"Sampai kapan? Hah? Sebentar lagi identitas ku sebagai gadis terpilih juga akan usai. Dan aku jelas tidak mau menjadi selir. Okeh? Kau tahu itu kan?" ucap Clara pada Alveno
"Maka jadilah permaisuri ku" batin Alveno tidak sanggup mengatakan
"Argh! Sekarang aku harus tidur di istana ini lagi?" Ucap Clara.
Alveno kehabisan kata-kata, ia tidak bisa mengatakan dan meminta Clara untuk menjadi permaisuri nya begitu saja. Itu sebabnya ia hanya mengatakan itu dalam hati. Lagi pula selama ini Alveno selalu memperlakukan Clara seolah ia jijik dan kesal dengan gadis yang tergila-gila padanya itu. Tapi sekarang ia malah menyukai Clara tanpa alasan. Tepatnya semenjak ia melihat Clara di hutan ia merasa Clara berbeda.
"Aku akan memikirkan cara agar kau bisa dilindungi sampai kami menemukan penjahat itu" ucap Alveno
Clara diam sebentar berusaha menerima kenyataan dan berfikir sejenak. Ia pun melangkah masuk kedalam istana untuk pergi istirahat, hari sudah mulai gelap sedangkan ia bahkan belum mandi.
"Kau tidak minta maaf padanya?' tanya Alveno pada Ozey
"Tentu aku akan minta maaf, nanti tidak sekarang. Ia sedang tempramen jadi aku akan mencari waktu yang tepat"
"Baiklah"
"Tunggu!" Cegat Ozey menghentikan Alveno yang hendak pergi
"Apa??"
"Apa rencana mu? Clara tidak mungkin terus-menerus di istana belum lagi penasehat Sam yang akan keheranan. Jika kita cerita kan tentang Clara yang dalam bahaya dia pasti mengerti tapi juga pasti panik. Tidak ada yang mudah jika sudah tersangkut paut dengan Istana"
Alveno sangat setuju dengan pendapat Ozey
"Aku tahu, aku akan memikirkan ide lain. Untuk sementara biarlah seperti ini" ucap Alveno. Ia segera pergi meninggalkan Ozey setelah mengatakan itu.
Dikamar yang sudah ia tempati lumayan lama seolah kamar sendiri, Clara sudah selesai membersihkan dirinya. moodnya sedikit buruk dikarenakan dirinya yang kini terpaksa harus mengikuti perintah kerajaan.
"Sejak kapan aku mau diatur? Hah? Sejak kapan aku nurut ke perintah orang?" Ucap Clara sendiri seolah ia tak terima dengan keputusan Alveno
Namun Clara memikirkan dirinya yang dikejar para penjahat tadi siang dan juga kisah novel dan film kerajaan yang pernah ia tonton. Pikirannya pun berubah menjadi rasa takut akan sistem kerajaan dan kejahatan yang ada di dunia seperti ini.
"Ck, kemana dayang disini? Aku masih lapar"
Saat Clara mandi tadi seorang dayang mengantarkan makan malam seperti biasanya, dan ternyata Clara masih lapar, karena kebanyakan masakan yang dihidangkan tadi merupakan seafood, Clara tidak suka itu dan tidak memakannya.
Karena lapar dan juga bosan Clara memutuskan keluar untuk mencari dapur sekaligus jalan-jalan. Setidaknya ia sudah lumayan hapal jalanan yang sudah sering ia lewati. Istana Orion ini sangat luas dan yang Clara tahu hanya bagian istana yang pernah bersangkutan dengannya seperti kamar nya dan kamar putri terpilih, kamar pangeran Alveno, ruangan para petinggi kerajaan, dan juga perpustakaan. Clara belum pernah pergi ke dapur tapi yang ia dengar dapur ada di lantai bawah.
Beberapa dayang tampak berlalu lalang sedang melaksanakan pekerjaan nya, sesekali mereka melirik Clara yang tiba-tiba ada disana.
"Permisi nona" ucap seseorang
"Ahh, hai"
Perempuan yang tidak memakai baju yang sama dengan para pelayan itu menaikkan sebelah alisnya karena keheranan dengan sapaan Clara yang disertai tangan kanan yang diangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Eclipse
Fantasy[Fantasy-Romance] Clara : Gadis biasa yang terjebak didunia berbeda, memiliki sifat pemberani, pintar dan melakukan apapun yang dia suka. Alveno : Pangeran kerajaan Orion yang tampan dan disukai rakyatnya. Sayangnya ia bersifat songong, pemarah dan...