Bab 21

207 29 1
                                    

Clara masih asik menyusuri jalan yang sudah diberikan instruksi Daris seorang perempuan pedagang tadi. Tapi karena banyaknya persimpangan dan celah bangunan ia malah semakin kebingungan.

"Wah, ini lebih sulit dari perkiraan ku" ucap nya

"Dia mencari apa?" Tanya salah satu orang yang mengikuti Clara pada temannya yang tadi mencari tahu Clara menanyakan apa pada para pedagang.

"Dia mencari Yeda"

"Yeda? Siapa itu?"

"Aku dengar dia seorang pelukis"

Mereka kembali mengamati Clara dari daerah tersembunyi mereka. Mengantisipasi saat yang tepat untuk menyekap gadis itu dan menyerahkan pada orang yang akan membayar mahal akan gadis itu bahkan jika dalam bentuk jasad. Keadaan pasar yang ramai tentu tidak mempermudah mereka untuk langsung menyekap.

"Astaga! Kenapa aku sepanik ini!" batin Alveno sambil memacu kudanya dengan cepat, ia tak bisa berfikir jernih jika dirinya terlambat. Status Clara sudah sangat bahaya sejak menyelamatkan dirinya dari kematian. Sejak kejadian itu dia sudah berjanji pada dirinya untuk menjaga Clara seperti menjaga nyawanya sendiri.

"Pangeran! Kita tidak bisa masuk dengan terburu-buru ke tengah pasar. Nanti akan menjadi pusat perhatian. Clara akan semakin bahaya jika tahu kau melindungi nya! Dia akan menjadi sasaran lebih banyak musuh!" Teriak Ozey dari samping Alveno. Mereka menunggangi dua kuda yang berbeda

"Aku akan berhenti dijalan masuk"

Mereka telah sampai di gerbang masuk pemukiman Avan yang ramai karena banyaknya pedagang disana. Ia segera turun dan meninggalkan Ozey yang harus mengurus kuda mereka berdua terlebih dahulu.

"Clara... Kau dimana" batin Alveno tak tenang. Matanya terus mengeksplor sekelilingnya. Dia yakin Clara sudah masuk terlalu jauh ke dalam sehingga ia semakin mempercepat langkahnya. Ozey yang sudah mengikuti mencari kearah yang berbeda. Entah dimana anak buahnya itu pergi.

"Permisi, apa kamu tahu tempat tinggal pelukis Yeda?" Tanya Clara pada seorang ibu-ibu yang lewat. Perempuan itu langsung menunjuk kearah persimpangan lagi yang membuat Clara kesal dan menampilkan senyum terpaksa. Sepertinya perjalanan semakin susah.

"Bagus! Itu arah ke persimpangan yang sepi. Cepat kesana dari jalan pintas!" Ucap para penguntit Clara. Mereka segera beranjak namun ada beberapa orang yang menghadang mereka.

"Minggir"

"Kalian harus ikut kami" ucap 4 prajurit yang menyamar

"Oh yah?"

Hanya percakapan singkat sebelum mereka saling bertarung ditempat yang tak ramai. Karena jumlah penguntit itu lebih banyak beberapa yang lain tetap melancarkan rencana mereka.

Alveno yang sudah mencari dengan terburu-buru akhirnya melihat Clara dari jauh, ia segera mengejar Clara yang entah menuju kemana.

"Sial! Dia benar-benar dikejar" umpat nya melihat ada beberapa laki-laki dengan gestur aneh mengintip dan mencari arah lain untuk mengikuti Clara.

Dengan sigap Alveno mengejar Clara agar lebih dahulu bersua sebelum para penguntit.

"Kenapa disini sepi? Ah... Aku tidak bisa lewat sini" batin Clara yang sudah mulai takut dan merasa tak enak melihat jalannya. Ia beralih pada persimpangan lain untuk mencari jalan yang lebih ramai, tentu saja jalan itu jalur lain dan berbeda dengan jalur sebenarnya.

"Hump!!!"

Saat Clara berjalan tiba-tiba ada seseorang datang menutup mulutnya, badannya terasa melayang dengan tangan seseorang yang melingkar di pinggangnya.

Moon EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang