih terselip rapi diantara buku catatan.












****










Pagi ini Sowon kembali menjadi yg pertama datang di kelasnya.

Sejak tadi yeoja itu hanya duduk di bangkunya sambil mengamati benda tipis berwarna putih yg ada didalam tasnya.

Sowon masih ragu untuk memasukkan surat itu sekarang atau nanti. Dan, ia pun menutup kembali tasnya mengurungkan niat itu. 

"Aaaah, molla ! Lebih baik aku piket dulu, aku akan memikirkannya nanti...", ucap Sowon bermonolog.









Pilihannya untuk menunda ternyata tidak percuma karena hingga pelajaran pertama selesai siswa bernama Sehun itu tidak muncul batang hidungnya. Sowon mendengar bahwa laki-laki itu absen karena sakit. 


"Jadi kau belum memasukkan suratmu ke dalam lokernya ?", tanya Yerin.

Saat jam istirahat Sowon dan teman-temannya seperti biasa menikmati makan siang di atap sekolah.

"Eoh. Aku lega sempat menundanya tadi pagi", jawab Sowon.

"Benar, akan sedikit berbahaya jika kau sudah menaruh surat itu", celetuk Sinb.

"Apa maksudmu ? Kenapa berbahaya ?", tanya gadis bernama Eunha.

"Yaa mungkin saja ada yg membuka loker Sehun...?"

"Maldo andwae. Semua loker kan punya kunci yg pasti dibawa pemiliknya", sela Yuju.

"Aku bilang mungkin saja. Bisa saja Sehun pernah lupa mengunci lokernya, atau ia bahkan menduplikat kuncinya dan dia berikan pada teman-temannya", ujar Sinb.

"Ya ! Imajinasimu itu terlalu berlebihan, eoh...", cibir Yerin.

"Eey sudah, sudah. Kenapa kalian malah meributkan lokernya. Ppali, selesaikan makan siang kalian", perintah Sowon yg gemas dengan kelakuan teman-temannya itu.












****










Bel panjang berbunyi, menandakan kegiatan belajar di sekolah hari ini sudah berakhir. Para murid pun berlomba-lomba membereskan buku-buku mereka dan bergegas pulang ke rumah masing-masing. 

Namun karena hari ini adalah jadwal piket Sowon, ia dan dua orang temannya tinggal lebih lama di kelas untuk bersih-bersih. 


"Sowon-ah, kami pulang dulu ya ?"

"Ah, ne. Hati-hati di jalan..."

Sekarang hanya tinggal Sowon disana, yg masih belum selesai menyapu.




Ralat . . . .

Sebenarnya ada satu orang lagi yg terlihat pulas tertidur di bangku pojok. Orang yg sama dengan yg beberapa hari yg lalu datang ke sekolah pagi-pagi untuk tidur. 

'Tunggu ! Bukankah dia juga piket hari ini ?', batin Sowon yg tiba-tiba teringat.

Tak ingin merasa dirugikan, Sowon lantas berjalan mendekati laki-laki itu untuk membangunkannya, berniat menyuruhnya meneruskan kegiatan menyapunya yg hanya tinggal separuh ruangan. 

"Cc-chogi, Wonwoo-ssi...", panggil Sowon pelan sambil mengetuk meja di depan laki-laki itu.

Sebenarnya Sowon sedikit takut. Ia belum pernah berbicara dengan Wonwoo sebelumnya. Menatapnya saja terasa menegangkan.

Wajahnya yg kaku dan dingin membuat  teman-teman sekelas pun segan mengajaknya berbicara.


Sowon menunggu beberapa saat, namun Wonwoo masih tidak bergerak sesenti pun. Ia lalu kembali mengetuk meja agak keras dan memanggil Wonwoo untuk kedua kalinya.

Dan berhasil, namja itu terusik sambil melenguh pelan.

"Wae....", gumamnya dengan mata terpejam.

"Ee, kau juga piket hari ini bukan ? Bisakah kau meneruskan tugasku, kau hanya perlu menyapu sedikit lagi", kata Sowon seramah mungkin.

Lalu kelopak monolid itu terbuka dan melirik ke arah Sowon. "Kalau begitu teruskanlah, tinggal sedikit kan ?", ucapnya ketus.

"Ne ? —A-ani gundae, selama ini kurasa kau belum pernah piket bukan ? Kau tidak bisa berbuat semaumu hanya karena kau menyandang peringkat pertama", protes Sowon tanpa menunjukkan emosinya.

"Berisik !"

Wonwoo lalu bangkit dan menyambar tasnya. "Kalau tidak ingin piket tidak usah melakukannya, kenapa repot-repot menyuruh orang lain..."

"M-mwo ? ——Y-ya, kau mau kemana ?!"

Sowon hanya bisa memandangi Wonwoo yg mendadak meninggalkannya tanpa bisa ia cegah.

Sowon benar-benar tak habis pikir namja itu malah menyalahkan dirinya lalu pergi begitu saja.

"Wah, apa hanya aku yg tidak tahu kalau dia itu sangat menyebalkan ? —Kenapa Sehun bisa bersahabat dengan orang sepertinya ?", monolognya sambil menghentakkan sapu ditangannya.

Tak ingin berlama-lama di kelas, usai menyelesaikan piket Sowon yg masih dilanda perasaan kesal dengan tergesa memasukan buku dan barang-barangnya ke tas lalu bergegas pergi. 







Tanpa Sowon sadari,  sesuatu terjatuh dari tasnya dan tergelincir hingga ke belakang kelas.












****










"Ah, sial ! Pasti tertinggal di kelas. Argh, ini gara-gara perempuan itu..."

Wonwoo lalu berbalik dan sedikit berlari menuju SMA Seoul. Ia baru menyadari pemutar musik berharganya tidak ada di tas dan kemungkinan masih tergeletak di mejanya, jadi mau tak mau ia harus kembali ke sekolah.


Setibanya di kelas Wonwoo sangat lega karena benda itu masih disana. Ia sudah berpikir kalau saja yeoja bernama Sowon itu sempat mengambilnya untuk membalas sikapnya tadi. 


"Hm ?", gumamnya ketika melihat sebuah amplop tergeletak di bawah kursinya. 

Ia lantas membungkuk mengambil benda itu dan langsung membukanya.

Jangan salahkan dia karena kecerobohan pemilik amplop itu yg tidak memberi perekat. 





Satu sudut bibir Wonwoo terangkat cukup tinggi setelah tuntas membaca semua tulisan di kertas yg ada di dalam amplop itu.

"Hh, Kim Sowon...?"











bersambung   

Mini Series Sowon Ft BB IdolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang