1. Awal

1.2K 120 6
                                    

"Semua ini bukan keinginanku. Tetapi hati sudah terlanjur sakit, sehingga ingin melihatnya tersiksa."

@Freyana Dollan

______________________________________

"Jangan deket-deket!"

"Jangan pegang Tas mahal gue!"

"Ihhh... jaga jarak!"

Ocehan itu dengan gampang keluar dari mulutnya. Jadi, jangan heran melihat tingkah seorang Freyana Dollan yang egois, sombong, galak dan masih banyak lagi. Tetapi semua murid SMA Cakrawala sekaligus sekolah ternama di Jakarta, tidak bisa membantahnya.

Ayolah, siapa yang tidak kenal dengan Freyana Si Ratu Mayoret sekolah, dia terkenal dengan paras cantik dan body seperti seorang model.

"Apa lo liat-liat? gue colok tuh mata," ucap Freyana emosi kepada seorang nerd yang terus melihatnya heran. Bagaimana tidak heran, tidak ada hujan dia memakai payung berwarna pink dengan tujuan agar tidak terkena sinar matahari yang dapat membakar kulit mulusnya. Katakan saja itu lebay, emang iya.

Dengan muka kusut Freyana terus berjalan angkuh menuju Istananya, yaitu kelas.

Brak.

Tidak sopan. Itu yang pantas julukan bagi Freyana. Orang pintu di buka dengan tangan, tapi tidak berlaku baginya. Malah dia menendang pintu itu keras sesuka hatinya. Tingkahnya ini berhasil mengagetkan kedua temannya yaitu Raya dan Sella, yang tengah asik memainkan Hpnya.

"Ish setan...!!" umpat Raya kesal.

"Kampret," gerutu Sella.

Semua itu tak di hiraukan oleh Freyana. Dia duduk menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan. Ada yang tidak beres.

"Muka lo kusut banget. Kenapa?" ucap Raya hati-hati.

"Astaga. Gak mungkin," Freyana memijat pangkal hidungnya dengan tampang putus asa.

"Kenapa sih?" kini giliran Sella yang bertanya.

"Ish... Nenek lampir hamil." Raya dan sella meringis mendengar ucapan temannya ini. Nenek lampir yang di maksud Freyana adalah Ibu Tirinya yang paling dia benci seumur hidupnya.

"Terus sekarang lo mau apa?" Raya tau, Freyana tidak akan tinggal diam. Mendengar itu Freyana mengangkat kepalanya dan tidak lupa dengan senyuman liciknya.

"Ada deh." Raya dan Sella ngeri melihat tingakah Freyana.

"Lo gak ada niatan buat gugurin dia kan?" ucap Sella hat-hati. Freyana berusaha mencerna kata-kata itu.

"Menurut gue jangan deh! Ibu Tiri lo baik---ehh," belum saja Raya menyelesaikan ucapannya, Freyana menatapnya tajam, seolah-olah itu adalah ancaman.

"Ini hidup gue. Lo berdua jangan ikut campur!" setelah mengatakan itu Freyana bangkit dan pergi entah kemana. Raya dan sella saling bertatapan penuh arti, sepertinya pemikiran mereka berdua sama. Tetapi siapa yang tau, hanya Freyana dan Tuhanlah yang tau.

***

Kringg...

Bel pulang berbunyi. Semua siswa-siswi SMA Cakrawala berbondong-bondong keluar untuk pulang, begitupun Freyana.

Dia membuka payung berwarna pinknya dengan percaya diri, dan berhasil menjadi pusat perhatian.

"Minggir... jaga jarak!!" ucapnya angkuh saat teman sekelasnya tidak sengaja menghalangi jalannya.

Dengan anggun Freyana dan kedua anak buahnya menyusuri koridor sekolah menuju tempat parkir di mana mobil mahalnya disana.

"FREY!!!" teriak salah satu teman Club Marching Band. Dia Asyla.

"Apa?"

"Sekarang latihan Marching Band buat lomba perwakilan sekolah kita. Lo lupa yah?" Mendengar itu Freyana memutar bola matanya malas.

"Gue Absen," ucapnya tanpa dosa.

"Jangan gini dong. Ini demi sekolah ki---" Freyana menarik kerah seragam Asyla dengan emosi. Dia tidak suka orang yang menentang semua keinginannya.

"Sekali lagi lo ngomong. Gigi lo besok gak ada semua." Asyla mengangguk-anggukan kepalanya takut, bahkan matanya sudah berkaca-kaca. Freyana menghempaskannya, sehingga terjatuh ke lantai dan melenggang begitu saja.

****

"Non sudah pulang?" Freyana tidak mengubris perkataan pembantunya, bahkan menatap pun tidak. Dengan angkuh dia berjalan ke dalam rumah.

Freyana menghempaskan badannya ke sopa, Sungguh hari yang melelahkan batinnya berbicara.

Dia harus memikirkan cara soal Ibu Tirinya yang hamil. Dia ingin menjadi anak satu-satunya, tidak ada yang boleh menggantikannya atau menduakan kasih sayang Ayahnya.

"Biii... Jus Jeruk!!" teriaknya.

"Iya non bentar," Bi Nina dengan terpogoh-pogoh membawa Jus itu cepat, takut Nona mudanya marah besar.

"Ini non!" Freyana meminum Jus itu dengan raut kesal. Bi Nina menunduk takut yang di tatap seperti itu.

Pranggg...

Suara bantingan gelas. Bi Nina kaget bukan main, apa kesalahan dirinya sampe Nona Mudanya marah? Pecahan gelas dan Jus berserakan dimana-mana.

"Gak becus. Ini kemanisan," ucap Freyana emosi.

"Maaf non, Bibi gak tau," Ucap Bi Nina dengan penuh rasa bersalah.

"Bi ada apa ini? kok berisik," tanya Laras, Ibu Tiri Freyana.

Laras turun dari tangga, menatap Freyana dan pembantunya heran. Dia tidak melihat bahwa lantai bawah sudah penuh dengan pecahan kaca dan basah. Saat undakan terakhir, laras tidak sengaja menginjak pecahan gelas yang lumayan besar dan....

Bugg.

"Akhhh... " suara teriakan Laras. Freyana gelagapan bingung.

"Astagfirullah nyonya," histeris Bi Nina yang melihat majikannya terjatuh dan tidak lama darah segar terlihat dari selangkangnya.

"Non... hubungi Tuan Non!" ucap Bi Nina panik. Air matanya sudah mengalir deras. Freyana tidak bergeming sama sekali. Matanya fokus melihat darah yang sudah mulai banyak, pikirannya kosong. Apakah dia harus membantu Nenek Lampir itu atau tidak?

"Non!!" panggil Bi Nina lagi.

Memori saat meninggal Bundanya terulang di kepala, refleks Freyana meremas roknya. Dia tidak tega, tetapi dia juga ingin melihat orang yang telah membuat Bundanya meninggal menderita.

"Akhh... anakku," ringisan Laras sangat jelas terdengar olehnya.

Bibir Freyana tersenyum, tetapi hatinya sakit. Bi Nina semakin mengeraskan tangisannya melihat reaksi Nona mudanya. Dia terpogoh-pogoh menelpon Tuan besarnya dengan Telpon rumahan.

"Tuan hiks... nyonya besar jatuh hiks..." ucapan itu berhasil menjadi pusat perhatian Freyana. Dia meremas roknya kuat. Ini bukan rencananya, ini bukan yang dia inginkan. Pasti kesalah pahaman akan ada. Dia terus memandangi Ibu Tirinya ini dengan berbagai rasa.


______________________________________

Sampurasun Akang Teteh!!!

Semoga suka. Jangan lupa Vote And commen😉
Salam manis buat para pembaca.

The Majororet Queen [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang