22

27 1 0
                                    

Pagi hari Kia kini di awali dengan dengkusan sebal. Bukan tanpa sebab dia sebal seperti ini, dia sebal karena tidur nyenyaknya harus di ganggu dengan mimpi yang sangat dia benci. Mimpi tentang masalalunya yang sudah dia kubur dalam-dalam itu  mulai kembali menganggunya dan itu sangat mengganggu. Di tambah lagi cuaca pagi ini yang nampak mendung di luar sana semakin membuat Kia sebal. Sebenarnya dia bukan pembenci hujan tapi dia benci dengan hawa dingin yang serasa menembus kulitnya itu. Ya Kia benci dingin. Dia mendengkus, memikirkan itu semua membuat moodnya tambah buruk saja.

Tak mau berlarut-larut dalam pikirannya, Kia lebih memilih untuk beranjak dari peraduannya. Sebelum dia memulai aktivitasnya, Kia terlebih dulu membereskan kasurnya yang berantakan sehabis dia pakai. Bantal guling dia tata sedemikian rupa tak lupa dia melipat selimutnya yang entah kenapa bisa jatuh dari kasur. Selesai dengan aktivitasnya Kia kemudian melangkahkan kakinya ke arah lemari, lebih tepatnya ke arah gantungan pakaian. Tangannya terjulur meraih handuk yang tersampir rapi di gantungan, setelah itu kakinya mulai melangkah kembali menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

-_-_-_-_-_-

Tigapuluh menit Kia habiskan untuk membersihkan diri. Nampak pintu kamar mandi itu terbuka menampakan sosok Kia yang sudah segar dengan handuk yang masih setia melilit tubuh dan juga kepalanya. Keluar dari kamar mandi tubuhnya dia bawa ke arah lemari, di bukanya pintu lemari itu yang langsung  menampakan berbagai macam jenis pakaian yang Kia punya. Perlahan namun pasti tangan Kia membuka lilitan handuk di tubuhnya menyisakan tubuh telanjangnya di depan lemari yang terbuka. Dia tak perlu malu atau pergi ke kamar mandi lagi untuk sekedar berpakaian menurutnya itu akan memakan waktu. Toh, di kamar ini hanya ada dia jadi, dia tak perlu malu untuk sekedar telanjang di kamarnya sendiri.

Selesai berpakaian kini Kia melangkah menuju meja rias yang ada di sebelah kanan lemari pakaiannya yang hanya di batasi oleh laci kecil saja untuk memisahkannya.
Dia duduk di depan meja rias itu, tangannya sibuk membuka lilitan handuk di kepalanya, setelah kepalanya terbebas dia kemudian mengambil hairdrayer untuk mengeringkan rambutnya yang basah sehabis keramas. Di rasa sudah mulai mengering, dia kemudian mengambil sisir untuk merapikan rambutnya. Setelah rapi kini tangan Kia terjulur untuk mengambil pelembab wajah dan pelembab bibir.

Hampir duapuluh menit waktu yang Kia habiskan untuk bersiap-siap. Kini dia sudah siap untuk berangkat. Kia mengambil ranselnya yang berada di atas meja belajar tak lupa dia juga menyambar hoodie miliknya kemudian memasukkannya ke dalam ransel untuk berjaga-jaga jika di luar sana mulai terasa dingin. Di kalungkannya ransel itu kepundaknya setelah itu dia bergegas untuk turun.

-_-_-_-_-

"Pagi pa..." Sapa Kia saat sudah sampai di meja makan.

Dia mendekat ke arah Arwan sang papa kemudian duduk di sampingnya. Tak lupa Kia juga menyematkan kecupan singkat di pipi sang papa.

"Pagi sayang" Balas Arwan tak lupa dengan senyum manisnya yang dia tujukan pada putri tercintannya.

"Mama sama kakak nggak kamu sapa Ki?" Ujar Ajeng.

Kia mendengkus mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Ajeng. Pintar sekali ektingnya pikir Kia. Tak mau berlarut-larut dan membuat papanya marah akhirnya Kia memilih untuk mengalah.

"Pagi ma.....pagi kak" Sapanya malas yang di jawab dengan apik oleh Ajeng dan putrinya.

Arwan hanya menggeleng melihat kelakuan putrinya ini. Sedikitnya dia tahu jika Kia masih tidak mau menerima keberadaan Ajeng dan putrinya walau dia sudah berulang kali menjelaskan dan membujuk Kia untuk menerima semua yang telah terjadi pada keluargannya dulu dan menerima Ajeng serta anaknya sebagai sebuah keluarga.

"Kamu liburan kali ini mau kemana sayang?" Tanya Arwan pada Kia. Dia tidak mau suasana canggung ini terus berlarut-larut.

"Nggak tahu pa, kayaknya Kia liburan kali ini sama temen-temen deh pa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SWETT & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang