Bab 15

226 31 0
                                    

Clara masih terdiam menatap Givan, Ozey dan Charlos yang berlari mengejar penjahat itu.

"Hahh?!"

Clara tersadar dan langsung menutup mulutnya karena terkejut

"Jangan bilang... Alveno kena racun bunga itu"

Di sebuah ruangan pengobatan Alveno sudah terduduk dengan wajahnya yang mulai memucat, tangannya diikat dibagian atas luka agar racun dari panah itu tidak menyebar dengan cepat. Tabib istana dan Diva berusaha mengobatinya.

Brakkkkk

Pintu ruangan pengobatan didobrak tiba-tiba, disana sudah ada Clara yang panik dan berlari mendekati Alveno.

"Gimana tangannya Div?"

"Tangannya kena racun dari panah, racun dari bun..."

"Olender" potong Clara, Diva mengangguk membenarkan Clara

Tatapannya ia alihkan pada Alveno yang mulai tidak bertenaga, Alveno tidak tahu racun apa yang sebenarnya berada di badannya. Hanya tabib Telo sang tabib istana, Diva dan Clara yang tahu. Karena racun langka itu tidak terlalu terkenal dikalangan umum, hanya para tabib yang sangat mengenal tumbuhan itu. Sedangkan Clara tahu itu karena dulunya dia suka mengoleksi bunga dan mempelajari bunga beracun sekalipun.

"Kau tahu obatnya kan?" Ucap Clara

"Obatnya? Clara apa kau tidak ingat?"

Clara menatap mata Diva mencoba mengerti maksud temannya itu. Tabib Telo sedang membuat ramuan yang Clara sendiri tak tahu itu untuk apa.

"Belum ada obatnya La, hanya ada penghambatnya. Kecuali Dengan sihir Hamze" ucap Diva berbisik, ia takut Alveno panik.

"Lalu mana Hamze? Panggil dia sekarang"

"Dia sedang diluar, sejak dua hari yang lalu bersama saudara perempuan nya"

Para prajurit istana juga sudah pergi untuk mencari Hamze atas suruhan Givan. Sedangkan Givan dan Ozey sendiri tidak tahu sudah dimana Sekarang.

"Apa ini penawarnya?" Tanya Alveno menerima ramuan yang sudah tabib Telo buat. Sang tabib hanya mengangguk.

"Racun apa yang ada di tubuhku?"

Semua hanya diam sampai ratu Angelina yang tadinya asik menyulam datang dengan beberapa tabib desa yang sengaja dicarinya dengan cepat.

"Cepat cari obatnya, lakukan apa yang  kalian bisa" ucap ratu Angelina. Semua tabib mulai sibuk memikirkan cara dan memeriksa Alveno

"Racun apa yang ada di tubuhku?!!" teriak Alveno dengan sisa tenaganya

"Tenang saja, kau akan selamat. Acara besok harus dibatalkan"

"Racun apa ma?" Tanya Alveno lagi

"Racun dari bunga...."

"Sebahaya apa?"

"Nyawamu, jantung mu bisa berhenti malam ini kalau tidak ada penghambat racunnya" ucap Clara tiba-tiba. Tatapan menusuk dari semua orang diruangan langsung menuju Clara.

Alveno tersenyum miris, ia tak menyangka akan cepat mati seperti ayahnya. Bahkan sebelum dia menjadi raja.

"Penawar nya belum ada? Kalau begitu,..." Ucapan Alveno terhenti

"Ada, bunga Licos dan bunga Porile, ditambah sedikit herbal yang sudah ada disini" sambung Clara

"Bunga apa itu? Aku baru mendengarnya"

"Hah? Apa gak ada disini?"

"Kami baru mendengar ada nama bunga seperti itu" ucap tabib Telo

"Nggak mungkin, di masa depan aja ada nggak mungkin disini nggak ada. Pasti mereka mengabaikan bunga liar itu. Mungkin ada di hutan" Batin Clara

Moon EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang