29. Bukan gadis?

509 82 2
                                    

Panas. Itu yang tengah Bagas rasakan sekarang. Tidak hanya body, tapi hatinya juga.

Penyebabnya bukan patah hati. Tetapi rasa sayangnya terasa di hianati oleh sosok yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri.

Setelah tidak sengaja mendengar percakapan Freyana dan Jali tadi. Bagas langsung mencari Eka, lalu menyeret paksa wanita itu, tanpa peduli Danu menatapnya tajam.

"Bagas sakit!"

Entah yang ke berapa kalinya Eka mengulangi kata itu, namun Bagas hiraukan. Lelaki itu terus menyeret Eka ke belakang gedung sekolah yang sangat sepi.

Eka terus merintih, karena tangannya yang di cekram erat. Hati wanita itu tidak tenang. Sebenarnya Bagas kenapa?

Dia yakin setelah mendapat cercaan dari Bagas, setelahnya pasti mendapat amukan dari om nya. Melihat kelakuan om nya yang posesif, sudah tidak di ragukan lagi.

Bruk.

Eka terhempas lumayan keras. Semarah itu kah Bagas?

"Punya hubungan apa lo sama si Danu?"

Eka mematung. Bibirnya kelu untuk bicara. Secepat inikah?Batinnya.

"Jawab!" bentak Bagas. Eka mulai terisak.

"Maaf." Bagas menghembuskan napasnya kasar. Dia muak mendengar jawaban Eka yang selalu maaf, maaf, dan maaf.

"Lo itu beneran pinter gak sih? Lo juga pasti bisa ngebedain mana yang bener, mana yang salah. Itu si Danu, Eka! OM LO!" Bagas melemas. Tubuhnya merosot ke tanah. Eka tergugu, sementara Bagas meresapi besarnya rasa kecewa.

Bagas merasa, dirinya tidak berguna. Kenapa harus dari orang lain dia mengetahui ini, entah kebohongan apalagi yang di sembunyikan Eka padanya.

Bagas menatap Eka dingin.

"Kebohongan apa lagi yang lo sembunyiin dari gue heh?!" tanya Bagas terkesan mendesak. Eka tidak menjawab, bernafas saja susah apalagi bicara.

Bagas berusaha sabar. Dia baru menyadari satu hal, pantas saja Danu selalu menatapnya nyalang tidak bersahabat setiap berpapasan dengannya. Bagas mulai curiga kepada Eka, apakah wanita itu masih gadis? Melihat vidio viral yang lumayan panas, di tambah tinggal serumah. Di luar saja, dua manusia itu berani, apalagi di dalam.

Entahlah. Bagas akui, otaknya penuh dengan hal-hal negatif. Sumpah, Bagas tidak terima ini.

Lelaki itu beringsut maju, wajahnya kentara sekali tengah frustasi.

"Lo masih perawan?" tanya Bagas berbisik. Eka menggigil takut, dimatanya sekarang Bagas menyeramkan.

Bagas memegang bahu Eka, menuntut sebuah jawaban.

"JAWAB EKA!" Eka hanya bisa memejamkan mata mendapat bentakan itu.

Bagas tersenyum culas, keterdiaman Eka menyimpulkan, bahwa wanita itu sudah bukan gadis lagi.

"Percuma punya otak pinter. Seharusnya, lo itu belajar dulu mana haram, wajib, sunah. Sebelum ke Ekonomi, Matematika, Geografi yang lo ikutin olimpiadenya sampe tingkat-tingkat nasional!" Cerocos Bagas tidak peduli itu kata-kata menyakitkan. Emosinya sedang memuncak.

"Dari kelas berapa lo gak perawan? Seenak gitu yah sampe gak bisa nolak? Orang pendieum ternyata lebih buas dari pada yang bar-bar. Buktinya ini! "

Plak.

Eka menampar Bagas untuk yang pertama kalinya.

Sudah habis kesabaran dirinya saat ini. Bertaun-taun dirinya mencintai Bagas dalam diam, namun dia pendam agar tidak merusak pertemanannya. Sayangnya, lelaki itu hanya menganggap dirinya sebagai adik, dia hanya bayang-banyang adik Bagas yang sudah meninggal.

Namun bukan namanya Eka, dia akan bersabar demi tetap bersama dengan Bagas. Kekecewaan kembali hadir saat Freyana datang. Lelaki itu tertarik dengan Freyana, sampai dia bukan lagi prioritas.

Kurang apa Eka selama ini?

"Aku emang udah gak perawan. PUAS?!"

___________________________________

Hello gengsss...
Seru gak?
Jangan setengah-setengah bacanya ya... tungguin terus kelanjutannya!

Jangan lupa tinggalkan jejak👣
Dadah👋

The Majororet Queen [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang