12. Karma?

558 85 7
                                    

"Kok Jali khawatir sama Bagas yah?" ucap Jali sambil menggigit kukunya. Bagas yang sedang memejamkan matanya pun terbuka. Mereka berempat tengah duduk lesehan di pojokan kelas, itu sudah kebiasaan jika sedang jamkos.

"Khawatir napa?" tanya Tuti penasaran. Tuti tengah membaca Komik kesukaannya. Mendengar Tuti bertanya, Jali memutar bola mata galak.

"Gas, kok Jali khawatir yah? Jo! Ada jampe-jampe gak supaya Jali gak khawatir lagi?" Bagas tidak mendengarkan sama sekali ocehan Jali. Dia memejamkan matanya kembali, sambil memikirkan rencana untuk mendapatkan Freyana.

"Sholat," jawab Jojo singkat dan datar. Disini Tuti merasa di acuhkan.

"Lo khawatir kenapa Jal?" tanya Tuti lagi berusaha sabar.

"Selain sholat?" tanya lagi Jali kepada Jojo mengabaikan Tuti.

"LO KENAPA SIH?" Semua menatap Tuti bingung. Kalian tau gak? Posisi Jali sama Tuti tuh tidak meng-enakan. Tuti mengururung Jali dengan kedua tangannya dan disudutkan ke tembok. Kaya di film-film gitu.

Pletak.

"Dosa woy, dosa!" Ending deh gara-gara Jojo. Jali yang masih kaget refleks memegang dadanya sendiri. Sementara Tuti gelagapan malu.

"Hha...kalian bertiga tuh kaya cinta segitiga yang kepergok selingkuh," celetuk Bagas ngakak. Iya juga sih.

"Jantung Jali tuh, celedat-celedut aw-aw gitu. Kenapa Gas?" Kau terlalu polos Jal.

"Dieum deh lo!" Peringat Tuti malu.

"Jali gini juga gara-gara Tuti!"

"Ayo ke KUA! gue jadi penghulunya," sarkas Jojo tak santai. Tuti menyipitkan matanya galak mendengar perkataan Jojo.

"Ih udah! Jali tuh khawatir sama Bagas, takut kena karma." Semua menatap Jali heran. Bagas yang mendengar itu pun langsung terperanjat kaget.

"Karma apaan?" tanya Bagas tidak sabaran.

"Bagas itu sekarang kaya fakboy. Jali takut Bagas kena karma!"

"Lo udah miring kayanya, gara-gara gak live instagram yah?" Tuding Tuti sok tau. Jali memalingkan mukanya tak suka.

"Bagas tuh pilih Eka atau Frey-Frey itu sih?" tanya Jali mengabaikan pertanyaan Tuti. Jojo menahan tawa mendengarnya. Jangan tanyakan Tuti, hidungnya sudah kembang kempis.

"Lo ngawur ah!" Sela Bagas sambil terkekeh.

"Jali serius Bagas Septo Anggara!"

"Bisa gak jangan sebut nama tengah gue!" ucap Bagas kesal. Jali merenggut. Sementara Tuti dan Jojo sudah jengah melihatnya.

"Bagas ih! Pilih Eka atau Frey?" Keukeuh Jali. Bagas bingung. Eka sahabatnya, sementara Freyana sudah menjadi target kekasihnya. Entah ini benar-benar cinta atau tidak kepada seorang Freyana. Namun dia merasa ingin memiliki Freyana dan tak rela orang lain mendapatkannya.

"Gue gak bisa milih. Eka sahabat gue, Freyana orang yang gue sayang." Mendengar itu Jali menggigit kukunya risau.

"Tuh kan. Awas kena karma!"

"Ente serius gak sih sama Freyana itu? Rasanya aneh deh baru kenal beberapa hari udah cinta gitu." Perkataan Jojo berhasil menohok hati Bagas. Dia juga bingung, apakah ia benar-benar cinta dengan murid baru itu? Sebagai balasan, Bagas mengedikan bahunya tidak tau.

Tuti menghela nafas kasar. "Lo jangan jadi laki-laki bajingan napa!" Jojo mengangggukan kepalanya membenarkan. Jali menggigit kukunya makin dalam.

"Gue bingung," jujur Bagas.

The Majororet Queen [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang